Mekanisme Pengolahan Dana Asuransi Takaful

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 Maka dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa obyek dari perjanjian asuransi tersebut adalah segala kepentingan yang mungkin akan lenyap atau berkurang karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak tentu. Obyek asuransi benda dan kerugian yang nyata Yang dimaksud disini dengan obyek asuransi tanpa benda adakalanya diadakan asuransi terhadap kemungkinan orang menderita karena tidak akan mendapat untung dalam suatu perusaan. Dalam hal ini tidak ada suatu benda berwujud, yang akan musnah atau akan ada kerusakan atau sebagainya. Pendek kata selama perjanjian asuransi berjalan tidak akan ada suatu benda yang terlihat sebagai barang yang terkena suatu macam bahaya , misalnya : apabila seseorang pengendara mobil mengadakan asuransi terhadap kemungkinan ia akan menerima akibat atas suatu tabrakan dengan kendaraan lain, dan menyebabkan kecelakaan sehingga ia harus memberi sejumlah uang ganti rugi yang agak tinggi. Inipun tak ada benda atau barang yang berwujud, yang mungkin akan ditimpa oleh suatu peristiwa, sehingga musnah atau rusak 56 .

D. Mekanisme Pengolahan Dana Asuransi Takaful

Pada hakekatnya, perusahaan asuransi yang berbasis syariah memegang prinsip-prinsip tolong menolong kerjasama, saling bertanggung jawab dan saling 56 Ibid, Halaman 41 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 melindungi diantara peserta asuransi. Di samping itu, bahwa perusahaan asuransi takaful keluarga sebagai perusahaan yang menjalankam usaha asuransi berdasarkan syariah berdasarkan amanah kepercayaan dari para peserta asuransi untuk mengelola premi, melalui kegiatan investasi yang sesuai dengan syariah hingga memberikan santunan kepada pesrerta asuransi yang mengalami musibah sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Keuntungan laba yang diperoleh dari hasil kegiatan investasi tersebut dilaksanakan berdasarkan prinsip bagi hasil antara pihak perusahaan asuransi takaful dengan peserta asuransi takaful dengan peserta asuransi berdasarkan persentase porsi yang telah disetujui oleh para pihak diawal perjanjian. Mekanisme pengolahan dana pesearta premi terbagi menjadi dua sistem, yaitu : a. Sistem pada produk saving ada unsur tabungan Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang premi secara teratur kepada perusahaan. Besar premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda 57 a. perjanjian berakhir . 1. Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan milik peserta yang dibayarkan bila ; b. peserta mengundurkan diri 57 Muhammad Syakir Sula, Op.cit, Halaman 177 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 c. peserta meninggal dunia 2. Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, yang dibayarkan bila : a. peserta meninggal dunia b. perjanjian telah berakhir jika ada surplus dana System ini merupakan pelaksanaan dan implementasi dari perjanjian akad bagi hasil sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari unsur ketidakpastian dan judi. Keuntungan laba yang diperoleh dari hasil investasi setelah dikurangi dari beban asuransi dibagi menurut prinsip bagi hasil dengan persentase porsi yang persentase porsi yang telah disepakati antara kedua belah pihak di awal perjanjian. Persentase tersebut misalnya 60 : 40 ataupun 70 : 30. Manfaat takaful yang akan diperoleh peserta takaful atau ahli warisnya adalah sebagai berikut : 1. jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh : a. Dana tabungan yang telah disetor b. Bagian keuntungan atas hasil investasi mudharabah bagi hasil dari rekening tabungan c. Selisih dari manfaat takaful awal rencana menabung dengan premi yang sudah dibayar. Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 2. Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka peserta akan memperoleh : a. Tabungan yang telah disetor b. Bagian keuntungan atas hasil investasi mudharabah bagi hasil dari rekening tabungan

b. Sistem pada produk

non saving Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukan dalam rekening tabarru’ perusahaan yaitu kumpulan dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dan kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, dan dibayarkan bila 58

a. Peserta meninggal dunia

: b. Perjanjian telah berakhir jika ada surplus dana kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi klaim dan premi asuransi, akan dibagi antara peserta dan perusahaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah. Sedangkan manfaat takaful pada produk non saving adalah ssebagai berikut 59 58 Ibid, halaman 178 59 Ibid, Halaman 179 : Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 1. Bila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dari perusahaan, sesuai dengan jumlah yang direncanakan peserta. 2. Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir maka peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas rekening tabarru’ yang ditentukan oleh perusahaan dengan skema mudharabah bagi hasil. Dengan demikian mekanisme pengolahan dana pada pada perusahaan asuransi takaful keluarga sebagai perusahaan asuransi berbasis syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Pada asuransi syariah life insurance untuk produk-produk yang mengandung unsur saving ‘tabungan’ , dana yang dibayarkan peserta langsung dibagi dalam dua rekening yaitu rekening peserta dan rekening tabarru’. Kemudian total dana diinvestasikan, dari hasil investasi dibagi secara proposional antara peserta dengan perusahaan pengelola berdasarkan skim bagi hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pada asuransi kerugian dan atau produk asuransi jiwa yang tidak mengandung unsur saving, terjadi akad mudharabah bagi hasil antara peserta dan perusahaan asuransi pengelola. Kemudian total dana konstribusi yang telah dibayarkan peserta diinvestasikan , dan hasil investasi surplus oprasi setelah dikurangi beban asuransi terjadi bagi hasil antara peserta dengan pengelola sesuai skim bagi hasil yang telah ditetapkan. Sementara pada mekanisme pengolaan dana pada perusahaan asuransi konvensional tidak ada pemisahan antara dana peserta premi dan dana tabarru’, dengan kata lain semua dana dari peserta asuransi premi tersebut menjadi satu dan Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 menjadi milik perusahaan. Perusahaan tersebut yang mengelola dan menginvestasikan dana tersebut. Premi yang terkumpul dari peserta asuransi tersebut diinvestasikan berdasarkan ketentuan syarian sebagaimana dimaksudkan ketentuan fatwa dewan syariah Nasional No.21DSN-MUI2001 bagian kedelapan tentang investasi yang terdapat dalam angka 2. Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa. Menurut Muhammad Syakir Sula, investasi keuangan menurut syariah harus terkait secara langsung dengan suatu asset atau kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat karena atas manfaat tersebut dapat dilakukan bagi hasil 60

E. Sumber Biaya Oprasional