Pengertian Asuransi Syariah TINJAUAN TENTANG ASURANSI TAKAFUL

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009

BAB III TINJAUAN TENTANG ASURANSI TAKAFUL

A. Pengertian Asuransi Syariah

Pada dasarnya istilah dari kata asuransi syariah sendiri mempunyai beberapa istilah antara lain takaful bahasa arab, ta’min dan dhaman bahasa arab dan Islamic insurance bahasa inggris. Secara etimologis, ta’min berarti memberi rasa aman securing, memberi perlindungan protecting dan memberi jaminan Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 guarantee. Namun demikian terhadap istilah-istilah tersebut tidaklah berbeda satu sama lain karena tetap mengandung makna pertanggungan atau saling menanggung. Secara filosofis dalam Al-Qur’an telah disebutkan dalam ayat Al-maidah ayat 2 yang artinya “ tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggara. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” Al-Maidah:2 Dari ayat tersebut terlihat bahwa setiap manusia harus saling tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa dan dilarang untuk tolong-menolong dalam kebatilan perkara atau dosa-dosa dan permusuhan. Dalam bahasa Arab Asuransi dikenal dengan istilah at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min. Pengertian at-ta’min adalah seorang membayar menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang 40 Dalam Ensiklopedia Hukum Islam, digunakan istilah at-takaful al-ijtima’I atau solidaritas yang diartikan sebagai sikap anggota masyarakat islam yang saling memikirkan, memperhatikan, dan membantu mengatasi kesulitan; anggota . Sementara Muhammad Syakir Sula Mengartikan takaful dalam pengertian muamalah adalah: “Saling memikul risiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lain menjadi penanggung atas risiko yang lainnya”. 40 Karnaen Perwataatmadja, Bank dan asuransi Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005 halaman 221. Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 masyarakat yang satu merasakan penderitaan yang lain sebagai penderitanya sendiri dan keberuntungannya adalah juga keberuntungan yang lain. Dewan Syariah Nasional pada tahun 2001 telah mengeluarkan fatwa mengenai asuransi syariah. Dalam fatwa DSN No.21DSN-MUIX2001 sebagai pertama mengenai ketentuan umum angka 1 disebutkan: “Asuransi syariah ta’min, takaful atau tadhamun adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orangpihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan syariah 41 Sehingga dalam hal ini, ada dua konsep dasar yang ada pada perusahaan asuransi Islam, yaitu . Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa asuransi syariah adalah suatu perikatan atau perjanjian kesepakatanpersetujuan bersama antara sekumpulan kemungkinan suatu pristiwa musibah yang mana operasionalnya dijalankan sesuai dengan syariah agama Islam. 42 − Al-takaful saling memberikan perlindungan : − Al-mudharabah konsep bagi hasil, profit sharing Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa pendapat para ahli tentang asuransi syariah antara lain 43 1. Pendapat yang membolehkan secara mutlak melakukan asuransi, diantaranya pendapat Mushtafa Ahmad Al Zarqa, Muhammad Al-Bahy, Muhammad Yusuf Musa, : 41 Ibid, halaman 221, 223, dan 224 42 Muhbib Abdul Wahap, Op.cit, halaman 10-11. 43 AM. Hasan Ali, Op.cit, halaman 114 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 Abd Al-wahab Khalaf, Abd Al-Rahman Isa dan Muhammad Nezatullah Shiddiq. Argumentasi yang dijadikan dasar bagi yang membolehkan asuransi adalah sebagai berikut: a. Dalam Al-Qur’an dan Hadis tidak didapati nash yang secara tegas melarang asuransi. b. Dalam asuransi terdapat kesepakatam dan kerelaan antara kedua belah pihak. c. Asuransi menguntungkan kedua belah pihak. d. Asuransi mengandung kepentingan umum, sebab premi-premi yang terkumpul dapat diinvestasikan dalam kegiatan pembangunan. e. Asuransi termasuk akad mudharabah antar pemegang polis dengan perusahaan asuransi. f. Asuransi termasuk syirkat at-ta’awuniyah, usaha bersama yang didasarkan pada prinsip tolong-menolong. 2. Pendapat yang mengharamkan asuransi antara lain pendapat dari Sayid Sabiq, Abdullah al-Qulqili, Muhammad Yusuf al-Qardhawi,Mahdi Hasan dan Mahmud Ali. Alasan utama pengharaman asuransi adalah bahwa premi-premi yang telah dibayarkan oleh para pemegang polis diputar dalam praktek riba. Warkum Sumitro memberikan jawaban terhadap kelompok yang mengharamkan asuransi dengan enam alasan, sebagai berikut 44 a. Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang di dalam Islam. : b. Asuransi mengandung unsur ketidak pastian. 44 Ibid, Halaman 142 dan 143 Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 c. Asuransi mengandung unsur riba yang dilarang dalam islam. d. Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak secara tunai. e. Asuransi objek bisnisnya digantungkan pada hidup matinya seseorang yang berarti mendahului takdir Allah SWT. f. Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat menekan. 3. Pendapat yang membedakan beberapa asuransi, sehingga ada asuransi yang dipandang haram dan ada pula asuransi yang dipandang boleh. Muhammad Abu Zahrah membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan asuransi yang semata-mata bersifat komersial. Abdullah Ibn Zaid membolehkan asuransi kecelakaan dan mengharamkan asuransi jiwa 45 Karena terdapat beberapa pendapat para ulama tentang asuransi ini, maka dalam ajaran Islam sendiri asuransi termasuk persoalan mu’amalah yang sama sekali baru, dan karna itu hukumnya harus dikembalikan kepada kaedah ushul fiqih. Dengan demikian hukum asuransi menurut fiqih Islam pada dasarnya adalah mubah boleh, kecuali jika terdapat unsur-unsur yang dilarang oleh syariat islam seperti riba bunga, gharar ketidakpastian, penipuan, spekulasi dan kecurangan atau ketidak adilan . 4. Pendapat yang menyatakan bahwa hokum asuransi termasuk syubhat samar- samar karena tidak ada dalil-dalil agama yang secara jelas mengharamkan atau menghalkan asuransi. Karena itu sikap yang diambil adalah berhati-hati dalam berhubungan dengan asuransi. 46 45 Muhbid Abdul Wahab, Op.cit, halaman 33-34 46 Ibid, halaman 29 dan 32 . Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 Dengan demikian, dalam asuransi Islam merupakan suatu anugerah bagi manusia sebab asuransi dilandaskan pada prinsip mutualisme atau kebersamaan yang lebih jauh terlihat dalam prinsip tolong-menolong, kerja sama dan saling melindungi diantara sesama peserta nasabah asuransi.

B. Landasan Hukum Asurasi syariah 1. Al-Qur’an