Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit
Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Yang dimaksud dengan syarat-syarat khusus dalam Pasal 258 KUHD adalah mengenai esensi perjanjian asuransi yang telah dibuat itu, terutama mengenai realisasi
hak dan kewajiban tertanggung dan penaggung
16
a Dapat dinilai dengan sejumlah uang op geld waardeerbaar .
C. Objek Asuransi
Objek adalah kebalikan dari subjek. Kalau subjek dalam satu perjanjian adalah anasir yang bertindak, yang aktif maka objek dalam suatu perjanjian dapat
diartikan sebagai hal yang diperlakukan oleh subjek itu berupa suatu hal yang penting dalam tujuan yang dimaksudkan dengan membentuk suatu perjanjian.
Dalam hal ini objek dari asuran pada asuransi adalah semua kepentingan yang:
b Dapat takhluk pada macam-macam bahasa aan gevaaronderheving dan c Tidak dikecualikan oleh undang-undang
17
Benda asuransi adalah benda yang menjadi objek perjanjian asuransi Object Of Insurance. Benda asuransi adalah harta kekayaan yang mempunyai nilai
ekonomi, yang dapat dihargai dengan sejumlah uang. Benda asuransi selalu berwujud, misalnya gedung pertokoan, rumah, kapal. Benda asuransi selalu diancam
oleh bahaya atau peristiwa yang terjadinya itu tidak pasti. Oleh karena itu, benda asuransi dapat rusak, hilang, musnah atau berkurang nilainya.
1. benda asuransi
16
Ibid. Halaman 55.
17
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi Diindonesia, Jakarta : Penerbit
C.V.Pembimbing, 1958 Halaman 42
Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit
Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Pada benda asuransi melekat hak subjektif yang tidak berwujud. Karena benda asuransi dapat rusak, hilang, nusnah, atau berkurang nilainya, maka hak subjektif juga
dapat rusak, hilang, musnah atau berkurang nilainya. Dalam literature hukum asuransi, hak subjektif ini disebut kepentingan Interest. Kepentingan ini dapat
menjadi objek asuransi. Dengan demikian, objek asuransi itu dapat berupa: a. Benda asuransi yang sifatnya berwajud.
b. Kepentingan, yaitu hak subjektif yang melekat pada benda asuransi yang sifatnya tidak berwujud.
Benda asuransi adalah harta kekayaan, karena kepentingan itu melekat dari benda asuransi, maka kepentingan juga adalah harta kekayaan. Sebagai harta
kekayaan kepentingan memiliki unsur-unsur bersifat ekonomi. BerdasarkanPasal 268 KUHD dapat diketahui kreteria kepentingan, yaitu kepentingan harus:
a. ada pada setiap asuransi Pasal 250 KUHD. b. Dapat dinilai dengan uang.
c. Dapat diancam oleh bahaya d. Tidak dikecualikan oleh undang-undang
Tidak dikecualikan oleh undang-undang artinya tidak dilarang undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertipan umum kesusilaan
18
Objek asuransi yang telah diuraikan ini baru meliputi objek asuransi kerugian. Selain itu ada juga Objek asuransi jumlah, misalnya pada asuransi jiwa dan
asuransi kecelakaan. Objek asuransi jumlah bukan benda, melainkan jiwa atau raga .
18
Abdul Khadir Muhammad, Op.Cit, Halaman 85-87
Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit
Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007.
USU Repository © 2009
manusia yang terancam pristiwa yang menjadi sebab kematian atau kecelakaan. Objek asuransi jumlah tidak dapat dinilai dengan uang tetapi sejumlah uang dapat
dijadikan ukuran pembayaran santunan jika terjadi peristiwa yang menjadi sebab kematian atau kecelakaan. Penetapan jumlah uang sebagai santunan hanya bersifat
praktis karena diperjanjikan antara tertanggung dan penanggun, atau ditetapkan oleh undang-undang.
Dalam setiap asuransi, kepentingan itu harus ada. Jika tidak ada kepentingan atas benda yang di asuransikan, penanggung tidak diwajibkan membayar klaim ganti
kerugian. Ini berarti jika tidak ada kepentingan, tidak pula ada asuransi. Jika terjadi pristiwa yang menimbulkan kerugian, tidak ada klaim ganti kerugian bagi
tertanggung yang tidak berkepentingan. Jadi, kepentingan itu merupakan syarat mutlak dalam setiap asuransi.
Bagaimana dengan asuransi jumlah yang objek asuransinya tidak dapat dinilai dengan uang? Apa yang dijadikan ukuran untuk menentukan jumlah asuransi, jumlah
premi yang dibayar olah penanggung jika terjadi peristiwa penyebab kematian atau kecelakaan? Sejumlah uang selalu dijadikan ukuran yang dianggap pantaslayakpatut
menurut berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa, misalnya kematian lebih berat daripada kecelakaan biasa, cacat seumur hidup lebih berat daripada cacat
yang dapat disembuhkan
19
19
Ibid, Halaman 87-88
.
D. Premi Asuransi