Untuk mengetahui apakah proyek e-Government sudah mengalami kemajuan atau gagal diperlukan ukuran kinerja dalam proyek e-Government
dan selanjutnya melakukan pengukuran untuk menentukan sukses tidaknya proyek tersebut.
9. What should our relationship be with the private sector?
Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tetapi mereka didukung oleh partisipasi swasta. Oleh karena itu, pemerintah harus menganggap dan
memperlakukan perusahaan-perusahaan pada sektor swasta sebagai mitra kerja.
10. How can e-Government improve citizen participant in public affairs?
Target terakhir dari e-Government adalah perbaikkan dan peningkatan terhadap partisipasi publik dalam proses pemerintahan. Pengembangan e-
Government dikatakan berhasil apabila partisipasi publik dalam menggunakan teknologi semakin bertambah dari hari ke hari.
1.5.1.6. Gambaran Umum Kebijakan Electronic Government di Indonesia
Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang
demokratis, transparan serta meletakkan supremasi hukum. Pemerintahan dengan segala perangkatnya sebagai pilar utama penyelenggaraan negara semakin
dihadapkan kepada kompleksitas global. Pemerintah harus mampu dan cermat serta proaktif mengakomodasikan segala bentuk perubahan. Karena merekalah
yang berada pada posisi perumus dan penentu daya kebijakan, serta sebagai
pelaksana dari segala peraturan, melalui hierarki yang lebih tinggi sampai kepada hierarki yang terendah.
Pada dasarnya kebijakan publik berorientasi pada pemecahan masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Begitu juga dengan kebijakan mengenai e-
Government yang berorientasi untuk meningkatkan layanan yang efektif dan efisien serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas agar dapat mengatasi
masalah pelayanan publik yang berbelit-belit, boros, kurang informatif dan kurang transparan.
Inisiatif e-Government di Indonesia telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 Tentang Telematika Telekomunikasi, Media dan
Informatika yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses
demokrasi. Selanjutnya, keluarnya Instruksi Presiden RI No.3 Tahun 2003 Tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government. Dalam instruksi tersebut dinyatakan bahwa pemerintah harus mampu memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola, menyalurkan, dan mendistribusikan informasi dan pelayanan publik. Dengan demikian
pemerintah harus segera melaksanakan proses transformasi menuju e-government agar dapat mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah
bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan
layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Namun, inisiatif tersebut di atas belum menunjukan arah pembentukan e-government yang baik. Beberapa
kelemahan yang menonjol adalah : 1.
Pelayanan yang diberikan melalui situs pemerintah tersebut, belum ditunjang oleh sistem manajeman dan proses kerja yang efektif karena
kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia sangat membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem manajemen
dan proses kerja pemerintah.
2. Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang
dialokasikan untuk pengembangan egovernment pada masing-masing instansi.
3. Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri;
dengan demikian sejumlah faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan
interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya untuk mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi
pemerintah ke dalam pelayanan publik yang terpadu, kurang mendapatkan perhatian.
4. Pendekatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri tersebut tidak cukup
kuat untuk mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga jangkauan dari layanan publik yang
dikembangkan menjadi terbatas pula. Dengan melihat kondisi ini, maka diperlukan rencana dan strategi
pengembangan e-Government sehingga pengembangan e-Government dapat dilaksanakan secara sistematik dan terpadu disetiap instansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah di lingkungannya masing-masing. Rencana Strategis itu dengan jelas menjabarkan lingkup dan sasaran pengembangan e-government yang
ingin dicapai, kondisi yang dimiliki pada saat ini, strategi dan tahapan pencapaian sasaran yang ditentukan, kebutuhan dan rencana pengembangan sumber daya
manusia. Untuk menunjang hal tersebut, maka masih diperlukan peraturan, standarisasi, dan panduan yang konsisten dan saling mendukung.
1.5.2. Pelayanan Publik 1.5.2.1. Pengertian Pelayanan Publik