Isu-Isu Infrastuktur Infrastuktur dan Ekonomi

25

2.2.2 Isu-Isu Infrastuktur

Persoalan infrastuktur merupakan persoalan kompleks karena hampir semua disiplin terlibat. Berikut ini beberapa dari sangat banyaknya persoalan infrastruktur yang dapat disebutkan, diantaranya:  Perkembangan tata ruang kota yang tidak terkendali akibat urbanisasi sehingga pembangunan infrastuktur kalah cepat dengan perubahan tata guna lahan.  Daya dukung lingkungan terutama daerah perkotaan menjadi sangat berkurang.  Konflik elit politik yang potensial mengakibatkan disintegrasi bangsa.  Konflik penduduk, potensial konflik daerah kabupatenkota karena muncul egoisme akibat otonomi daerah.  Sumber daya mineral dikelola oleh bermacam-macam institusi: Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Kim Pras Wil, Pemerintah KabupatenKota akibat otonomi daerah, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Dinas Pengairan dulu Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan lain-lain. Masing-masing berjalan menurut kebutuhan dan kepentingan tanpa koordinasi terpadu dan terorganisasi.  Keterbatasan sumber dana pemerintah akibat krisis berkepanjangan bidang ekonomi yang belum ada tanda-tanda berakhir yang menimbulkan konflik sosial secara horizontal di masyarakat. Universitas Sumatera Utara 26

2.2.3 Sektor-Sektor Infastuktur

2.2.3.1 Sektor Transportasi

Infrastruktur transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Infrastruktur transportasi mencakup transportasi jalan, perkeretaapiaan, angkutan sungai, danau, penyebrangan, transportasi laut dan udara. Pada umumnya infrastruktur mengemban fungsi pelayanan publik dan misi pembangunan nasional sebagian besar sumber pendanaannya masih tergantung kepada Pemerintah. Di sisi lain transportasi juga telah berkembang sebagai industri yang komersial. Peranan infrastruktur transportasi semakin diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan, serta antar wilayah, antar perkotaan dan antar pedesaan. Peran transportasi dalam pembangunan perekonomian pada umumnya lebih luas daripada nilai kontribusi yang ditunjukkan dalam produktivitas sektor tersebut terhadap produk domestik bruto. Bagian-bagian transportasi:  Transportasi jalan, meliputi: jembatan darat, jembatan layang, jalan tol, jalan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga dan empat, jalan propinsi, jalan kabupatenkota.  Transportasi jalan rel, untuk kereta api.  Transportasi sungai dan danau, berupa pelabuhan sungai dan danau. Universitas Sumatera Utara 27  Transportasi penyebrangan berupa pelabuhan, jembatan penyebrangan lintas propinsi dan antar negara, bandara, serta landasan pacu dan gedung.

2.2.3.2 Sektor Sumber Daya Air

Pada umumnya pembangunan infrastruktur sumber daya air tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan pembangunan-pembangunan sektor-sektor lainnya karena infrastruktur merupakan penunjang atau pendukung pembangunan sektor- sektor tersebut. Pembangunan infrastruktur sumber daya air banyak memberikan dukungan yang besar antara lain untuk pembangunan pertanian irigasi, perkebunan waduk, pengendalian banjir bendungan, penyediaan air baku perkotaan dan industri serta pembangkit listrik tenaga air PLTA, terowongan pengendalian banjir, tanggul, sudetan dan sebagainya.

2.2.3.3 Sektor Infrastruktur Ketenagalistrikan

Undang-Undang tentang ketenagalistrikan mengamanatkan bahwa usaha penyediaan tenaga listrik dilaksanakan oleh negara dan dilaksanakan oleh BUMN. Yakni PLN Perusahaan Listrik Negara baik mencakup PLTA, PLTGU, PLTU, PLTM, PLTD, PLTP. Fasilitas pembangkit, penyaluran berupa gardu induk dan transmisi dan distribusi mencakup tiang maupun aliran kabel.

2.2.3.4 Sektor Infrastruktur Energi Gas

Baik LPG maupun LNG juga termasuk minyak batubara. Universitas Sumatera Utara 28

2.2.3.5 Sektor Telekomunikasi

Meliputi: pemancar radio, jaringan transmisi, jaringan sambungan langsung internasional dan sumbangan langsung jarak jauh SLJJ untuk satelit telepon, stasiun penyiaran televisi: Pembangunan Satelit Domestik Palapa serta penyediaan jaringan website internet.

2.2.4 Infrastuktur dan Ekonomi

Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi, fasilitas transportasi memungkinkan orang, barang dan jasa diangkut dari satu tempat ke tempat lain di seluruh penjuru dunia, perannya sangat penting baik dalam proses produksi maupun dalam menunjang distribusi komoditi ekonomi dan ekspor. Telekomunikasi, listrik dan air merupakan elemen sangat penting dalam proses produksi dari sektor-sektor ekonomi seperti perdagangan, industri dan pertanian. Keberadaan infrastruktur akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi dan sebaliknya apabila mengabaikannya akan menurunkan produktivitasnya. Beberapa studi menunjukkan bahwa ketersediaan infrastruktur dengan pertumbuhan Product Domestic Bruto PDB ternyata mempunyai hubungan yang erat. Elastisitas PDB terhadap infrastuktur perubahan persentase pertumbuhan PDB perkapita sebagai akibat dari naiknya satu persen ketersediaan infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur memerlukan dana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional. Semakin tinggi Produk Domestik Regional Bruto PDRB maka keterseediaan infastruktur akan meningkat pula. Universitas Sumatera Utara 29

2.3 Sejarah Jalan dan Jembatan di Indonesia

2.3.1 Awal Pembangunan Jalan dan Jembatan di Indonesia

Perkembangan pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia berawal pada tahun 1800-an, khususnya setelah terjadi peralihan kekuasaan dari VOC ke tangan kerajaan Belanda. Kendaraan yang ditarik hewan telah lebih dahulu digunakan sebagai alat transportasi. Sarananya adalah kereta yang ditarik dengan kuda atau sapi yang dimanfaatkan untuk mengangkut hasil bumi. Atau ekstrimnya untuk mengangkut upeti sebagai persembahan kepada raja, dan kondisi ini sudah diketahui jauh sebelum kedatangan orang asing khusunya dari Barat. Sedangkan jembatan dibangun pada tahun 1900-an dimana jembatan yang dibangun masih dalam keadaan sangat sederhana sekali yaitu sebagai sarana penyebrangan melewati sungai. Berdasarkan catatan, sebagian besar jaringan jalan di Indonesia dibangun pada zaman pemerintahan jajahan kolonial Belanda, yaitu antara akhir abad ke- 16 dan awal abad ke-20. jalan Jakarta-Tangerang dan Jakarta-Bogor tercatat sebagai jalan pertama yang dibangun yaitu pada abad ke-17. Tahun 1808, pada saat awal kekuasaannya Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels 1808- 1811 memerintahkan pembuatan jalan raya yang dirancang untuk menyambungkan daerah-daerah di pulau Jawa. Dengan terbangunnya jalan tersebut, pengembangan jaringan jalan dari Anyer hingga Panarukan menjadi lebih mudah dan jalan tersebut diperuntukkan bagi masalah pertahanan. Sebanyak kurang lebih 30.000 orang pekerja menjadi korban meninggal karena sistem kerja Universitas Sumatera Utara