BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Visi Indonesia sehat merupakan pandangan dalam mencapai derajat kesehatan bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering
terjadi perubahan tetapi pada visi 2010-2014 diharapkan terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dalam melaksanakan visi yang ada, keperawatan
sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional dan berorientasi pada paradigma keperawatan yang dimiliki Depkes,
2000. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit bagian kelima menjelaskan tentang Keselamatan Pasien yaitu Pasal 43 ayat 1 rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien,
2 standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa dan menerapkan pemecahan masalah
dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan Cyber Kebumen.http:blogger.kebumen.
Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan upaya keselamatan pasien di rumah sakit merupakan sebuah gerakan yang universal. Berbagai negara maju bahkan telah
menggeser paradigma ”kualitas” kearah paradigma baru ”kualitas-keselamatan”. Ini berarti bukan hanya mutu pelayanan yang harus ditingkatkan tetapi yang lebih
Universitas Sumatera Utara
penting lagi adalah menjaga keselamatan pasien secara konsisten dan terus menerus Budihartono, 2006.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan pasien dan
proses penyembuhan yang berlangsung sesuai dengan standar praktik keperawatan. Dimana salah satu petunjuk pengukuran kualitas layanan kesehatan adalah pencatatan
keselamatan pasien Nurachmah, 2007. Keperawatan memberikan pelayanan di rumah sakit selama 24 jam dalam
sehari dan 7 hari dalam seminggu, serta mempunyai kontak yang konstan dengan pasien. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit. Sehingga setiap upaya untuk
peningkatan pelayanan rumah sakit juga diikuti upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan Gillies, 1996.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan, dilakukan melalui proses
pengkajian terhadap penyebab utama tidak terpenuhi kebutuhan dasar manusia, penentuan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan
pengevaluasian. Seluruh proses diatas disebut proses keperawatan Ali, 2002. Di Amerika Serikat menurut Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa
sistem keselamatan pasien sudah mulai berkembang sejak tahun 2000, diantaranya
Universitas Sumatera Utara
adalah sistem pelaporan insiden, pengembangan dan penerapan solusi untuk menekan kesalahan, penetapan berbagai pedoman, standar, indikator keselamatan pasien
berdasarkan pengetahuan dan riset. Di Australia berdasarkan penelitian mengenai kualitas pelayanan kesehatan menyebutkan bahwa; dari total sampel 31.000 data
tahun 1984, 3,7 dampak kejadian 14 fatal dan 1:4 dampak kejadian dari kelalaian medis.
Survei Internasional dari 5 negara survei pasien dewasa yang sakit dirawat menunjukkan 19 percaya bahwa suatu kesalahan telah dibuat, 11 percaya terjadi
kesalahan obat atau dosis, dan 13 percaya bahwa masalah kesehatan yang serius diderita disebabkan oleh kesalahan dalam pelayananperawatan Communio Lectures,
Ramsay Health Care Clinical Governance Unit, 2002. Berdasarkan hasil survei di bidang keperawatan rumah sakit Sanglah Bali,
dari total sampel 236 tenaga keperawatan di rawat inap, sekitar 57 orang 24 melakukan kesalahan pemberian obat Ramsay Health Care Unit, 2005.
Menurut penelitian yang dilakukan Zuidah di rumah sakit umum Haji Medan 2006 yang berjudul hubungan pengetahuaan, sikap dan tindakan pemasangan
kateter untuk mencegah nosokomial ISK, ditemui ada hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan pemasangan kateter untuk mencegah nosokomial ISK, dari 30
responden dengan pengetahuan baik, 75 diantaranya melakukan tindakan dengan baik dan 25 buruk.
Universitas Sumatera Utara
Data laporan tahunan dari sub bagian keperawatan rumah sakit umum H.Sahudin terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap pada tahun 2008
terdapat beberapa keluhan pasien anatara lain: a.
Pemberian obat kepada pasien tidak tepat waktu b.
Perawat kurang ramah c.
Perawat kurang tanggap terhadap keluhan pasien d.
Perawat kurang terampil dalam melayani pasien, dan e.
Perawat lambat dalam melayani pasien. Data beberapa keluhan diatas diasumsikan salah satu penyebab pasien PAPS
Pulang Atas Permintaan Sendiri dengan data sebagai berikut Tabel 1.1:
Tabel. 1.1. Distribusi Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS No
Ruang Rawat Inap 2008
2009
1 VIP 7
5 2 Penyakit
Dalam 26
19 3 Bedah
16 12
4 Anak 5
3 Sumber: Subbag Keperawatan RSU.H.Sahudin Kutacane
Ketidaknyamanan pasien merupakan salah satu hal yang mendorong pasien untuk pulang sebelum sembuh, dari data-data keluhan pasien diatas sangat
berhubungan dengan keselamatan pasien, dimana pasien yang merasa aman serta nyaman merupakan wujud pelayanan dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
standar dan jauh dari resiko cedera.
Universitas Sumatera Utara
Kasus keselamatan pasien di RSU.H. Sahudin diperkirakan mencapai 10 dari seluruh pasien yang dirawat inap dari bulan Januari sampai Desember 2009 yang
berjumlah 1386 pasien. Adapun kasus yang pernah terjadi adalah kejadian yang tidak diinginkan seperti: salah pemberian obat yang mencapai 2, infeksi nosokomial
sekitar 5 dan kasus lainnya sekitar 3 Rekam Medik RSU H. Sahudin, 2009. Berdasarkan data RSU H.Sahudin diperkirakan masalah mutu pelayanan
rumah sakit terkait berbagai aspek manajerial RS, namun yang relatif dominan adalah bidang keselamatan pasien dan kurangnya sarana dan prasarana kesehatan penunjang
keselamatan pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruang internal RSU.H.Sahudin April, 2009, diperkirakan masalah keselamatan pasien rumah sakit
terkait dengan: 1 Kurangnya pengetahuan perawat, 2 Kurangnya keterampilan, 3 Kurangnya sikap terhadap keselamatan pasien.
Berdasarkan paparan di atas, maka dalam penelitian ini pengembangan praktik keperawatan diukur dari aspek karakteristik, pengetahuan, ketrampilan dan sikap
perawat terhadap keselamatan pasien.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang banyaknya kejadian yang tidak diinginkan KTD, dan keluhan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan yang
masih
Universitas Sumatera Utara
belum sesuai standar, dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut: ada pengaruh pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat terhadap keselamatan
pasien di RSU. H Sahudin.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap dan
keterampilan perawat terhadap keselamatan pasien di RSU. H.Sahudin.
1.4. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah: Ada pengaruh pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat terhadap keselamatan
pasien di RSU.H. Sahudin Kutacane.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Bagi manajemen rumah sakit, sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada
pihak rumah sakit untuk mengembangkan program peningkatan keselamatan pasien dan sebagai masukan untuk perawat dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit b.
Bagi peneliti, menambah wawasan dalam aplikasi keilmuan dibidang manajemen administrasi rumah sakit.
c. Bagi penelitian selanjutnya, secara ilmiah hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA