Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya sendiri kebenaran tindakannya
tersebut.
2.5. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Keterampilan seorang karyawan diperoleh melalui pendidikan
dan latihan. Menurut Garry Dessler, pelatihan memberikan pegawai baru atau yang ada sekarang keterampilan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya pendidikan dan latihan
yakni : a membantu individu untuk dapat membuat keputusan dan pemecahan masalah secara lebih baik; b internalisasi dan operasionalisasi motivasi kerja,
prestasi, tanggung jawab, dan kemajuan; c mempertinggi rasa percaya diri; d membantu untuk mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru
Justine Sirait, 2006.
2.6. Rumah Sakit 2.6.1.
Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan RI 1972 yang dimaksud dengan Rumah sakit adalah suatu kompleks atau ruangan yang di pergunakan untuk menampung dan
merawat orang yang sakit dan bersalin, kamar orang yang sakit berada dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
kamar yang khusus, seperti Rumah Sakit khusus, rumah bersalin, lembaga masyarakat, kapal laut, dan lain-lain.
Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 159bMenkesPerII1988 tentang Rumah Sakit, menyatakan bahwa rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat di manfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan peneliti kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik.
Pengertian Rumah Sakit yang modern sering disalah tafsirkan oleh sebagian pihak sebagai gambaran sebuah Rumah Sakit yang gedung serta peralatan medis dan
peralatan umum lainnya hardware serba mutakhir dan mahal. Pengertian ini sebelumnya tidak tepat. Istilah Rumah Sakit modern sebetulnya
ialah Rumah Sakit yang memakai pendekatan konsepsi dan pelaksanaan dengan menggunakan dasar-dasar pemikiran dan manajemen pemikiran yang didasari atas
situasi dan kondisi yang ada dan dengan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dari waktu ke waktu, harus selalu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan
masyarakat. Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctor in hospital 1971
menyatakan bahwa Rumah Sakit setidaknya mempunyai lima fungsi : 1.
Harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah dan non bedah, harus tersedia. Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
rawat inap ini juaga meliputi pelayanan keperawatn, gizi, farmasi, laboratorium, radiologi, dan berbagai pelayanan diagnostik serta terapeutik lainnya.
2. Rumah Sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan
3. Rumah Sakit punya tugas melakukan pendidikan dan pelatihan
4. Rumah sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan,
karena keberadaan pasien di Rumah Sakit merupakan modal dasar untuk penelitian ini
5. Rumah Sakit juga punya tanggung jawab untuk program pencegahan dan
penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya.
2.6.2. Fungsi dan Jenis Rumah Sakit
Menurut SK Menkes RI No. 983MenkesSKXI1992 tentang pedoman organisasi Rumah Sakit, fungsi Rumah Sakit adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik
c. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
Sesuai dengan perkembangan yang dialami, pada saat ini rumah sakit dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu :
1. Menurut pemilik
Universitas Sumatera Utara
Jika ditinjau dari pemiliknya, rumah sakit dibedakan atas dua macam yakni rumah sakit pemerintah Government Hospital dan rumah sakit swasta Private
Hospital. 2. Menurut filosofi yang dianut
Jika ditinjau dari filosofi yang dianut, Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni rumah sakit yang tidak mencari keuntungan non profit hospital
dan rumah sakit yang mencari keuntungan profit hospital. 3. Menurut pelayanan yang diberikan
Jika ditinjau dari jenis pelayanan yang diselenggarakan, Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni rumah sakit umum general hospital serta
rumah sakit khusus speciality hospital jika hanya satu jenis yang diselenggarakan.
4. Menurut lokasi Rumah Sakit Jika ditinjau dari lokasinya, rumah sakit dapat dibedakan atas beberapa macam
yang semuanya tergantung dari pembagian sistem pemerintahan yang dianut. Misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibu kota negara, rumah sakit
provinsi jika lokasinya di ibu kota provinsi dan rumah sakit kabupaten jika lokasinya di ibu kota kabupaten.
2.6.3. Pelayanan Rumah Sakit
Rumah Sakit yang merupakan sub sistem dari pelayanan kesehatan juga merupakan suatu indikasi jasa yang berfungsi untuk memenuhi salah satu kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
primer manusia, baik sebagai individu, masyarakat, atau bangsa secara keseluruhan untuk meningkatkan hajat hidup yang utama yaitu kesehatan.
Dalam upaya menghasilkan proses dan keluaran pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien yang berorientasi pada kepentingan pasien, Depkes RI telah
menyusun kriteria- kriteria penting mengenai jenis disiplin pelayanan yang berkaitan terutama dengan struktur dan proses pelayanan Rumah sakit. Kriteria – kriteria
tersebut tertuang dalam bentuk “standar pelayanan rumah sakit” sebagai suatu nilai modul yang dijadikan dasar perbandingan yang harus dipakai oleh pengelola rumah
sakit dalam melaksanakan pelayanan yang didasari ilmi pengetahuan dan keterampilan manajemen rumah sakit yang memadai yang di jiwai oleh etika profesi.
Standar pelayanan rumah sakit mencakup 20 pelayanan di rumah sakit sebagai berikut : 1. Administrasi dan managemen, 2. pelayanan medis, 3. pelayanan gawat
darurat, 4. kamar operasi, 5. pelayanan intensif, 6. pelayanan perinatal resiko tinggi, 7. pelayanan keperawatan, 8. pelayanan anestesi, 9. pelayanan radiologi,
10. pelayanan farmasi, 11. pelayanan laboratorium, 12. pelayanan rehabilitasi medik, 13. pelayanan gizi, 14. rekam medik, 15. pengendalian infeksi di rumah sakit,
16. pelayanan sterilisasi sentral, 17. keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana alam, 18. pemeliharaan sarana, 19. pelayanan lain, 20. perpustakaan.
Pelayanan kesehatan tersebut disediakan rumah sakit dalam bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu dan jam tertentu, rawat inap yaitu
pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu 24 jam.
Universitas Sumatera Utara
2.6.4. Pelayanaan Rawat Inap
Rawat inap sebagai salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit, merupakan bentuk perawatan dalam jangka waktu tertentu dimana pasien tinggal di rumah sakit.
Umenta 1989, menyebutkan bahwa sistem penginapan pasien adalah fungsi rumah sakit, karena tanpa fasilitas ini rumah sakit tidak dapat membedakannya
dengan upaya kesehatan lainnya.Bangsal, kamar termasuk segala perabotan harus memberi rasa nyaman bagi pasien, sehingga perawatan dan pengobatan dapat
terlaksana secara efisien. Adapun rawat inap terdiri dari : 1 unit ruang perawatan umum, 2 unit
ruang perawatan penyakit dalam, 3 unit ruang peraawatan bedah, 4 unit ruang perawatan obstetri dan ginekologi, 5 unit ruang peraawatan bayi, 6 unit ruang
perawatan pediatri Kepmenkes RI No. 983MenkesSKXI1992.
2.6.5. Pelayanan Perawatan Rawat Inap
Undang-Undang No. 2392 tentang Kesehatan, bahwa profesi keperawatan adalah merupakan profesi tersendiri yang setara dan mitra dari disiplin profesi
kesehatan lainnya. Dalam melakukan registrasi dan praktik keperawatan, perawat diberi lisensi sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 647MenkesSKIV2000
Ismaini, 2001. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan tau sesuai dengan lingkungan wewenang dan
tanggung jawabnya Nursalam, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Standar praktik menurut PPNI yang dikutip Nursalam 2001 tersebut dilaksanakan oleh perawat generalis maupun spesialis di seluruh tatanan pelayanan
kesehatan di rumah sakit, Puskesmas maupun tatanan pelayanan kesehatan lain di masyarakat.
Praktik keperawatan menurut PPNI Ali, 2002 adalah tindakan pemberian asuhan keperawatan profesional baik secara mandiri maupun kolaborasi yang
disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu keperawatan. praktik keperaawatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Otonomi dalam pekerjaan
2. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
3. Pengambilan keputusan yang mandiri
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
5. Pemberian pembelaan advocacy dan
6. Memfasilitasi kepentingan pasien.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan di mana dalam menentukan tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan
yang jelas dalam keahliannya, selain itu sebagai profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakan serta adanya kode
etik dalam pekerjaan kemudian juga berorientasi pada pelayanan dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok atau masyarakat Aziz,
2004.
Universitas Sumatera Utara
Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar biologi, fisika,
biomedik, perilaku, sosial, dan ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan
dan evaluasi hasil-hasil tindakan keperawatan serta mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya Kusnanto, 2004.
Profesi keperawatan merupakan salah satu profesi luhur dibidang kesehatan. Pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert Committee on Nursing adalah
gabungan dari ilmu kesehatan dan seni melayanimerawat care, suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi perawat, kegiatan klinik, komunikasi dan
ilmu sosial Aditama, 2003. Pelayanan keperawatan rawat inap merupakan kegiatan dilakukan di ruang
rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan utama sesuai dengan wewenang, tanggung jawab, dan kode etik profesi keperawatan Nursalam, 2001.
Sistem pelayanan perawat rawat inap terdiri dari Kelompok Keperawatan CHS, 1989 :
1. Masukan : yaitu perawat, pasien dan fasilitas perawatan
Universitas Sumatera Utara
2. Proses : yaitu intervensi keperawatan, interaksi tenaga perawat-pasien meliputi :
keramahan, sopan santun, kepedulian, penampilan dan sebagainya. Kemudian fasilitas keperawatan meliputi efisiensi, kenyamanan dan keamanan.
3. Keluaran : yaitu berupa kualitas pelayanan keperawatan meliputi kebutuhan yang
terpenuhi, aman nyaman, pasien puas, sesuai kaidah bio-psiko-sosio-spiritual. 4.
Sistem informasi manajemen dan pengendalian. Sebagai pelayan profesional, keperawatan mempunyai karakteristik sebagai
berikut Scien E 1972; dalam PPNI 2001 : 1 Profesional, berbeda dengan amatir, terikat dengan pekerjaan seumur hidup dan merupakan sumber penghasilan utama;
2 mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap
terhadap kariernya; 3 memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap kokoh serta keterampila khusus, yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang lama;
4 profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip- prinsip dan teori-teori; 5 berorientasi kepada pelayanan, menggunakan keahlian demi
kebutuhan klien ; 6 pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan kebutuhan objektif klien ; 7 mengetahui apa yang baik untuk klien, dan mempunyai otonomi
dalam mempertimbangkan tindakannya ; 8 mempunyai kekuatan dan staatus dalam bidang keahliannya, dan pengetahuan mereka dianggap khusus http:www.
damandiri.or.id. Dalam memberikan pelayanan menurut Ali 2002, perawat harus
melaksanakannya dengan :
Universitas Sumatera Utara
1. Disiplin
Mengikuti tata tertib, norma-norma, kode etik sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dikuasai.
2. Inovatif
Perawat harus berwawasan luas dan harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK berdasarkan kepada
iman dan taqwa IMTAQ. 3.
Rasional Perawat harus berfikir dan bertindak secara rasional demi keselamatan pasien
yang dirawat. 4.
Integrated Perawat harus mampu bekerja sama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain,
pasien atau keluarga pasien berdasarkan azaz kemitraan. 5.
Mampu dan mandiri Perawat harus mampu dann kompeten.
6. Ugem
Perawat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan berhasil.
2.6.6. Fungsi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
Fungsi perawat menurut Aziz 2004 merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuia dengan perannya. Fungsi tersebut dapat brubah dengan keadaan
Universitas Sumatera Utara
yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya : fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.
a. Fungsi Independen
Fungsi Independen merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam mlkukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhn cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain, pemenuhan
kebutuhan keaamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
Fungsi Dependen merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan dan instruksi dari perawat lain ataupun dari dokter. Sehingga
ssebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat kepada perawat umum, atau perawat yang fungsinya sebagai perawat
pelaksanan, juga dokter melimpahkan keperawat.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberiaan pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan kepada penderita yang memiliki penyakit
Universitas Sumatera Utara
kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dokter maupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan kerja
sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
2.7. Landasan Teoritis