orang partisipan atau 28. Wiraswasta sebanyak lima orang partisipan 20 dan pegawai swasta sebanyak empat orang partisipan 16 dari jumlah partisipan.
4.2. Variabel Penelitian Tabel 8. Distribusi Jawaban Mengenai Fasilitas atau Peralatan Teknologi
dan Komunikasi yang Tersedia di Tempat Pelayanan
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Sudah memadai
Belum memadai Tidak tahu atau tidak berpendapat
20 5
80 20
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel diatas, dapat dilihat pada umumnya fasilitas atau peralatan teknologi yang ada di tempat pelayanan sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari
sebanyak 20 orang partisipan 80 dari 25 orang partisipan yang menyatakan hal tersebut. Ketersediaan fasilitas atau peralatan teknologi menjadi salah satu faktor
pendukung keberhasilan penerapan e-Government. Selain peralatan teknologi, sumber daya manusia juga memegang peranan penting dalam penerapan e-
Government. Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai SDM di KPPBC.
Tabel 9. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Jumlah Pegawai Tempat Pelayanan Beserta Keterampilan dan Keahlian Mereka dalam
Menggunakan Peralatan Teknologi No
Alternatif Jawaban Frekuensi
Presentase 1
2 3
Sudah memadai Belum memadai
Tidak tahu atau tidak berpendapat 17
8 68
32
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada umumnya jumlah pegawai di tempat pelayanan beserta keterampilan dan keahlian mereka dalam
menggunakan peralatan teknologi sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawabaan di atas dimana 17 orang partisipan atau 68 dari 25 orang
partisipan mengatakan “sudah memadai” tentang jumlah pegawai beserta keterampilan dan keahlian mereka dalam menggunakan peralatan teknologi.
Berikut tabel tentang jawaban partisipan mengenai adanya sosialisasi penerapan e- Government dalam pelayanan publik:
Tabel 10. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Adanya Sosialisasi Penerapan e-Government dalam Pelayanan Publik
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Ya, untuk semua pelayanan
Ya, untuk sebagian pelayanan Tidak pernah
8 7
10 32
28 40
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sosialisasi penerapan e- Government tidak cukup menjangkau semua partisipan. Hal ini dapat dilihat dari
jawaban partisipan yang hanya delapan orang partisipan atau 32 telah mendapatkan sosialisasi untuk semua pelayanan melalui internet. Untuk
sosialisasi sebagian pelayanan sebanyak tujuh orang 28 sedangakan yang tidak mendapat sosialisasi sebanyak 10 partisipan 40 dari total jumlah
partisipan. Dari penyebaran kuesioner, sebagian dari partisipan menyatakan bahwa
mereka mendapat undangan untuk sosialisasi. Akan tetapi sebagian kecil lainnya menyatakan sosialisasi dilakukan tidak secara menyeluruh. Berikut ini tabel
jawaban partisipan mengenai pemakaian fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai yang disediakan di internet:
Tabel 11. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Pemakaian Fasilitas Pelayanan Kepabeanan dan Cukai yang Disediakan di Internet
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Ya, untuk semua pelayanan
Ya, untuk sebagian pelayanan Tidak pernah
5 12
8 20
48 32
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak lima orang partisipan 20 menggunakan fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai melalui website
www.insw.go.id untuk semua pelayanan. Yang menggunakan fasilitas pelayanan untuk beberapa pelayanan saja sebanyak 12 orang partisipan 48 dan tidak
pernah menggunakan pelayanan melalui internet sebanyak delapan orang partisipan 32 dari total jumlah partisipan.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan sebagian besar para pengusaha telah mengetahui dan menggunakan pelayanan kepabeanan dan cukai melalui
internet. Dari penyebaran kuesioner, beberapa partisipan menyatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi e-Service, registrasi importir, informasi tarif bea
masuk, mengecek barang larangan pembatasan dan beberapa partisipan lainnya menyatakan bahwa mereka mengakses website www.insw.go.id untuk melihat
peraturan ekspor dan impor terbaru. Dan para pengusaha yang tidak menggunakan pelayanan melalui internet menyatakan bahwa mereka tidak
mengerti penggunaan internet. Dalam menggunakan fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai yang ada
di internet, perlu didukung dengan akses yang baik agar arus informasi juga berjalan dengan lancar. Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai akses untuk
mencari informasi maupun menjalankan aplikasi yang ada dalam website www.insw.go.id:
Tabel 12. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Akses untuk Memperoleh Informasi Maupun Menjalankan Aplikasi Melalui
Website www.insw.go.id
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Aksesnya sudah baik, cepat dan mudah
Masih lambat Tidak tahu atau tidak berpendapat
18 2
5 72
8 20
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya akses untuk membuka wesite www.insw.go.id baik untuk memperoleh informasi maupun
menjalankan aplikasi yang ada di dalamnya sudah baik, cepat, dan mudah. Hal ini dapat dilihat dari presentase jawaban partisipan dimana sebanyak 18 orang
partisipan 72 yang menyatakan hal tersebut. Partisipan menyatakan bahwa untuk mendownload formulir registrasi importir misalnya sudah mudah dan cara
pengisian formulir ada. Selain itu ada yang menyatakan websitenya mudah dibuka dan cukup jelas memberikan informasi tentang bea cukai dan penjelasan untuk
mengakses portal NSW di dalam websitenya yang dapat dimengerti secara sederhana.
Kecepatan dan kemudahan dalam mengakses website www.insw.go.id merupakan salah satu pendukung lancarnya penerapan e-Government. Hal ini
disebabkan karena arus informasi antara pemerintah dengan masyarakat berjalan dengan lancar.
Selain arus informasi antara pemerintah dengan masyarakat harus berjalan dengan lancar, pelayanan bea dan cukai melalui internet juga harus memberikan
manfaat berupa kemudahan dalam pelayanan. Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai apakah pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet memberikan
kemudahan bagi para pengusaha:
Tabel 13. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kemudahan dari Pelayanan Melalui Internet
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1
2 3
Aksesnya sudah baik, cepat dan mudah
Tidak Tidak tahu atau tidak berpendapat
22
3 88
12 Jumlah
25 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Dari tabel di atas dapat dilihat dengan adanya pelayanan kepabeanan dan
cukai melalui internet pada umumnya akan memberikan kemudahan pada para pengusaha. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 22 orang partisipan 88 yang
menyatakan “Ya, memberikan kemudahan” tentang adanya pelayanan melalui internet.
Dari penyebaran kuesioner terdapat berbagai pendapat partisipan mengenai kemudahan yang diberikan dengan adanya pelayanan ekspor impor
melalui internet. Seorang partisipan berpendapat bahwa pelayanan dapat diberikan tanpa batas waktu dan ruang, artinya dimanapun dan kapanpun dapat mengakses
layanan impor dan ekspor. Beberapa partisipan lainnya merasakan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan melalui internet, dalam hal pemberitahuan barang
keluar, barang yang diberi izin untuk diimpor, dokumen yang dapat terintegrasi dengan instansi lainnya seperti Departemen Perdagangan yang memberikan
perizinan atas impor barang. Setelah mengetahui bahwa pelayanan kepabeanan dan cukai melalui
internet memberikan kemudahan, kita juga perlu mengetahui apakah dengan kemudahan yang didapat, para pengusaha telah memperoleh kepuasan terhadap
pelayanan itu. Berikut ini tabel mengenai kepuasan terhadap pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet:
Tabel 14. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kepuasan Mereka Terhadap Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Melalui Internet
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Ya, puas
Tidak puas Tidak tahu atau tidak berpendapat
22
3 88
12 Jumlah
25 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya para pengusaha puas
terhadap pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 22 orang partisipan 88 menyatakan hal tersebut. Partisipan yang
menyatakan bahwa mereka puas terhadap pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet disebabkan karena informasi mengenai ekspor dan impor dapat
diperoleh dengan cepat. Hal ini menandakan bahwa penerapan e-Government telah memberikan manfaat bagi para pengusaha. Para pengusaha tidak perlu lagi
kesulitan memperoleh informasi tentang bea dan cukai. Meskipun demikian, manfaat penereapan e-Government tidak dapat
dirasakan oleh semua para pengusaha. Hal ini ditandai dengan adanya partisipan yang tidak pernah menggunakan pelayanan melalui internet menjawab “Tidak
tahu atau tidak berpendapat” yaitu sebanyak 3 orang partisipan 12.
Berikut ini tabel mengenai jawaban partisipan mengenai informasi yang diberikan oleh DJBC tentang kebijakan, perencanan, Pelaksanaan, dan
Pengawasan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai:
Tabel 15. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Informasi yang diberikan oleh DJBC
tentang Kebijakan, Perencanan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Ya, cukup
Tidak Tidak tahu atau tidak berpendapat
20
5 80
20 Jumlah
25 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada umumnya DJBC telah
memberikan informasi yang cukup tentang kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pelayanan melalui internet. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 20
orang partisipan 80 yang menyatakan hal tersebut. Salah seorang partisipan mengatakan bahwa DJBC selalu terbuka tentang informasi kepabeanan.
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 25 orang partisipan hanya lima orang partisipan 20 yang menyatakan tidak tahu atau tidak berpendapat mengenai
apakah DJBC telah memberikan informasi yang cukup tentang kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pelayanan kepabeanan dan cukai
melalui internet. Hal ini dapat dimengerti karena ketika mereka menjawab pertanyaan dikuesioner, pada waktu itu mereka tidak pernah mengakses website
www.insw.go.id yang didalamnya terdapat kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pelayanan bea dan cukai yang disediakan di website tersebut.
Selain ada informasi yang cukup, adanya prosedur dalam menjalankan aplikasi pelayanan yang mudah dipahami dan tidak berbelit-belit juga perlu
diperhatikan dalam pemberian layanan melalui internet. Berikut ini tabel mengenai prosedur pelayanan bea dan cukai yang
dilakukan melalui internet:
Tabel 16. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Prosedur Pelayanan Kepabeanan dan Cukai yang Dilakukan Melalui Internet
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Mudah dipahami dan tidak berbelit-belit
Masi berbelit-belit dan perlu penyederhanaan lagi
Tidak tahu atau tidak berpendapat 17
5
3 68
20
12 Jumlah
25 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya prosedur
pelayanan yang dilakukan melalui internet mudah dipahami dan tidak berbelit- belit. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 17 partisipan 68 yang menyatakan hal
tersebut. Beberapa partisipan menyatakan bahwa prosedur dan penjelasannya ditampilkan secara jelas sehingga mudah dipahami.
Meskipun demikian, terdapat lima partisipan 20 yang menyatakan bahwa prosedurnya masih berbelit-belit dan perlu penyederhanaan lagi dan ini
mungkin dapat menjadi perhatian DJBC. Sedangkan bagi partisipan yang menyatakan tidak tahu atau tidak berpendapat sebanyak tiga partisipan 12. Hal
ini dimengerti karena berdasarkan tabel 11, masih ada partisipan yang tidak
pernah menggunakan fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai yang ada di internet dan hanya menggunakan sitem pelayanan manual.
Berikut ini tabel mengenai waktu penyelesaian pelayanan yang dilakukan melalui internet:
Tabel 17. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Waktu Penyelesaian Pelayanan yang Dilakukan Melalui Internet
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Ya menjadi lebih cepat
Tidak Tidak tahu atau tidak berpendapat
17 5
3 68
20 12
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilhat bahwa pada umumnya dengan menggunakan aplikasi pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet, waktu
penyelesaian pelayanan menjadi lebih cepat. Hal ini ditandai dengan sebanyak 17 partisipan 68 yang menyatakan hal tersebut.
Ada partisipan yang menyatakan bahwa waktu penyelesaian pelayanan lebih cepat, tetapi waktu penyelesaian setiap pelayanan berbeda-beda dikarenakan
jenis pelayanan yang berbeda. Ada lima orang partisipan 20 yang menyatakan bahwa waktu pelayanan tidak menjadi cepat apabila menggunakan aplikasi
pelayanan melalui internet. Terkadang server ataupun jaringan yang bermasalah menjadi salah satu penyebab pelayanan tidak menjadi lebih cepat melalui
ineternet.
Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai pemberian saran maupun keluhan oleh para pengusaha melalui www.insw.go.id :
Tabel 18. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Pemberian Saran Maupun Kritik
oleh Para Pengusaha Melalui Website www.insw.go.id
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Ya, beberapa kali
Ya, hanya sekali Tidak pernah
6 3
16 24
12 64
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat partisipasi para pengusaha dalam memberikan saran dan kritik yang ada di website www.nsw.go.id masih terlihat
rendah. Hal ini dapat ditandai dengan sebanyak 16 orang partisipan 64 “Tidak Pernah” memberikan saran maupun kritik. Padahal partisipasi para pengusaha
sebagai pengguna jasa dalam hal ini menjadi masukan bagi DJBC untuk meningkatkan kualitas pelayanan dimana kualitas pelayanan tersebut juga
diperuntukkan bagi para pengusaha. Berikut ini tabel tentang jawaban mengenai kendala atau masalah dalam
memperoleh pelayanan kepabeanan dan cukai melalui website www.insw.go.id:
Tabel 19. Distribusi Jawaban Mengenai Kendala atau Masalah dalam Memperoleh Pelayanan Kepabeanan dan Cukai melalui Website
www.insw.go.id
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentase
1 2
3 Ya, beberapa kali
Ya, hanya sekali Tidak pernah
12 5
8 48
20 32
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa para pengusaha sebagai pengguna jasa masih menemui kendala atau masalah dalam mengakses pelayanan melalui
internet. Dari penyebaran kuesioner terdapat beberapa pendapat yang mengatakan kendalanya adalah jika server atau jaringan sedang bermasalah dan aplikasi untuk
mengetahui kurs dollar masih lambat. Untuk partisipan yang menemui kendala atau masalah dalam aplikasi pelayanan melalui internet hanya sekali sebanyak
lima orang partisipan 20, sedangkan yang tidak pernah mendapat masalah sebanyak delapan orang partisipan.
Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai kejelasan prosedur dan mekanisme kerja sudah sederhana sesuai dengan ketentuan yang ditetapakan.
Tabel 20. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kejelasan Prosedur dan Mekanisme Kerja Sudah Sederhana Sesuai dengan Ketentuan
yang Ditetapakan No
Alternatif Jawaban Frekuensi
Presentase
1 2
3 Ya, sudah sederhana dan sesuai
Belum sederhana Tidak tahu atau tidak berpendapat
18 5
2 72
20 8
Jumlah 25
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya prosedur dan mekanisme kerja sudah sederhana sesuai dengan ketentuan yang ditetapakan. Hal
ini ditandai dengan sebanyak 18 orang partisipan 72 dari 25 orang partisipan yang menyatakan hal tersebut.
Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai kebenaran dan kesesuaian prosedur pelayanan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan:
Tabel 21. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kebenaran dan Kesesuaian Prosedur Pelayanan dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan No
Alternatif Jawaban Frekuensi
Presentase 1
2 3
Ya, sudah benar dan sesuai Belum benar dan belum sesuai
Tidak tahu atau tidak berpendapat 20
5 80
20 Jumlah
25 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada umumnya produk pelayanan
kepabaean dan cukai telah benar dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 20 orang partisipan 80 dari 25
partisipan yang mengatakan hal tersebut. Seorang partisipan mengatakan bahwa
produk pelayanan sesuai dengan peraturan perundangan karena sudah ada badanbidang pengawasan yaitu kepatuhan internal.
Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai kesesuaian biaya pelayanan dengan peraturan perundang-undangan:
Tabel 22. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kesesuaian Biaya
Pelayanan dengan Peraturan Perundang-undangan No
Alternatif Jawaban Frekuensi
Presentase 1
2 3
Ya, sudah sesuai Tidak sesuai
Tidak tahu atau tidak berpendapat 18
7 72
28 Jumlah
25 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya biaya pelayanan
telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat dilihat dari 18 orang partisipan 72 dari total partisipan yang menyatakan hal tersebut.
Hasil Wawancara dengan Kepala Seksi Distribusi Data dan Dokumen Bapak M. Dian Anhar, Amd
1. Apa alasan diterapkan e-Government di KPPBC ini? Sudah berapa lama?
“Alasan diterapkannya e-Government dalam pelayanan bea dan cukai lebih pada security, safety dalam hal penerimaan keuangan negara.
Karena semua pembayaran yang berkenaan dengan bea dan cukai menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak. Alasan lainnya, proses impor
dan impor yang berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Perdagangan Kepolisian
dan Departemen Perindustrian. Melalui e-Government dapat memudahkan DJBC dalam berkordinasi melalui server jaringan NSW
yang membawa kemudahan dalam aktivitas ekspor dan impor bagi para pengusaha maupun DJBC. Sistem NSW sudah diterapkan sejak tahun
2009”.
2. Bagaimana kesiapan KPPBC dalam menerapkan e-Government khususnya
dilihat dari fasilitas atau peralatan teknologi yang tersedia? “Penerapan e-Government merupakan madatory dari Kantor Pusat Bae
dan Cukai, maka mau tidak mau KPPBC harus siap untuk penerapan pelayanan melalui sistem elektronik, kantor ini sudah memiliki jaringan
LAN dan komputer yang memadai”.
3. Apakah para pegawai sudah memiliki kemampuan dan keahlian yang
cukup dalam menggunakan peralatan teknologi dan komunikasi? Apakah jumlah pegawai dan latar belakang pendidikannya sudah sesuai dengan
kebutuhan? ”Kemampuan dan keahlian pegawai sudah cukup memadai untuk
menggunakan komputer dan latar belakang pendidikan sudah sesuai dengan kebutuhan”.
4. Apakah KPPBC mengadakan sosialisasi kepada pegawai dan pengusaha
mengenai penerapan e-government? “Ya, KPPBC ini mengadakan sosialisasi kepada pegawai disini dan para
stakeholder. Sosialisasi sudah dimulai dari sejak perencanaan akan adanya penerapan e-Government yaitu portal NSW.
5. Jenis-jenis aplikasi apa saja yang diterapkan dalam program e-
Government? “Aplikasi layanan yang berkenaan dengan impor dan ekspor. Seperti
registrasi importir, registrasi PPJK, registrasi eksportir.”
6. Apakah penerapan e-government memberikan manfaat bagi KPPBC ini?
“Ya tentu saja. Manfaat langsung yang dapat dirasakan adalah validitas dan akurasi data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan ekspor
dan impor. Pengelolaan data dan distribusi dokumen menjadi lebih akurat dan mewujudkan keamanan bagi para pengusaha”.
7. Apakah ada apresiasi atau bahkan keluhan dari masyarakat mengenai
penerapan e-government di KPPBC ini? “Kebanyakan masyarakat pada umumnya akan welcome dan apresiatif
dengan adanya website NSW jika melihat manfaatnya. Keluhan tetap ada tapi itu dikarenakan saat komunikasi tidak dapat dilakukan. Misalnya,
serverhardware sedang bermasalah”.
8. Apakah kebijakan pelayanan kepabean, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasannya diinformasikan kepada masyarakat melalui media elektronik khususnya website, home page, dan situs internet?
“Ya, semuanya kami informasikanbahkan setiap ada kebijakan baru”. 9.
Apakah prosedur pelayanan diwujudkan dalam bagan alir? “Ya, bagan alir berupa prosedur pelayanan kami tempel di tempat
pelayanan”.
10. Apakah dalam pemberian pelayanan kepabean seperti mendaftar registrasi
importir, registrasi PPJK, tarif bea masuk dan sebagainya dikenakan biaya?
“Tidak semua pelayanan dikenakan biaya. Untuk pelayanan registrasi importir, pengajuan permohonan izin impor tidak dikenakan biaya.
pelayanan yang dikenakan biaya adalah Penyelesaian Barang Impor Untuk Dipakai Jalur Mitra Utama Prioritas dengan
Pemberitahuan impor Barang PIB dikenakan PNBP sebesar Rp. 100.000,- per transaksi impor,
Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau CK-1 secara manual dikenakan PNBP sebesar Rp30.000,00 per dokumen CK-1”.
11. Apakah pembayaran diterima oleh unit yang bertugas mengelola
keuanganBank yang ditunjuk oleh pemerintah atau unit pelayanan? “Unit yang bertugas dalam penerimaan pembayaran adalah seksi
perbendaharaan. Para pengguna jasa dapat melakukan pembayaran biaya pelayanan kepada seksi perbendaharaan atau ke Bank yang sudah
online dengan bea cukai yang disebut Bank Devisa Persepsi seperti BCA, BNI, dan Bank Mandiri, Bank Niaga, dan BRI.”
12. Apakah KPPBC memberiakan pelayanan berdasarkan asas FIFO first in
first out atau berdasarkan nomor urut? “Belum bisa dikatakan First in First out jika pelayanan dilakukan secara
online. Misalnya seorang importir membawa dokumennya kepelayanan impor, dan sudah membayar biaya impor terlebih dahulu ke bank. Akan
tetapi, bank lambat memberi respon secara online ke bea cukai mau tidak mau importir tersebut harus menunggu. Kemudian datang importir
lainnya dengan keperluan yang sama dan sudah membayar ke bank. Bank tersebut sudah mengirimkan pemberitahuan ke bea cukai maka importir
tersebut dapat langsung dilayani dan keluar terlebih dahulu dari pada importir yang datang lebih awal”.
13. Apakah ada unit pelayanan terpadu? Apakah unitlokasi pelayanan
dilengkapi dengan sarana telekomunikasi dan informatika? ”Tidak ada, portal NSW bisa dikatakan unit pelayanan terpadu”.
14. Apakah prosedur, persyaratan teknis dan administratif, biaya, waktu,
pejabatpetugas layanan, lokasi serta janji, motto dan standar pelayanan publik dipublikasikan melalui media elektronik khususnya website, home
page, dan situs internet? “Ya, semuanya itu diinformasikan lewat website www.insw.go.id”
15. Apakah masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan
publik khususnya melalui website, home page, dan situs internet? “Bisa, di dalam website NSW terdapat kotak saran. Untuk di kantor ini
juga ada kotak saran”.
16. Apakah biaya pelayanan yang dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan? “Tentu saja. Semua pembayaran untuk penerimaan negara, jadi diatur
oleh peraturan PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak yaitu PP No 44 Tahun 2003”.
17. Apakah prosedur dan mekanisme kerja sudah sederhana dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan? “Ya. Dengan adanya sistem NSW, prosedur pelayanan tidak lagi berbelit-
belit, lebih sederhana”.
18. Mengapa umumnya penguna jasa yaitu pengusaha umumnya laki-laki?
“Pengguna jasa atau stakeholder yang sering datang kesini lebih banyak laki-laki dikarenakan pekerjaan yang dilakukan tidak hanya berkaitan
dengan pengurusan dokumen, tapi mereka juga harus melakukan pengecekan barang di pelabuhan atau pelayaran, mungkin juga harus
pergi ke Bank. Dan ini membutuhkan fisik yang kuat, tentunya menjadi pekerjaan laki-laki.”
19. Apakah semua pelayanan mempunyai standar pelayanan?
“Ya, beberapa pelayanan punya standar prosedur yaitu Standar Prosedur Operasi Pelayanan ysng didalamnya terdapat dasar hukum, deskripsi,
biaya pelayanan, waktu dan persyaratan. Ada SPOP pemberian persetujuan pemberitahuan pendahuluan, pelayanan pemberian izin impor
dengan penangguhan pembayaran bea masuk, pajak dalam rangka impor danatau cukai, dan SPOP penyelesaian barang impor untuk dipakai jalur
hijau dengan PIB”.
Hasil Wawancara dengan Petugas Analizing Point Bapak Erwin M.Tua S, SE dan Termen R. Sianturi
1. Apa alasan diterapkan e-Government di KPPBC ini? Sudah berapa lama?
“Alasannya karena arus perdagangan internasional yang berkembang dengan pesat, kegiatan di bidang impor maupun ekspor . Pesatnya kemajuan di
bidang tersebut ternyata menuntut diadakannya suatu sistem dan prosedur kepabeanan yang lebih efektif dan efisien serta mampu meningkatkan
kelancaran arus barang dan dokumen.Dimulai pada tahun 2009”.
2. Bagaimana kesiapan KPPBC dalam menerapkan e-Government khususnya
dilihat dari fasilitas atau peralatan teknologi yang tersedia? “Pada prinsipnya KPPBC siap dengan penerapan pelayanan secara online
atau e-Government, penyedian peralatan dan teknologi untuk pelayanan difasilitasi oleh kantor pusat DJBC”.
3. Apakah para pegawai sudah memiliki kemampuan dan keahlian yang cukup
dalam menggunakan peralatan teknologi dan komunikasi? Apakah jumlah pegawai dan latar belakang pendidikannya sudah sesuai dengan kebutuhan?
”Kemampuan dan keahlian pegawai sudah cukup memadai”. 4.
Apakah KPPBC mengadakan sosialisasi dan pelatiahan kepada pegawai dan pengusaha mengenai penerapan e-government?
“Sosialisasi diberikan kepada pegawai disini dan para stakeholder. Pertama kali diresmikan serntak dibeberapa Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea
dan Cukai oleh Presiden SBY melalui teleconference di ruang pertemuan bersama-sama dengan para pengusaha yang sudah terdaftar di kantor ini.
Tapi, pelatihan belum pernah dilakukan.”
5. Jenis-jenis aplikasi apa saja yang diterapkan dalam program e-Government?
“E-Service, registrasi importir, registrasi eksportir, registrasi PPJK Business Solution Forum, Tracking Dokumen, dan Tracking Licensing”.
6. Apakah penerapan e-government memberikan manfaat bagi KPPBC ini?
“Ya tentu saja.pelayanan menjadi lebih efisien, efektif dan lebih transparan. Bermanfaat baik bagi pemberi jasa maupun pengguna jasa. Petugas tidak
perlu memeriksa seluruh barang ekspor impor di pelabuhan. Cukup memeriksa barang yang diindikasikan terjadi pelanggaran melalui sebuah
analisis, di dalam website www.insw.go.id. Jadi pada akhirnya meringankan pekerjaan kami ”.
7. Apakah ada apresiasi atau bahkan keluhan dari masyarakat mengenai
penerapan e-government di KPPBC ini? “Ada, lebih banyak apresiasi dari pada keluhan. Kalaupun ada keluhan itu
dikarenakan orang tersebut tidak mengerti menggunakannya”.
8. Apakah kebijakan pelayanan kepabean, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasannya diinformasikan kepada masyarakat melalui media elektronik khususnya website, home page, dan situs internet?
“Ya, semuanya kami informasikan bahkan peraturan-peraturan baru”. 9.
Apakah prosedur pelayanan diwujudkan dalam bagan alir? “Ya, ada beberapa pelayanan yang prosedurnya diwujudkan dalam bagan
alir”.
10. Apakah dalam pemberian pelayanan kepabean seperti mendaftar registrasi
importir, registrasi PPJK, tarif bea masuk dan sebagainya dikenakan biaya? “Tidak semua pelayanan dikenakan biaya. Untuk pelayanan registrasi
importir, pengajuan permohonan izin impor tidak dikenakan biaya. Hanya PEB Pemberitahuan Ekspor Barang, PIB Pemberitahuan Impor Barang,
dan Manifest dikenakan biaya.
11. Apakah pembayaran diterima oleh unit yang bertugas mengelola
keuanganBank yang ditunjuk oleh pemerintah atau unit pelayanan? “Melalui bank yaitu Bank Devisa Persepsi. Bank yang sudah online dengan
bea dan cukai seperti Bank Mandiri, Bank Mandiri, Bank BCA”.
12. Apakah KPPBC memberikan pelayanan berdasarkan asas FIFO first in first
out atau berdasarkan nomor urut? “Ya, siapa yang duluan datang, maka dilayani terlebih dahulu.”
13. Apakah ada unit pelayanan terpadu? Apakah unitlokasi pelayanan dilengkapi
dengan sarana telekomunikasi dan informatika? ”Tidak ada.”
14. Apakah prosedur, persyaratan teknis dan administratif, biaya, waktu,
pejabatpetugas layanan, lokasi serta janji, motto dan standar pelayanan publik dipublikasikan melalui media elektronik khususnya website, home page, dan
situs internet? “Ya, semuanya itu diinformasikan lewat website www.insw.go.id”
15. Apakah masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan
publik khususnya melalui website, home page, dan situs internet?
“Bisa, di dalam website NSW terdapat kotak saran. Di kantor ini juga disediakan kotak saran, selain itu kami membagikan angket kepada pengguna
jasa untuk menilai pelayanan yang kami berikan setiap tiga bulan sekali”.
16. Apakah biaya pelayanan yang dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan? “Ya sudah sesuai dengan undang-undang. Semua biaya pelayanan akan
menjadi PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak yang diatur dalam UU No 20 Tahun 1997, PP No 29 Tahun 2009 dan Kepmenkeu No 430 Tahun 2009”.
17. Apakah prosedur dan mekanisme kerja sudah sederhana dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan? “Ya sudah sederhana. Dengan adanya sistem NSW, prosedur pelayanan tidak
lagi berbelit-belit, lebih sederhana dan tidak terdapat pengulangan dokumen. Karena jika importir sudah terdaftar maka dokumen-dokumennya sudah
tersimpan, tidak perlu lagi melampirkan dokumen-dokumen yang sama jika mengajukan jenis pelayanan lain.
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang interpretasi data yang sebelumnya sudah disajikan. Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif, dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan
dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. Dari seluruh data yang telah diperoleh selama penelitian, baik melalui
kuesioner, wawancara serta observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan penerapan e-Government dalam pelayanan publik, maka akan
dilakukan analisa terhadap data dan fakta dari lapangan. Penerapan e-Government dalam pelayanan publik adalah penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi terutama internet oleh KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan dalam memberikan pelayanan kepabeanan dan cukai kepada para
pengusaha. Penerapan e-Government ini merupakan salah satu wujud reformasi pelayanan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dalam meneliti tentang
penerapan e-Government, penulis melakukan penilaian terhadap empat unsur yaitu input, proses, output dan outcomes.
1. Input
Input adalah sumber daya-sumber daya yang dgunakan sebagai ujung tombak dalam proses administrasi maupun organisasi pelaksana. Adapun sumber
daya-seumber daya yang digunakan dalam penerapan e-Government meliputi fasilitas atau peralatan teknologi informasi dan komunikasi, dan sumber daya
manusia.
Fasilitas atau peralatan teknologi dan komunikasi merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam menerapkan e-Government. Tersedianya peralatan
teknologi informasi dan komunikasi yang memadai akan mendukung terlaksananya e-Government dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan
terlihat pada umumnya peralatan teknologi informasi dan komunikasi sudah memadai. Berdasarkan hasil wawancara, jaringan dan software sistem NSW
berpusat di Kementrian Perekonomian. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan 15 instansi yang bergabung didalamnya merupakan user pengguna. Untuk KPPBC
Tipe Madya Pebean Belawan terdapat unit pelayanan yang menggunakan sistem NSW dalam memberikan pelayanan yaitu Analizing Poin. Hardware yang
digunakan di Analizing Point terdiri dari dua Personal Computer PC berbasis
MS Windows. Berdasarkan pengamatan penulis, untuk pelayanan impor dan ekspor
terdapat user manual aplikasi petugas bea cukai yang memudahkan petugas bea cukai dalam mengelola dokumen berkaitan dengan pelayanan impor dan ekspor
disediakan satu PC beserta printernya. Menurut penulis, peralatan teknologi yang tersedia sudah memadai dan para pengusaha juga banyak yang beranggapan sama
dengan penulis lihat tabel 8. Keadaan yang seperti ini sangat baik dan dibutuhkan dalam penerapan e-Government karena jika peralatan teknologi sudah
memadai maka dapat mengoptimalisasikan pemberian pelayanan publik. Selain diperlukan teknologi yang memadai, juga diperlukan sumber daya
manusia yang baik untuk menggunakan peralatan tersebut. Berdasarkan penelitian penulis, sumber daya manusia yang tersedia di KPPBC Tipe Madya Pabean
Belawan sudah memadai. Jumlah pegawai di KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan ada 98 orang dengan latar belakang pendidikan yang penulis kira sudah
mendukung penerapan e-Government lihat tabel 1. Begitu juga dengan petugas di Analizing Point. Petugas di Analizing Point ada tiga orang dan bertugas setiap
harinya dua orang secara bergantian. Dua orang petugas yang penulis wawancawai berlatar belakang pendidikan S1 dan D1. Dari observasi, penulis
melihat bahwa jumlah petugas di Analizing Point sudah cukup melayani para pengusaha. Selain itu, kedua petugas ini sudah terampil dalam mengerjakan tugas
mereka, baik dalam melayani pengusaha dan dalam memproses data. Hal ini juga diungkapkan oleh partisipan yang penulis temui di lapangan lihat tabel 9.
Namun dari hasil wawancara, pendidikan dan pelatihan untuk penerapan sistem NSW belum pernah dilakukan. KPPBC hanya memberikan sosialisasi
penerapan sistem NSW kepada petugas KPPBC dan para pengusaha sebagai pengguna jasa. Menurut peneliti, pendidikan dan pelatihan perlu diberikan kepada
petugas pelayanan dan pengusaha tentang penerapan sistem NSW agar mereka lebih menguasai aplikasi-aplikasi dalam portal ini. Sehingga pelayanan yang
diberikan dapat lebih baik lagi. Dari penjelasan diatas, maka input atau sumber daya-sumber daya yang
digunakan untuk menerapakan e-Government sudah memadai. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi penerapan e-Government karena input
merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan e-Government.
2. Proses
Proses adalah proses interaksi antara KPPBC sebagai petugas program e- Government dengan para pegawainya dan masyarakat yang diwujudkan dengan
sosialisasi. Berdasarkan penelitian, sosialisasi penerapan e-Government telah diberikan kepada para pegawai dan para pengusaha sebagai penerima jasa.
Sosialisasi sudah dimulai dari sejak perencanaan akan diterapkannya e- Government sampai pada peresmian pelaksanaan e-Government. Sosialisasi
dilakukan melalui pertemuan dengan para pengusaha yang sudah terdaftar di KPPBC yang menyaksikan peresmian secara serentak dibeberapa KPPBC lainnya
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui teleconference. Namun, sosialisasi kepada para pengusaha belum menjangkau semua para pengusaha yang
terdaftar di KPPBC ini. Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 orang partisipan 40 dari 25 partisipan menyatakan bahwa mereka tidak pernah
mendapatkan sosialisasi penerapan e-Goverment. Beberapa partisipan
menerangkan bahwa sosialisasi yang dilakukan hanya mempublikasikan adanya website www.insw.go.id dan bukan penekanan pada mengenalkan aplikasi
pelayanan yang terdapat di website tersebut. Sehingga masih cukup banyak para pengusaha yang tidak mengetahui tentang aplikasi pelayanan. Jadi menurut
penulis, pada umumnya sosialisasi penerapan e-Government belum memadai. Hal ini perlu mendapat perhatian baik dari KPPBC maupun DJBC agar masalah ini
dapat diatasi.
3. Output
Output adalah keluaran dari program e-Government yang meliputi jenis- jenis aplikasi yang diterapkan serta bagaimana akses ketika menggunakan aplikasi
tersebut. Jenis-jenis pelayanan pada e-Government dalam Indrajit, 2002:30 terdiri
dari publish, interact, dan transact. Publish yaitu pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimiliki untuk secara langsung dan bebas
diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet. Interact yaitu komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka
yang berkepentingan. Transact yaitu komunikasi dua arah dan disertai dengan terjadinya transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak
ke pihak lainnya untuk membayar jasa pelayanan yang diberikan pemerintah. Bardasarkan hasil penelitian, ketiga jenis pelayanan pada e-Government tersebut
juga terdapat dalam website www.insw.go.id. DJBC telah memberikan informasi mengenai kebijakan, peraturan, dan jenis-jenis pelayanan kepabeanan dan cukai
yang dapat diakses seluruh masyarakat. Aplikasi yang disediakan dalam website www.insw.go.id untuk komunikasi antara DJBC dan para pengusaha adalah
Business Solution Forum, yaitu forum untuk pengguna sistem NSW dapat saling berkomunikasi dengan semua pihak. User dapat saling berbagi pengalaman,
memberikan saran ataupun kritik terhadap siapapun terkait dengan sistem INSW. Untuk pembayaran pelayanan dilakukan melalui Bank Devisa Persepsi yaitu bank
sudah terhubung secara online dengan DJBC.
Dengan demikian, jenis pelayanan yang terdapat dalam website www.insw.go.id
sudah cukup mendukung penerapan e-Government. Namun, penerapan e-Government tidak akan sukses jika tidak ada partisipasi dari
masyarakat dengan penggunaan fasilitasaplikasi tersebut. Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa belum semua partisipan menggunakan fasilitas pelayanan
kepabeanan dan cukai melalui internet karena tidak mengerti menggunakan internet.
Kecepatan akses untuk memperoleh informasi dan menjalankan aplikasi yang ada di website www.insw.go.id sangat penting untuk mendukung lancarnya
arus komunikasi antara DJBC dan pengguna jasa. Berdasarkan hasil penelitian, akses untuk membuka website www.insw.go.id, baik untuk memperoleh informasi
maupun menjalankan aplikasi yang ada didalamnya sudah bagus, cepat, dan mudah lihat tabel 12 dan tabel 13.
Akan tetapi, jaringan yang bermasalah sering terjadi. Menurut pengamatan penulis dengan mengakses website www.insw.go.id
,
jaringan yang bermasalah, tidak terhubung dengan portal tersebut atau jaringan terputus. Dari keterangan
partisipan, server dan jaringan ada di Kementerian Perekonomian, jadi yang bisa dilakukan adalah hanya menunggu jaringan bagus. Hal ini mengakibatkan
pemberian pelayanan tertunda.
4. Outcomes
Outcomes adalah hasil yang diharapkan dari penerapan e-Government yang meliputi manfaat penerapan e-Government bagi KPPBC dan para pengusaha
serta adanya kepuasan para pengusaha terhadap pelayanan kepabeanan dan cukai. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan e-Government memberi manfaat bagi
KPPBC dan para pengusaha. Manfaat yang dapat dirasakan adalah kesederhanaan, keterbukaan, ekonomis, efisien, aman dan ketepatan waktu pelayanan.
a. Kesederhanaan
Kesederhanaan meliputi kemudahan, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan baik oleh penyelenggara pelayanan
publik maupun penerima pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian, dalam website www.insw.go.id telah
dipublikasikan prosedur pelayanan yang bisa dengan mudah diakses oleh pengguna jasa. Menurut partisipan, pada umumnya prosedur pelayanan mudah
dipahami, tidak berbelit-belit dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan lihat tabel 16. Hal ini disebabkan karena terdapat Standar Prosedur Operasi
Pelayanan dan kode etik pegawai. Setiap pelayanan memiliki Standar Prosedur Operasi Pelayanan yang didalamnya memuat dasar hukum, deskripsi, biaya,
persyaratan, dan norma waktu layanan. Standar Prosedur Operasi Layanan ini dapat dijadikan petunjuk bagi para pengusaha untuk mendapatkan layanan.
Berdasarkan hasil wawancara beberapa layanan yang disebutkan memiliki Standar Prosedur Operasi Pelayanan adalah pemberian persetujuan pemberitahuan
pendahuluan, pelayanan pemberian izin impor dengan penangguhan pembayaran bea masuk, pajak dalam rangka impor danatau cukai, dan penyelesaian barang
impor untuk dipakai jalur hijau dengan Pemberitahuan Impor Barang PIB. Selanjutnya berdasarkan pengamatan penulis, untuk semakin memudahkan para
pengusaha, prosedur pelayanan pada KPPBC diwujudkan dalam bagan alir dan dipasang di tempat pelayanan.
Dengan aplikasi pelayanan dalam website www.insw.go.id, dapat memberikan kemudahan baik bagi pemberi jasa maupun pengguna jasa. Bagi
KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan, sistem NSW mempermudah pekerjaan dari pejabat bea dan cukai. Berdasarkan wawancara dengan petugas Analizing Point
Impor, dengan website www.insw.go.id petugas tidak perlu memeriksa seluruh
barang ekspor impor di pelabuhan. Namun cukup memeriksa barang yang diindikasikan terjadi pelanggaran melalui sebuah analisis. Dengan demikian,
adanya website www.insw.go.id
,
dapat meringankan pekerjaan pejabat DJBC dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam pengawasan terhadap perizinan
yang dilakukan oleh instansi-instansi lainnya yang bergabung dalam NSW. Untuk para pengusaha sebagai pengguna jasa, mereka menyatakan bahwa
penerapan e-Government memberikan kemudahan lihat tabel 13. Kemudahan tersebut antara lain dalam memperoleh informasi peraturan-peraturan perizinanan
ekspor impor, prosedur aplikasi pelayanan, dan kemudahan dalam melakukan registrasi importir dan PPJK.
b. Keterbukaan
Berdasarkan hasil penelitian, DJBC telah memberikan informasi yang cukup mengenai kebijakan kepabeanan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasannya. Di dalam website www.insw.go.id, dipublikasikan mengenai peraturan kepabeanan baik yang sudah lama maupun yang terbaru. Selain itu,
didalamnya terdapat prosedur setiap aplikasi pelayanan serta biaya tetap pelayanan.
Untuk pembayaran kepabeanan dan cukai, pembayaran diterima oleh bank yang ditunjuk oleh DJBC. Pembayaran pelayanan merupakan Penerimaan Negara
Bukan Pajak PNBP. Pelayanan pembayaran dan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak melalui Bank Devisa Persepsi yaitu bank sudah terhubung secara
online dengan DJBC. Bank Devisa Persepsi tersebut adalah BCA, BNI, Bank Mandiri, Bank Niaga, dan BRI. Selain bank di KPPBC Tipe Madya Pabean
Belawan juga terdapat bagian pembendaharaan sebagai unit yang menerima pembayaran pelayanan. Dengan demikian, tidak terdapat pungutan liar dan tindak
korupsi. Dalam hal keluhan ataupun saran mengenai pelayanan yang diberikan,
KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan memberikan angket setiap tiga bulan sekali kepada para pengusaha. Selain itu KPPBC ini juga menyediakan kotak saran yang
tedapat di ruang pelayanan dan di website www.insw.go.id. Hal ini berkaitan dengan penilaian kinerja dan partisipasi pengguna jasa. Akan tetapi, berdasarkan
penelitian, partisipasi masyarakat untuk menilai kinerja pelayanan masih rendah lihat tabel 18. Menurut peneliti, partisipasi pengguna jasa berupa kritik dan saran
sangat diperlukan karena tujuan dari penerapan e-Government adalah untuk
membuka hubungan interaktif antara pemerintah dan masyarakat serta berpartisipasi dalam perumusan kebijakan.
c. Ekonomis
Dengan adanya website www.insw.go.id, proses perizinan dilakukan dengan cepat, menghemat waktu dan biaya karena tidak perlu datang ke kantor
pelayanan sehingga tidak terjadi contact person dengan pejabat bea dan cukai. Registrasi importir, registrasi eksportir, dan registrasi PPJK yang dapat dilakukan
secara online dapat mengurangi banyaknya dokumen-dokumen berupa kertas yang harus dilampirkan. Dengan demikian dapat menekan ekonomi biaya tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara, dari setiap Standar Prosedur Operasi Pelayanan dapat diperoleh informasi biaya setiap pelayanannya. Untuk beberapa
layanan tidak dikenakan biaya, seperti pemberitahuan pendahuluan untuk mengajukan Pemberitahuan Impor Barang PIB
sebelum dilakukan pembongkaran barang impor, rgistrasi importir dan registrasi PPJK. Sedangkan
pelayanan yang dikenakan biaya adalah Penyelesaian Barang Impor Untuk Dipakai Jalur Mitra Utama Prioritas dengan
Pemberitahuan impor Barang PIB dikenakan PNBP sebesar Rp. 100.000,- per transaksi impor,
Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau CK-1 secara manual dikenakan PNBP sebesar
Rp30.000,00 per dokumen CK-1. Mengenai biaya pelayanan, biaya yang dipungut telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dari keterangan partisipan lihat tabel no 21, pada umumnya mereka menyatakan bahwa biaya yang dipungut sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya telah ditetapkan dalam proses pemberian layanan.
d. Efisien
Berdasarkan hasil wawancara, penerapan e-Government dalam pelayanan kepabeanan dan cukai dapat memangkas pengulangan-pengulangan data yang ada
dalam berbagai instansi. Data-data dari berbagai instansi yang bergabung dalam NSW dapat disatukan untuk mengurangi reduksi data. Misalnya seorang importir
akan mengimpor obat-obatan harus mendapat izin terlebih dahulu dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM. Importir tersebut cukup memasukkan
kode obat dan lampiran dokumen pendukung ke dalam website tersebut maka BPOM akan memproses data dan mengeluarkan surat izin impor. Sistem NSW
dapat mengintegrasikan beberapa instansi-intansi yang terkait dengan ekspor dan impor. Dari keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa melalui penerapan e-
Government pelayanan menjadi lebih efisien.
e. Keamanan
Salah satu manfaat dari penerapan e-Government bagi suatu negara Indrajit,2002:5 adalah meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan. Manfaat ini juga dirasakan oleh KPPBC dalam penerapan e-Government dalam pelayanan publik. Manfaat yang dapat langsung
dirasakan dalam penerapan e-Government dalam pelayanan kepabeanan berupa website www.insw.go.id pada KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan adalah
validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan
impor. Pengelolaan data dan distribusi dokumen menjadi lebih akurat dan mewujudkan keamanan bagi para pengusaha.
f. Ketepatan Waktu Pelayanan
Setiap jenis pelayanan memiliki waktu penyelesaian pelayanan yang berbeda-berbeda. Untuk sistem pelayanan manual, KPPBC Tipe Madya Pabean
Belawan menerapakan asas FIFO First In Firs Out. Akan tetapi dengan sistem online, pelayanan tidak berasaskan FIFO. Misalnya, seorang importir membawa
dokumennya ke pelayanan impor dan sudah membayar biaya impornya ke bank. Akan tetapi, bank lambat memberikan respon secara online ke website
www.insw.go.id maka mau tidak mau importir tersebut harus menunggu. Kemudian ada seorang importir lain dengan keperluan yang sama, sudah
membayar biaya pelayanan kepada bank dan bank tersebut sudah memberikan pemberitahuan ke website www.insw.go.id
maka importir tersebut dapat langsung dilayani.
KKPBC memiliki standar prosedur pelayanan dalam memberikan pelayanan yang disebut Standar Prosedur Operasi Pelayanan. Setiap jenis
pelayanan memiliki standar pelayanan yang memuat dasar hukum, deskripsi, persyaratan, biaya dan waktu penyelesaian pelayanan dan diinformasikan kepada
pengguna jasa lewat website www.insw.go.id. Setiap jenis pelayanan memiliki norma waktu layanan yang berbeda-berbeda. Berdasarkan keterangan dari
partisipan, pelayanan melalui internet menjadi lebih cepat dari pada sebelumnya menggunakan sistem pelayanan manual.
Sejak tahun 2009 berlaku pelayanan 24 Jam melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 504Pmk.042009 tentang Pelayanan Kepabeanan 24 Jam
Sehari dan Tujuh Hari Seminggu pada Kantor Pabean di Pelabuhan Tertentu. Dari hasil pengamatan peneliti, pelayanan di KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan
juga dilakukan di hari Sabtu dan Minggu. Dengan pelayanan 24 jam tersebut termasuk hari libur, para pengusaha dapat datang ke KPPBC ini kapan saja. Jika
dahulu pelayanan hanya diberikan pada saat jam kerja yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat, pengusaha datang mengajukan permohonan pemberian izin
impor misalnya, dengan norma waktu paling lama tiga hari dikarenakan pengusaha tersebut datang dihari jumat maka pernyataan izin dari KPPBC baru
akan keluar di hari senin. Akan tetapi, setelah adanya pelayanan 24 jam ini maka pernyataan izin impor tersebut sudah bisa diterima dihari Sabtu atau Minggu.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa penerapan e- Government memberikan manfaat untuk mempermudah para pengusaha dalam
mendapatkan pelayanan, mempermudah KPPBC dalam proses administrasi, penginputan data, dan dalam proses pengawasan. Akan tetapi, manfaat yang
diperoleh melalui penerapan e-Government ini tidak dapat dirasakan oleh semua pengusaha yang terdaftar pada KPPBC ini terutama bagi mereka yang tidak
menggunakannya. Berbagai faktor seperti tidak mengetahui penggunaan internet, tidak mengetahui informasi tentang e-Government, dan belum semua para
pengusaha membutuhkan pelayanan melalui internet turut mempengaruhi hal ini. Dengan demikian, outcomes yang diharapkan tidak tercapai dengan maksimal.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan
dari hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan selama ini serta memberikan saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian ini.
6.1. Kesimpulan