Pembagian Keuntungan TINJAUAN TENTANG ASURANSI TAKAFUL

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 pemeliharaan, yang biasanya ditetapkan berdasarkan jumlah tertentu dari hasil yang diasuransikan; 3 biaya-biaya lainya, seperti biaya incaso dan excasso 62

F. Pembagian Keuntungan

. Perusahaan asuransi syariah seperti syarikat takaful di Malaysia, dan sebagai asuransi syariah di Indonesia seperti asuransi syariah mubarokah tidak membebankan loading kepada peserta dengan alasan bertentangan dengan kaidah syara’. Sementara sebagian seperti takaful keluarga , MAA syariah, dan asuransi syariah lainnya, dewan pengawas syariahDPS membolehkan loading misalnya 30 persen dari premi tahun pertama, sepanjang dilakukan secara transparan dan sepengetahuan peserta takaful di awal akad. Hal ini dianggap tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syara’. Pengertian biaya loading pada asuransi syariah adalah kontribusi biaya yang diambil dari sebagian besar kontribusi peserta premi tahun pertama, misalnya 20- 30 dari premi tahun pertama. Biaya tersebut terutama diperuntukkan untuk komisi agen dan biaya penagihan incaso. Profit atau laba pada asuransi syariah untuk asuransi kerugian, yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan sebagaimana mekanisme yang ada di asuransi konvensional. Tetapi dilakukan bagi hasil al-mudharobah antara perusahan dengan peserta sebagaimana yang telah diperjanjikan atau menjadi akad di awal ketika baru masuk asuransi syariah. 62 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen resiko , Jakarta : Grafindo Persada, cet.6, 2000 halaman 45 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 Sedangkan pada asuransi jiwa, yang karakteristik bisnisnya sangat tergantung pada hasil investasi, profit yang diperoleh dari hasil investasi, yang dilakukan melalui instrumen investasi yang dibenarkan secara syar’I, dilakukan juga bagi hasil al- mudharabah sebagai asuransi kerugian di atas, sesuai skim bagi hasil yang diperjanjikan. Besarnya bagi hasil sangat bergantung pada kondisi perusahaan, semakin sehat dan besar profit yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula porsi bagi hasil yang diberikan kepada peserta . skim bagi hasil 50:50, 60:40, 70:30, 80:20 atau 90:10 biasanya dievaluasi setiap periode tertentu misalnya 2 atau 3 tahun sekali manakala perusahaan mengalami perubahan yang cukup signifikan untung atau rugi 63 . Baik pada takaful keluarga maupun takaful umum, keuntungan yang diperoleh dari hasil investasi dana rekening peserta pada takaful keluarga dan dana kumpulan premi, setelah dikurangi biaya oprasional perusahaan pada asuransi takaful umum, dibagikan kepada perusahaan dan peserta takaful sesuai dengan prinsif al- mudharabah dengan porsi pembagian yang telah disepakati sebelumnya . 64 1. Keuntungan harus dibagi untuk kedua belah pihak, salah satu pihak tidak diperkenankan mengambil seluruh keuntungan tanpa membagi kepada pihak lain. . Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Keuntungan adalah tujuan akhir mudharabah namun keuntungan ini terikat syarat berikut: 63 Muhammad Syakir Sula, Op.cit, halaman 319 64 Wirdyaningsih, Op.cit, halaman 265 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 2. Proporsi keuntungan masing-masing pihak harus diketahui pada waktu berkontrak, dan porsi tersebut harus dari keuntungan, misalnya, 60 persen dari keuntungan untuk pemodal dan 40 persen dari keuntungan untuk pengelola. 3. Kalau jangka waktu akad mudharabah relatif lama, tiga tahun keatas, maka nisbah keuntungan dapat disepakati untuk ditinjau dari waktu-kewaktu. 4. Kedua belah pihak juga harus menyepakati biaya-biaya apa saja yang ditanggung pemodal dan biaya-biaya apa saja yang ditanggung pengelola. Kesepakatan ini penting karena biaya akan mempengaruhi nilai keuntungan 65 Dalam akad mudharabah, Mudharib menjadi pengawas amin untuk modal yang dipercayakan kepadanya, mudharib harus menggunakan dana dengan cara yang telah disepakati dan kemudian dikembalikan kepada rabb al-mal modal dan bagian keuntungan yang telah disepakati sebelumnya . madharib menerima untuk dirinya sendiri sisa dari keuntungan tersebut. Berikut ini beberapa segi-segi penting antara mudharib dan rabb al-mal yang juga menjadi syarat dalam transaksi al-mudharabah. . 1. Pembagian keuntungan diantara kedua belah pihak tertentu saja harus secara proporsional dan tidak dapat memberikan keuntungan sekaligus atau yang pasti kepada rabb al-mal ‘pemilik modal’ 2. Rabb al-mal tidak bertanggung jawab atas kerugian-kerugian diluar modal yang telah diberikan. 65 Muhammad Syakir Sula, Op.cit, halaman 335 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 3. Mudharib mitra kerja pengelola tidak turut menanggung kerugian kecuali kerugian waktu dan tenaganya 66

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PRINSIP KESEIMBANGAN

INDEMNITEIT TERHADAP ASURANSI KERUGIAN PADA ASURANSI TAKAFUL SYARIAH DI KOTA MEDAN . 66 Ibid, halaman 335