Masalah Pembangunan Jalan URAIAN TEORITIS

37 Penyelenggara jalan dalam menetapkan tingkat standar pelayanan minimal baik untuk jaringan jalan maupun ruas jalan di daerahnya harus cukup hati-hati dengan mempertimbangkan: a. Kemampuan pendanaan penyediaan prasarana jalan. b. Penggunaan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan-jalan untuk kepentingan baik lalu lintas maupun non lalu lintas, dan c. Pemanfaatan ruang pengawasan jalan yang ikut mempengaruhi fungsi jalan. Standar Pelayanan Minimal untuk jaringan jalan dan masing-masing ruas jalan sebagai bagian dari rencana pemeliharaan jalan road maintenance plan harus dipublikasikan kepada masyarakat umum.

2.5 Masalah Pembangunan Jalan

Jalan merupakan konstruksi yang lebih bersifat horizontal daripada vertikal dalam artian memanjang bukannya menjulang keatas. Konstruksi yang bersifat horizontal mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari ciri-ciri konstruksi yang bersifat vertikal dan ciri-ciri tersebut berdampak timbulnya masalah sebagaimana dikemukakan berikut ini: a. Masalah Sosial Karena jalan merupakan konstruksi yang bersifat horizontal atau memanjang, sehingga memerlukan lahan yang cukup luas memanjang yang harus dibebaskan, dan sebagaimana sering kita saksikan, kegiatan pembebasan tanah merupakan kegiatan yang tidak mudah lebih-lebih di saat masyarakat umum Universitas Sumatera Utara 38 sekarang sudah “berani” menuntut haknya yang kadang-kadang didasarkan atas pemikirannya sendiri. b. Masalah Enginerring Konstruksi jalan adalah konstruksi yang terletak pada lahan yang memanjang beberapa km sehingga melewati lahan tanah yang mempunyai variasi baik sifat-sifat geotenik maupun sifat-sifat tanah yang sangat lebar atau sangat heterogen. Kondisi seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah tersendiri dalam proses enginerring atau design sehingga memerlukan asumsi- asumsi dan pertimbangan yang tepat dan teliti bahkan lebih rumit. Beberapa hal yang memerlukan asumsi atau pertimbangan teliti tersebut antara lain adalah proses menetapkan CBR rata-rata tanah dasar, menetapkan homogeneus segment, keseimbangan “cut fil” dan lain sebagainya. c. Masalah Cuaca Masalah cuaca khususnya musim hujan merupakan salah satu “penghalang” bagi setiap kegiatan yang dilakukan di tempat terbuka baik bagi kegiatan engineering maupun kegiatan konstruksi. Setiap kegiatan engineering, khususnya bagian survei dan investigasi di lapangan yang terganggu oleh hujan, acapkali menghasilkan produk engineering yang kurang optimal dan engineering yang kurang optimal akan berdampak kurang baik pada kegiatan konstruksinya. Pada kegiatan konstruksi jalan, hamper semua bagian kegiatan konstruksi tidak diperkenankan dilakukan pada waktu hujan. Dengan demikian jelaslah bahwa musim hujan merupakan salah satu “penghalang” bagi kegiatan konstruksi jalan. Dan pelanggaran atas ketentuan diatas Universitas Sumatera Utara 39 berdampak tidak tercapainya persyaratan mutu konstruksi jalan yang dihasilkan bahkan tertundanya penyelesaian kegiatan konstruksi tersebut, bahkan sering dupayakan penyelesaiannya dengan cara “kerja lembur” yang sering berdampak penurunan kualitas produk konstruksi yang dihasilkan. d. Masalah Pengawasan Mudah dimengerti bahwa pengawasan kegaitan yang relatif “lebih menyebar”, lebih sulit daripada pengawasan kegiatan yang relatif “lebih terkonsentrasikan”. Dengan demikian mudah dimengerti pula bilamana pengawasan konstruksi jalan kegiatan melebar lebih sulit dibandingkan dengan pengawasan kegiatan konstruksi bangunan gedung terpusat, vertikal.

2.6 Pengeluaran Pemerintah