Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit
Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Pada dasarnya prinsip itikat baik para pihak tetap melandasi setiap perjanjian, demikian pula dalam perjanjian asuransi. dalam Pasal 251 KUHD disebutkan bahwa:
“setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung, betapapun ada itikat baik
padanya, yang demikian sifatnya, sehingga, seandainya sipenanggung telah mengetahui keadaan sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup atau tidak ditutup
dengan syarat-syarat yang sama, mengakibatkan batalnya pertanggungan”. Hal itu disebabkan karena perjanjian asuransi mempunyai sifat-sifat khusus
dalam arti bahwa tertanggung harus menyadari bahwa pihaknya mempunya kewajiban untuk memberikan keterangan yang sebenarnya dan selengkapnya
mengenai keadaan objek yang diasuransikan
34
3. Prinsip Ganti kerugian
indemnity
.
Asuransi berfungsi untuk mengalihkan atau membagi risiko yang kemungkinan diderita atau dihadapi oleh tertanggung karena terjadinya suatu pristiwa
yang tidak pasti. Prinsip ganti kerugian ini pada dasarnya adalah bahwa besarnya ganti kerugian yang diterima oleh tertanggung harus seimbang dengan kerugian yang
dideritanya. Hal ini terdapat dalam Pasal 246 KUHD, yaitu pada kalimat”… Untuk memberikan penggantian kepadanya karena satu kerugian, kerusakan atau karena
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu”.
34
M.Suparman Sastra widjaja, Op.Cit, Halaman 69
Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit
Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Menurut Emmy Pangaribuan Simajuntak bahwa sebagai dasar dimasukkan azas perseimbangan dalam perjanjian asuransi adalah azas dalam hukum perdata,
yaitu larangan memperkaya diri sendiri secara melawan hukum atau memperkaya diri tanpa hak onrechmatige verijjking
35
4. Prinsip subrogasi
.
Subrogasi berarti penggantian pihak yng berhak dalam suatu hubungan hukum mengenai hak-haknya terhadap pihak yang berwajib.
Didalam perjanjian asuransi apabila tertanggung yang telah mendapat ganti kerugian dari penanggung, juga diperkenankan menuntut ganti kerugian pada pihak
ketiga yang menyebabkan timbulnya kerugian tersebut. Dalam hal ini maka tertanggung dapat menerima ganti kerugian yang melebihi kerugian yang
dideritanya
36
Pada umumnya, seorang yang menyebabkan suatu kerugian bertanggung jawab atas kerusakankerugian itu. Dalam hubungannya dengan asuransi, pihak
penanggung mengambil alih hak menagih ganti kerugian pada pihak yang . Maka untuk menghindarkan hal tersebut, diaturlah tentang subrogasi
bagi penaggung yang terdapat dalam Pasal 284 KUHD : “ seorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang
dipertanggungkan, menggantikan si tertanggung dengan segala hak yang diperolehnya terhadap orang-orang ke tiga berhubung dengan penerbitan kerugian
tersebut, dan sitertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak sipenanggung terhadap orang-orang ketiga itu”.
35
Ibid, Halaman 70
36
Ibid, Halaman 74
Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit
Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007.
USU Repository © 2009
menyebabkan kerugian setelah penanggung melunasi kewajibannya pada tertanggung
37
a. Apabila tertanggung disamping mempunyai hak terhadap penanggung masih mempunyai hak-hak terhadap pihak ke tiga.
. Subrogasi dalam auransi adalah subrogasi berdasarkan undang-undang. Oleh
karena itu, harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
b. Hak tersebut timbul, karena terjadinya suatu kerugian. Dengan demikian, subrogasi mempunyai tujuan mencegah tertanggung
mendapat ganti kerugian yang melebihi kerugian yang dideritanya. Prinsip subrogasi bagi penanggung diadakan dalam usaha mempertahankan prinsip ganti kerugian atau
prinsip indemnitas. Selain itu, dengan adanya prinsip subrogasi, pihak ketiga yang menimbulkan kerugian tidak akan bebas dari tanggung jawabnya sebab akan dituntut
oleh penanggung. Prinsip subrogasi hanya berlaku dalam asuransi kerugian schadeverzekering
dan tidak berlaku dalam asuransi sejumlah uang sommenverzekering. Hal itu ditegaskan pada keputusan Hoge Raad tanggal 31 Desember1931 NJ 1932, 419 yang
dikenal sebagai arrest Spoorwegoongeval de vink zeben dan Strek, 1986 :1723. Dalam Arrest tersebut ditentukan bahwa asuransi jumlah tidak dimaksudkan
memberikan ganti kerugian atas kerugian yang diderita, tetapi memberikan pembayaran sejumlah uang kepada tertanggung yang sudah ditetapkan sebelumnya
38
5. Prisip sebab akibat