BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Karakteristik Perawat Terhadap Upaya Pengembangan
Praktek Keperawatan yang Berorientasi pada Keselamatan Pasien di RSUD H. Sahudin Kutacane
Berdasarkan uji statistik regresi linear berganda karakterik perawat yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja dan status kepegawaian, 2
diantaranya yaitu masa kerja dan pendidikan tidak termasuk ke dalam model regresi. Oleh karena nilai p pendidikan dan masa kerja tidak memenuhi syarat yaitu pada
pendidikan nilai p = 0,955 dan masa kerja nilai p = 0,957 atau p 0,05. Jenis kelamin, umur dan status kepegawaian yang masuk kedalam model
regresi linear berganda, hanya status kepegawaian yang mempunyai pengaruh signifikan dengan nilai p = 0,043 dan B = - 0,370 atau p 0,05. Hal ini berarti ada
pengaruh status kepegawaian perawat terhadap upaya pengembangan praktik keperawatan yang berorientasi pada keselamatan pasien di RSUD H. Sahudin.
Pada penelitian ini status pegawai di RSU H. Sahudin Kutacane mayoritas PNS, dimana dengan status PNS diharapkan dapat melaksanakan tugas pokok sesuai
standar prosedur, sehingga dapat memberikan pelayanan praktik keperawatan yang berorientasi keselamatan pasien dengan baik. Peningkatan kedisiplinan perlu
diberlakukan oleh Kepala rumah sakit bagi perawat baik PNS maupun Non PNS
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan Praktik Keperawatan yang berorientasi keselamatan pasien dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran kedisiplinan.
5.2. Pengaruh Pengetahuan Perawat Terhadap Upaya Pengembangan
Praktek Keperawatan yang Berorientasi pada Keselamatan Pasien di RSUD H. Sahudin Kutacane
Berdasarkan uji statistik regresi linear menunjukkan pengetahuan tidak ada pengaruh yang signifikan dengan nilai p= 0,117 dan B= 0,517 atau p0,05. yang
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap upaya pengembangan praktik keperawatan yang berorientasi pada keselamatan pasien.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sahminan 2010, dengan hasil penelitian ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dokter
terhadap kinerja dalam kelengkapan pengisisan rekam medis di RSUD IDI Kabupaten Aceh Timur.
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan atau kognitif merupakan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt
behaviour. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan dalam domain pengetahuan yaitu : 1. tahu, 2. memahami, 3. aplikasi, 4. analisis, 5. sintesis, dan 6. evaluasi.
Hasil penelitian ini diperoleh pengetahuan perawat terhadap upaya pengembangan yang berorientasi pada keselamatan pasien di RSUD H. Sahudin
dalam kategori baik yaitu baik. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui dari seluruh pertanyaan mengenai keselamatan pasien yang diberikan kepada responden hampir
Universitas Sumatera Utara
seluruh pertanyaan dijawab benar, tetapi pada pertanyaan tentang pasien dipindahkan keruangan lain yang diperhatikan, kecuali, lebih dominan menjawab salah sebanyak
56,0. Hal ini menggambarkan kurangnya pemahaman para perawat. Sesuai dengan teori yang dikemukaka oleh Notoatmodjo 2007, ada 6 tingkat pengetahuan maka
pengetahuan perawat berada pada tingkat tahu. Didukung dengan lebih dominannya perawat yang berusia dewasa muda yaitu 20 – 35 tahun sebanyak 76,0. Kurangnya
pemahaman pada perawat dikarenakan pengalaman terhadap pekerjaan yang masih rendah. Menurut Werther 1993 dalam Depkes RI 1997, melaksanankan program
pelatihan bagi petugas dapat membantu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam peran meningkatkan produktifitas dan mutu kerja.
Kepada kepala RS perlu mengadakan pelatihan tentang penanganan keselamatan pasien di rumah sakit dan perlunya mensosialisasikan pedoman panduan
nasional tentang keselamatan pasien kepada para perawat sehingga penatalaksaanan upaya pengembangan praktik keperawatan yang berorientasi pada keselamatan pasien
dapat diselenggarakan secara maksimal.
5.3. Pengaruh Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pengembangan