Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beberapa negara-negara berkembang kurang menyadari bahwa usaha untuk memajukan dan perluasan berbagai sektor haruslah sejajar dengan pembangunan dan pengembangan sektor industri. Sesungguhnya adalah naïf untuk memilih salah satu saja karena kedua sektor tersebut berkaitan erat, sektor industri yang lebih maju dibutuhkan oleh sektor lainnya, karena hal ini berhubungan dengan kehidupan rakyat banyak dan sangat dibutuhkan, sehingga pengelolaannya harus benar-benar untuk konsumsi masyarakat. Dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan global pada masa yang akan datang, kegiatan sektor industri dituntut untuk lebih mampu mendukung kesinambungan pembangunan nasional dalam rangka peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dan untuk menopang semua pertumbuhan sektor industri tersebut, maka salah satu caranya adalah dengan meningkatkan infrastruktur. Infrastruktur adalah merupakan bangunan fisik untuk kepentingan umum dan keselamatan umum seperti jalan, jembatan, irigasi, air bersih, sanitasi dan berbagai bangunan pelengkap kegiatan lainnya. Ini juga dapat menekan dan mengefisiensikan biaya ekonomi setiap kegiatan sektor industri. Dengan perkataan lain, biaya ekonomi yang ringan atau efisien merupakan faktor pengaruh penentu sebagai perangsang pertumbuhan Universitas Sumatera Utara 15 sektor industri suatu negara atau bangsa yang sekaligus merupakan faktor pendukung dalam mencapai kemakmuran bangsa atau negara tersebut. Jadi jelaslah, bahwa peran infrastruktur merupakan salah satu faktor yang penting bagi kegiatan sektor industri, baik kecil, menengah atau skala besar. Dan pembangunan infrastruktur sudah merupakan suatu kewajiban Pemerintah bersama-sama pihak swasta untuk membangun dan meningkatkannya ke arah yang lebih baik lagi. Infrastruktur adalah sebagai penopang pertumbuhan sektor industri, jadi dapat dibayangkan bagaimana bila infrastruktur tersebut tidak ada, kerugian yang akan diderita dari sektor industri tersebut akan besar dan mengganggu jalannya pembangunan di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Waktu tempuh yang lama merupakan bagian dari biaya kegiatan ekonomi dan merupakan salah satu pengaruh pada daya saing, infrastruktur juga berperan dalam penciptaan keamanan di masyarakat, khususnya keamanan kegiatan transportasi. Jalan dan jembatan adalah beberapa infrastruktur yang paling penting didalam mendukung kegiatan pertumbuhan sektor industri di Sumatera Utara, hal ini dapat dilihat dimana jalan dan jembatan merupakan jantung transportasi darat yang dibutuhkan suatu daerah untuk masuk dan keluarnya dalam membawa dan mengantar komoditi yang diperlukan di daerah Sumatera Utara dan daerah lainnya. Dimana kondisi jalan dan jembatan di Provinsi Sumatera Utara selama ini masih banyak dalam kondisi yang rusak, serta banyaknya daerah yang belum terjamah oleh pembangunan dan terlayani dengan baik oleh transportasi sehingga Universitas Sumatera Utara 16 Daerah Tingkat I Sumatera Utara membuat suatu kebijakan pembangunan untuk memperbaiki dan memelihara jalan yang sudah ada serta membuka jalan darat lainnya yang dapat menghubungkan suatu daerah ke daerah lainnya agar lebih cepat. Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah yang kewenangannya diserahkan kepada daerah, sentralisasi menjadi desentralisasi, pendekatan top down menjadi bottom up. Sumber-sumber penerimaan daerah yang merupakan pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain sebagainya mendukung pembangunan yang sedang dan akan dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Menyimak kondisi infrastruktur jalan dan jembatan, sebagaimana dikemukakan diatas, tergambar jelas adanya tanggung jawab Dinas Jalan dan Jembatan untuk menyikapi dengan cara meningkatkan dan memperbaiki jalan- jalan tersebut menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menuangkannya di dalam penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Alokasi Dana Pembangunan Jalan dan Jembatan Terhadap Sektor Industri di Propinsi Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah