Pada takaful keluarga Perjanjian Takaful

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 mengelola iuran yang mereka kumpulkan mudharib, dan selanjutnya memberikan santunan kepada peserta yang mengalami musibah 68 a. Dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan asuransi, perusahaan di amanahkan untuk menginvestasikan dan mengusahakan pembiayaan kedalam . Perjanjian akad yang digunakan dalam asuransi takaful pada dasarnya merupakan suatu konsep investasi. Umumnya menggunakan konsep akad mudharabah, namun di Indonesia ada yang menggunakan konsep akad lain dalam hubungan antara perusahaan asuransi takaful dengan para pesertanya. Secara rinci konsep perjanjian yang terdapat pada masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Pada takaful keluarga

Perusahaan takaful dan peserta mengikatkan diri dalam perjanjian al- mudharabah dengan hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian. 2. Pada takaful umum Perusahaan takaful dan peserta mengikatkan diri dalam perjanjian al- mudharabah dengan hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian. Peserta takaful umum bisa perorangan, perusahaan, atau yayasan, atau lembaga berbadan hukum lainnya. Konsep al-mudharabah yang diterapkan pada asuransi Islam mempunyai tiga unsur, yaitu sebagi berikut: 68 Abdul Ghofur Anshori, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia, Yogyakarta : Penerbit Citra Media, 2000 Halaman 58-59. Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 proyek-proyek dalam bentuk musyarakah, mudharabah, dan wadiah yang dihalalkan syara’. b. Perjanjian antara peserta dan perusahaan asuransi berbentuk perkongsian untuk bersama-sama menanggung risiko usaha dengan prinsip bagi hasil yang posisinya masing-masing telah disepakati bersama. c. Dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan asuransi telah ditetapkan bahwa sebelum bagian keuntuangan yang diperoleh dari hasil usaha dan investasi, terlebih dahulu diselesaikan klaim manfaat takaful dari para peserta yang mengalami musibah. B.Tujuan Diikatnya Perjanjian Setiap orang yang memiliki suatu benda tentu menghadapi suatu risiko bahwa nilai dari miliknya itu akan berkurang baik karena hilangnya benda itu, maupun karena kerusakan atau karena musnah terbakar atau karena sebab-sebab lain. Banyak diantara sebab-sebab yang menjadikan pengurangan nilai itu dapat dicegah dan sudah diharapkan terjadinya. Tetapi banyak juga sebab-sebab yang mengurangi nilai itu mempunyai sifat yang tak dapat diharapkan lebih dahulu. Disebabkan kebakaran, maka benda seseorang akan hancur, karena pencurian maka seseorang akan kehilangan barang-barang perhiasannya, karena angin taupan maka seseorang akan mendapat kerugian akan hasil panennya. Semua hal-hal ini yaitu kebakaran, pencurian, angin taupan dan lain-lain itu adalah peristiwa yang pada satu pihak walaupun kemungkinan akan terjadinya itu besar, tidaklah dapat Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 diharapkan terjadinya dengan suatu kepastian, dan pada pihak lain bahwa orang yang ditimpa itu biasanya menderita kerugian yang lebih besar dari factor-faktor kerugian yang normal, sedangkan peristiwa ini kadang-kadang juga dapat mengakibatkan makin jatuhnya keadaan keuangan seseorang. Jika itu dihubungkan dengan pertanggungan maka dapatlah dikatakan bahwa kerugian orang-orang itu dapat diperingan atau dikurangi bahkan ditanggulangi oleh orang lain asal untuk itu telah diperjanjikan sebeluamnya. Diantara orang yang khawatir akan menderita kerugian dengan orang yang mau menanggulangi kerugian itu diadakanlah suatu perjanjian yang disebut perjanjian asuransi atau pertangguangan. Menurut Ny.Emy Pangaribuan, Simajuntak : asuransi itu mempunyai tujuan pertama-tama ialah mengalihkan segala risiko yang ditimbulkan oleh pristiwa- pristiwa yang tak dapat diharapkan terjadinya itu kepada orang lain yang mengambil risiko itu untuk mengganti kerugiaan. Pikiran yang terselip didalam hal ini ialah bahwa adalah ringan dan mudah apabila menanggung risiko dari kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu orang saja, dan akan memberi pada dia sendiri suatu kepastian mengenai kesetabilan dari nilai bendanya itu jika ia akan memperalihkan risiko itu pada satu perusahaan dimana ia seorang diri tak berani menanggungnya. Sebaliknya seperti yang dikemukakan oleh A.F.A.Volmar bahwa: orang-orang lain yang menerima risiko itu yang disebut penanggung bukanlah semata-mata melakukan itu demi prikemanusiaan saja dan bukanlah pula bahwa dengan tindakan itu kepentingan-kepentinagan mereka menjadi korban untuk Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan Indemniteit Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful Syariah Di Kota Medan, 2007. USU Repository © 2009 membayar sejumlah uang yang besar mengganti kerugian-kerugian yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa itu 69 Yang disebut risiko itu adalah kewajiban penanggung untuk memikul kerugian sebagai akibat suatu peristiwa diluar kesalahan yang menimpa benda yang menjadi miliknya . 70

1. Motif Ekonomis