c Sonde harus diletakkan dengan sempurna di sayap hidung dengaan plaster yang baik tanpa menimbulkan rasa sakit.
d Perawat dan pasien harus ssetia kali mengontrol letaknya tanda di sonde, apakah masih tetap tidak berubah tergeser.
2.1.9.9. Pemasangan NGT
Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasoffaring klien kedalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang
memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Pelaksanaan harus seorang profesional kesehatan yang berkompeten dalam prosedur dan praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan keterampilan dibutuhkan
untuk melakukan prosedur dengan aman adalah : 1.
Anatomi dan fisiologi saluran gastri-intestinal bagian atas dan sistem pernafasan.
2. Kehati-hatian dalam prosedur pemasangan dan kebijaksanaan
penatalaksanaan NGT. Pengetahuan yang mendalam pada pasien misalnya: perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat membuat sulitnya pemasangan
NGT tersebut
2.1.9.10. Peralatan
1. Slang nasogastrik ukuran tergantung pada kebutuhan pasien 2. Pelumasjelly
3. Spuit berujung kateter 60 ml
Universitas Sumatera Utara
4. Stetoskop 5. Lampu senterpen light
6. Klem 7. Handuk kecil
8. Tissue 9. Spatel lidah
10. Sarung tangan dispossible 11. Plaster
12. Kidney tray 13. Bak instrumen
2.1.9.11. Langkah Pemasangan
a. Cuci tangan dan atur peralatan
b. Jika memungkinkan, jelaskan prosedur kepada klien dan keluarga
c. Identifikasi kebutuhan ukuran ngt klien
d. Bantu klien untuk posisi semifowler
e. Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan dominan kanan
atau sisi kiri bila bertangan dominan kiri f.
Periksa dan perbaiki kepatenan nasal, minta klien untuk bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yaang
lain, bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas.
Universitas Sumatera Utara
g. Tempatkan handuk mandi di atas dada klien, pertahankan tissue wajah dalam
jangkauan klien. h.
Gunakan sarung tangan i.
Tentukan panjang selangyang akan dimasukkan dan ditandai dengan plaster. j.
Ukur jarak dari lubang hidung ketelinga, dengaan menempatkaan ujung melingkar slang pada daun telinga, lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke
tonjolan sternum, tandai lokasi tonjolan sternum disepanjang slaang dengan plaster kecil.
k. Minta klien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung
paling bersih, pada saat memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
l. Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan
klien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan. m.
Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa sat klien menelan, jika klien batuk atau slang menggulung
ditenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya, diantara upaya tersebut dorong klien untuk bernafas dalam.
n. Ketika tanda plaster pada slang mencaapai jalan masuk ke lubang hidung,
hentikan insersi slang dan peeriksa penempaatannya, minta klien membuka mulut untuk melihat slang. Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung,
tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan slang dan dorong udara
Universitas Sumatera Utara
sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
o. Untuk mengamankan slang, gunting bagian tengah plaster sepanjang 2 inci,
sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inci plaster pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plaster lilitan mengitari slang.
p. Plasterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah klien. Pita karet dapat
digunakan untuk memfiksasi slang. q.
Kurangi manipulasi atatu merubah posisi klien sewaktu memasukkan ngt, termasuk juga batuk atau tersedak karena bisa menyebabkancervical injuri karena
manual stabilization of the head sangat diperlukan sewaktu melakukan prosedur. r.
Stabilisasikan posisi kepala.
2.1.10. Alat Injeksi Sekali Pakai 2.1.10.1. Jarum Suntik