Pejabat dan Status Sosial

2. Subbagian Tata Usaha: Drs. Supiyan, M.Si 3. Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Umum: Dra. Hj. Rahmawaty 4. Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Drs. H. Mashuri 5. Seksi Pendidikan Luar Sekolah: Dra. Hj. Soenayah 6. Seksi Tenaga Kependidikan H. UD. Arsadi, S.Pd 7. Seksi Sarana Prasarana Pendidikan: Drs. Abdillah 8. Seksi Pendataan, Penyusunan Program, Pemantauan dan Akreditasi: Drs. Usman

C. Pejabat dan Status Sosial

Pejabat di berbagai kantor pelayanan public adalah mereka yang mempunyai status pegawai negeri sipil PNS. Dari segi pembinaan karir, diklat, dan peningkatan kesejahteraan, pembinaan PNS adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus hingga PNS tersebut memasuki masa purnabakti. Proses pembinaan karir dan diklat meliputi dua aspek, yaitu 1 melalui pola diklat umum maupun teknis fungsional, dan 2 melalui pola diklat structural untuk mengisi jabatan structural tertentu. Pada dasarnya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memperlancar pelaksanaan tugasnya, PNS diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti diklat, baik jangka pendek maupun jangka panjang, bahkan hingga mencapai gelar doctor S-3. Diklat tersebut selain harus senantiasa ditingkatkan sesuai dengan tuntutan dinamika pembangunan juga perlu diupayakan suatu pola yang memungkinkan pemanfaatan PNS hasil diklat tersebut tidak termanfaatkan dengan optimal dan bahkan tidak berkaitan sama sekali dengan pola karir yang ada. 24 Masyarakat Indonesia masih memandang para pejabat public ini sebagai salah satu profesi yang prestisius dibandingkan dengan profesi lain. Hal ini mengingat bahwa para pegawai negeri sipil terjamin kehidupannya dengan adanya masa pension. Sehingga tidak mengherankan jika setiap dibuka angkatan baru PNS, peminatnya sangat banyak melebihi kapasitas yang dibutuhkan. Bahkan tak jarang terdengar kabar, ada orang-orang yang menempuh jalan yang tidak diperbolehkan untuk dapat menjadi seorang PNS. Anggapan masyarakat bahwa menjadi seorang PNS akan terjamin hidupnya di masa yang akan datang, tidak seimbang dengan posisi yang ditawarkan oleh pemerintah. Sehingga membuat daya saing dalam memperebutkan posisi ini semakin sengit. Banyak sekali masyarakat yang berulang-ulang kali mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil, dengan harapan suatu saat kelak mereka akan diterima. Padahal masih banyak sector lain yang dapat dijadikan pekerjaan dan dapat menopang kebutuhan hidup masyarakat. 24 T.B. Silalahi, “Membangun Sosok Aparatur Profesional dalam Kompetisi Global”, dalam J.B. Kristiadi, et.all., Pemberdayaan Birokrasi Dalam Pembangunan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998, h. 53-54 Sector-sektor informal dianggap kurang menjanjikan karena tidak ada tunjangan dan masa pension sebagaimana para pegawai negeri. Masyarakat berlomba-lomba untuk mengikuti seleksi dan tidak memikirkan bagaimana untuk berwiraswasta.

D. Masyarakat dan Pelayanan Birokrasi