Ganti Kerugian Pertanggungan Premi Motif Jaminan Sosial Yang Bersifat Kemanusiaan

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 merupakan perjanjian khusus berdasarkan motif ekonomis, artinya tertanggung menyadari betul bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta benda miliknya dan terhadap jiwa raganya, ia akan menderita kerugian korban jiwa raganya. Tertanggung sebagai pihak yang diancam bahaya merasa beban ini berat, yang sewaktu-waktu bisa terjadi untuk mengurangi atau menghilangkan beban tersebut Si tertanggung berusaha mencari jalan kalau ada pihak lain yang ingin mengambil over beban ancaman bahaya itu, dan ia dapat dan sanggup membayar kontra prestasi yang disebut dengan premi.

2. Peralihan Risiko

Perjanjian asuransi yang didasarkan pada motif ekonomis diatas, bertujuan memperalihkan risiko dari tertanggung kepada penanggung dengan imbalan bahwa penanggung menerima sejumlah uang sebagi premi dari tertangguang. Ini berarti apabila dalam jangka waktu diadakan pertanggungan itu betul-betul terjadi peristiwa yang mengancam itu, sehingga menimbulkan kerugian atau kerusakan, maka penanggung akan membayar ganti rugi atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung sesuai dengan isi perjanjian. Dengan adanya perjanjian asuransi ini tertanggung sebagai pihak yang berkepentingan merasa aman. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa orang akan mengadakan atau menutupi suatu perjanjian pertanggungan jika ia bermaksud atau mempunyai suatu tujuan untuk memperalihkan risiko atau berbagi risiko yang dihadapi atas harta kekayaan terhadap pihak lain 71

3. Ganti Kerugian

. 71 Ibid, halaman 17 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 Disamping sebagai motif ekonomis dan dalam hal peralihan risiko perjanjian asuransi juga bertujuan untuk membayar ganti kerugian atas kerugian atau kerusakan yang diderita tertanggung. Dalam prakteknya tidak senantiasa bahaya yang mengancam itu sungguh-sungguh terjadi. Dengan demikian kesempatan baik bagi penanggung mengumpulkan uang premi yang dibayarkan oleh tertangggung yang mengikatkan diri kepadanya. Apabila suatu ketika sungguh terjadi pristiwa yang menimbulkan kerugian, maka kepada tertanggung yang bersangkutan akan menerima ganti kerugian sejumlah uang yang jumlahnya bisa jauh lebih besar dari jumlah premi yang telah dibayarkan kepada penanggung. Hal ini tidaklah merugikan penanggung karena pada dasarnya kerugian yang dibayarkan kepada tertanggung itu dapat ditutupi dengan jumlah yang diterima Dari tertanggung lainya. Dari sudut perhitungan ekonomi inilah salah satu factor pendorong ke arah perkembangan dan pertumbuhan perusahaan asuransi terutama dinegara yang sudah maju 72

4. Pertanggungan Premi

. Perjanjian asuransi ditunjukkan untuk mendapatkan sejumlah uang premi yang diterima dari pihak tertanggung. Dalam tiap-tiap pertanggungan, tertanggung berkewajiban membayar sejumlah premi kepada penanggung. Biasanya premi itu dibayar dimuka secara tunai tetapi bila asuransi itu akan berlaku lama, maka premi itu dapat diperjanjikan secara ansuran.

5. Motif Jaminan Sosial Yang Bersifat Kemanusiaan

72 Ibid, Halaman 17 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 Diasamping motif ekonomis diatas, kadang-kadang diakui juga adanya motif jaminan sosial. Dalam hal ini dihubungkan dengan pembedaan jenis asuransi, yaitu 73 a. Pertanggungan kerugian, yaitu pertanggungan yang terletak dalam bidang harta kekayaan yang selalu dapat dinilai dengan uang. Misalnya; asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan dan sebagainya. Tujuan dari pertanggungan ini adalah untuk mengganti kerugian apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian bagi harta benda tertanggung. : b. Pertanggungan jumlahjiwa, yaitu pertanggungan yang tidak ditujukan untuk membayar ganti rugi melainkan pembayaran sejumlah uang, karena tidak terletak dalam lapangan harta kekayaan. Pembayaran sejumlah uang itu adalah sebagai hasil pemufakatan antara pihak penanggung dengan tertanggung. Pembayaran uang itu bukan sebagai ganti rugi, karena jiwa manusia tidak dapat dinilai dengan uang, dan bukan harta kekayaan yang jadi obyeknya. Seperti telah dijabarkan di atas tentang tujuan diikatnya perjanjian asuransi di dalam asuransi konvensional, sebagai mana diketahui bahwa segala musibah dan bencana yang menimpa manusia merupakan takdir yang telah digariskan oleh Tuhan, namun hal ini bukanlah menjadikan manusia menjadi menyerah dan putus asa akan tetapi menusia wajib beriktiar, berupaya memperkecil risiko finansial. Salah satu cara 73 Ibid, Halaman 18 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 dapat dilakukan dengan menabung tetapi upaya tersebut sering kali tidak memadai, karena yang ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan. Hal tersebut diataslah yang merupakan alasan orang berasuransi, sebab bila terjadi sesuatu bencanamusibah maka kerugian yang diderita orang-orang dapat diperingan atau dikurangi. Demikian pulalah didalam asuransi takaful, bahwa diikatnya suatu perjanjian memiliki tujuan, adapun tujuan utamanya adalah: 1. Memberikan perlindungan ekonomi kepada orang-orang yang terkena musibah bencana sesuai dengan syariah Islam, dan juga perlindungan ekonomi yang dimaksud seperti pada asuransi jiwa bila seseorang meninggal dunia, maka asuransi tersebut diadakan untuk meringankan beban orang-orang yang ditinggalkannya dengan memperkecil risiko financial yang timbul. 2. Memberikan manfaat ekonomi yang maksimal artinya dalam berasuransi, iuranpremi asuransi takaful yang dikumpulkan oleh peserta asuransi tersebut mengandung unsur tabungan dimana setiap peserta yang berasuransi juga sekaligus menabung dan unsur derma yang diiklaskan untuk tujuan saling membantu diantara para peserta diseluruh Indonesia.

C. Hubungan Antara Penanggung Dengan Tertanggung