lagi tentang perbuatan yang tidak semestinya dilakukan karena tidak diperbolehkan agama. Jika keimanan seseorang berperan dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam pekerjaan, kemungkinan untuk terjerumus ke dalam perbuatan yang dilarang agama kecil. Mereka akan senantiasa dijaga
oleh pengetahuan mereka tentang hal-hal yang dilarang. Salah satu alasan pegawai Sudin Dikmenti Jakarta Barat tidak
melakukan tindak korupsi adalah mereka tidak ingin anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dipengaruhi oleh makanan dan minumanan yang
tidak halal. Sehingga mereka sangat berhati-hati untuk tidak melakukan tindak korupsi. Seperti yang diungkapkan oleh informan IS:
“Saya tidak ingin anak saya tumbuh besar dengan uang hasil korupsi. Karena dengan demikian, dalam tubuhnya mengalir darah yang berasal
dari uang yang tidak halal. Saya yakin sesuatu yang tidak baik akan mempunyai pengaruh yang tidak baik pula. Maka, saya berusaha untuk
tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak saya.”
39
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengalaman keagamaan
pegawai di Sudin Dikmenti Jakarta Barat yang berkenaan dengan bagaimana agama mempengaruhi mereka dalam bekerja sangat besar.
4. Pemahaman Keagamaan
Agama merupakan kebutuhan rohani bagi setiap manusia. Kebutuhan ini menyempurnakan kebutuhan dasar manusia secara biologis seperti makan,
berkembang biak, pakaian, dan tempat tinggal. Untuk memenuhi kebutuhan biologis, manusia bekerja. Dengan bekerja manusia mendapatkan uang dan
dapat membeli segala kebutuhan jasmaninya. Sedangkan untuk memenuhi
39
Wawancara pribadi dengan IS, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
kebutuhan rohani manusia memerlukan agama yang mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pejabat di lingkungan Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Jakarta Barat hampir 90 beragama Islam. Sehingga fasilitas yang disediakan
oleh pemerintah untuk beribadah lebih banyak diperuntukkan untuk pejabat yang beragama Islam seperti pembangunan masjid serta adanya mushalla di
setiap lantai di gedung Walikotamadya Jakarta Barat. Pemahaman keagamaan para pejabat di lingkungan Sudin Dikmenti
cukup beragam. Seperti pengertian agama yang diungkapkan oleh informan A, ia mengatakan bahwa:
“Agama berasal dari Tuhan dan untuk itu harus dijunjung tinggi. Agama memberikan ajaran dan pengarahan kepada manusia dalam
menjalani hidup di dunia. Jika seseorang berpegang teguh kepada agama yang dianutnya, maka ia akan dapat menjalani kehidupan di
dunia dengan selamat.”
40
Pendapat di atas membuktikan bahwa agama adalah memang dapat
menuntun manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dengan selamat. Sebaliknya, jika seseorang tidak berpegang pada agama, ia tidak akan dapat
menjalani kehidupan di dunia dengan selamat. Hal yang hampir senada diungkapkan oleh informan E. baginya agama
adalah kendali manusia dalam mengaruhi hidup. Seperti yang diungkapkannya:
“Agama adalah kendali kita dalam mengarhi kehidupan ini. Seerat kita memegangi kendali tersebut, maka seerat itu juga kita akan terjaga dari
hal-hal yang tidak diinginkan oleh agama.”
41
40
Wawancara pribadi dengan informan A, Jakarta, tanggal 13 Juli 2007
41
Wawancara pribadi dengan E, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
Adapun informan IS mengatakan bahwa agama adalah aturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan
Tuhannya. Seperti yang diungkapkannya: “Agama ada untuk mengatur manusia, baik itu hubungan manusia
dengan sesama manusia maupun hubungan manusia dengan Tuhannya. Dengan demikian dapat tercipta hubungan yang harmonis di antara
kedua hubungan tersebut.”
42
Sedangkan agama bagi informan M adalah sebagai ajaran yang dapat
menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. Seperti yang diungkapkannya:
“Agama merupakan ajaran dari Tuhan untuk memberikan tuntunan bagi manusia jika ingin selamat di dunia dan di akhirat. Jika tidak
ingin selamat di dunia dan di akhiart, maka seseorang tidak perlu untuk beragama.”
43
Demikian halnya yang diungkapkan oleh informan SN. Ia mengatakan
bahwa agama menjadikan manusia dapat menjalani hidup dengan benar. Seperti yang diungkapkannya:
“Agama ada untuk mengatur manusia, sehingga manusia tidak bertindak sesuai dengan keinginan dan hawa nafsunya baik yang
menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat. Dengan berpegang pada agama, hidup kita akan selamat.”
44
Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan dari informan S yang
menyatakan bahwa agama berfungsi sebagai pengontrol segala tindakan dan perbuatan manusia. Sebagaimana yang diungkapkannya:
“Agama berfungsi sebagai pengontrol segala tindakan dan perbuatan kita. Agama memberikan peraturan apa yang boleh dan tidak boleh
untuk dilakukan.”
45
42
Wawancara pribadi dengan IS, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
43
Wawancara pribadi dengan M, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
44
Wawancara pribadi dengan SN, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
45
Wawancara pribadi dengan S, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
Agama yang dipahami oleh para pejabat di lingkungan Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Jakarta Barat diperoleh dari berbagai
tempat, baik dari sekolah, keluarga, maupun mushalla atau masjid tempat mereka mengaji.
Informan A mengatakan bahwa ia memperoleh pendidikan agama dari sekolah formal dan non formal. Seperti yang diungkapkannya:
“Saya mendapatkan pendidikan agama dari pendidikan formal, seperti waktu di sekolah dan pendidikan non formal seperti misalnya mengaji
di masjid, atau masjid taklim.”
46
Sedangkan informan EW memperoleh pendidikan agama dari
lingkungan keluarga yaitu dari kedua orang tuanya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh EW:
“Saya memperoleh pendidikan agama dari pendidikan yang ditanamkan oleh orang tua di rumah, guru di sekolah serta buku-buku
yang saya baca.”
47
Selain orang tua, ada informan yang mengaku mendapatkan ajaran
agama dari guru agama yang mengajarinya di mushalla. Sebagaimana yang diungkapkan oleh S:
“Pertama dari orang tua yang mengajarkan ajaran tersebut di rumah, dan yang kedua dari guru agama. Saya memperoleh ajaran agama dari
guru agama karena saya mengikuti pengajian yang diadakan di mushalla dekat tempat tinggal saya.”
48
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para informan
mendapatkan ajaran agama dari sekolah, orang tua dan juga tempat mengaji seperti di mushalla, masjid maupun majlis taklim.
46
Wawancara pribadi dengan A, Jakarta, tanggal 13 Juli 2007
47
Wawancara pribadi dengan EW, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
48
Wawancara pribadi dengan S, Jakarta, tanggal 6 Juli 2007
5. Pengaruh Agama dalam Etos Kerja dan Kehidupan sehari-hari