Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

seimbang. Sebuah suksesi biasanya benar-benar mendapat dukungan positif, dikarenakan sang pemimpin sudah menemui ajal dan kondisi negara saat beliau tinggalkan dalam keadaan yang sangat baik. 3 Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain, yang di dalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan orang lain. Sebagai seorang pemimpin ia mempunyai peranan yang aktif dan senantiasa ikut campur tangan dalam segala masalah yang berkenaan dengan kebutuhan anggota kelompoknya. Pemimpin ikut merasakan kebutuhan-kebutuhan itu dan dapat membantu menstimulir para anggotanya dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan. 4 Usaha-usaha pemimpin untuk mempengaruhi sifat orang lain, banyak berhubungan dengan persepsi maupun pengertian tentang pembawaan dan proses kepemimpinan. Dengan kata lain, ia akan mengembangkan cara kepemimpinan sesuai dengan konsep peranan kepemimpinan. Oleh karena itu, yang dicapai oleh pemimpin adalah dirinya sendiri, asumsi dan kepercayaan mengenai kelakuan manusia, gaya kepemimpinan, dan berhubungannya dengan penampilan bawahan, memang fakta menunjukkan bahwa setiap perubahan yang diusahakan seseorang untuk mempengaruhi orang lain harus mengikuti perubahan kepemimpinan dalam diri sendiri. Akibatnya, jika pemimpin itu ingin menyempurnakan kemampuannya untuk mengubah sifat orang lain, ia harus mengubah sifatnya lebih dulu. Dan 3 . Artikel diakses pada tanggal 23 Februari 2011 pukul 18.30 wib dari http:hasmisusanto.web.id?p=308. 4 . Anogara, panji. Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001. h. 1 untuk mengawali tindakannya, ia tidak hanya berlaku sebagai seorang pemimpin; tetapi juga bagaimana kelakuannya berhasil mempengaruhi penampilan orang lain. 5 Selain itu perlu diperhatikan pula mengenai gaya kepemimpinan dalam memimpin sebuah komunitas. Adapun yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan style ialah cara pemimpin membawa diri sebagai pemimpin, cara ia “berlagak” dan tampil dalam menggunakan kekuasaannya. Gaya kepemimpinan bisa otoriter atau otokratik, artinya sangat memaksakan, sangat mendesakkan kekuasaanya kepada bawahan. Bawahan dikendali dan diperintah seperti tidak mempunyai martabat manusia. Seorang pemimpin juga bisa bergaya demokratik. Ia sadar bahwa ia mengatur manusia-manusia. Manusia-manusia pada dasarnya memiliki harkat dan martabat yang sama. Karena itu sang pemimpin tetap berusaha menghormati dan memperhitungkan pendapat serta saran dari orang lain. Gaya lain ialah gaya paternalistik. Pemimpin paternalistik menganggap bawahannya sebagai “anak yang belum dewasa”, anak yang tidak mampu menjadi dewasa. Karena itu ia selalu bersikap sebagai seorang bapak pater artinya bapak, yang selalu membuat segala sesuatu untuk anak. Ia yang mengatur, ia yang memprakarsa, ia yang merencanakan, dan ia pula yang melaksanakan menurut pahamnya sendiri. 6 5 . Heckman, Huneryager. Kepemimpinan.semarang: Dahara Prize, 1992. h. 12-13 6 . Riberu,J. Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992. h. 7-8 Dalam konteks pergantian kepengurusan, PKS relatif sebagai partai yang tidak mengalami kontraksi kepemimpinan yang berarti. Proses pergantian kepengurusan juga hampir diketahui oleh kader, sehingga bisa dimaknai bahwa keterlibatan kader dalam pengambilan keputusan terkait dengan kepengurusan relatif tinggi. Hanya masalahnya, pertama, apakah keterlibatan tersebut signifikan sebagai cerminan passive participation. Meminjam istilah Mutiah Allagapha tatkala melakukan assesment legitimasi di dunia Islam, bahwa orang sepertinya terlibat dalam proses politik, namun sejatinya mereka tidak terlibat. PKS harus bisa menjelaskan kepada publik bahwa keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan di partai adalah cerminan active participation. Kedua, selama ini ada analisis yang menyatakan bahwa PKS memiliki daya tahan yang tinggi untuk mengelola issue suksesi karena masih kohesifnya elit politik PKS sebagai implikasi dari mapannya sistem perkaderan dakwah Tarbiyah. Pertanyaanya adalah, jika PKS telah menjadi partai terbuka dan kompleks, sehingga elit politik PKS tidak hanya didominasi oleh perkaderan Tarbiyah, apakah PKS masih mampu mempertahankan situasi pergantian kepemimpinan sebagai sesuatu yang alamiah. Artinya, dengan menjadi partai yang inklusif, PKS harus mulai menyiapkan supra-struktur dan infra-struktur yang memadai, agar ruang transformasi yang dibuat tidak menjadi bumerang. 7 Dari penjelasan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah dan akan dibahas dalam skripsi dengan judul: “SUKSESI 7 . Artikel diakses pada tanggal 23 Februari 2011 pukul 18.30 wib dari http:www.suksesi+kepemimpinan+dalam+pandangan+PKS, KEPEMIMPINAN DALAM PANDANGAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA PKS”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari luasnya permasalahan yang akan dijadikan sasaran dalam penelitian maka perlu dibuat batasan masalah. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan pada judul Suksesi Kepemimpinan dalam Pandangan Partai Keadilan Sejahtera PKS.

2. Perumusan Masalah

Melihat judul skripsi tersebut maka penulis perlu membuat rumusan masalah yang dianggap penting yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini. Di antara rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana Kepemimpinan dalam Pandangan PKS? 2. Bagaimana Suksesi Kepemimpinan dalam Pandangan PKS? 3. Bagaimana Suksesi Kepemimpinan Nasional?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti untuk mencapai suatu tujuan, maksud, dan manfaatnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan Kepemimpinan dalam pandangan PKS Partai Keadilan Sejahtera. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan Suksesi Kepemimpinan dalam Pandangan PKS Partai Keadilan Sejahtera. 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan Suksesi Kepemimpinan secara Nasional. Salah satu hal terpenting di dalam kegiatan penelitian ini adalah mengenai manfaat dari penelitian tersebut, adapun manfaat tersebut diantaranya: 1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang Kepemimpinan. 2. Agar dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak umum terutama civitas akademika bahwa terdapat beberapa macam gaya mengenai Kepemimpinan. 3. Karya ilmiah ini diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat Indonesia mengenai suksesi kepemimpinan, khususnya dalam pandangan PKS Partai Keadilan sejahtera dan dalam perspektif Islam.

D. Review Studi Terdahulu

Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang suksesi kepemimpinan yang mengarah pada upaya formalisasi syari’at Islam telah dilakukan, baik yang mengkaji secara spesifik topik tersebut maupun yang bersinggungan secara umum dengan bahasan penelitian. Berikut ini merupakan paparan atas sebagian karya- karya penelitian tersebut: Buku pertama disunting oleh M. Imdadun Rahmat 2008 “Ideologi Politik PKS: Dari Masjid ke Gedung Parlemen”. Buku ini menjelaskan tentang sebuah gerakan Islam, PKS berbasis ideologi Ikhwanul Muslimin. PKS mengadopsi hampir secara penuh pemikiran, ideologi, strategi gerakan manhaj, agenda perjuangan, dan sistem pendidikan tarbiyah dari Ikhwanul Muslimin. Studi serupa dalam bentuk Tesis yang pernah ditulis oleh Imam Ibnu Hajar 1999 yang berjudul: “Suksesi Dalam Pemerintahan Islam: Telaah Historis Atas Sistem Peralihan Kekuasaan Pada Masa al-Khulafa’ al-Rasyidun”. Tesis ini menjelaskan mengenai adanya proses musyawarah yang baik dalam setiap pelaksanaan suksesi, terjaminnya rotasi kepemimpinan yang bukan atas dasar hubungan darah yang memungkin suksesi mendapatkan pilihan terbaik dari para calon, serta terwadahinya pilihan bebas umat dalam bai’at, kiranya menjadi benang merah yang menjadi titik temu dari cara-cara peralihan kekuasaan pada masa khalifah empat pertama, sehingga kaum muslimin dapat menerima cara-cara itu semua dengan lapang dada, dan tentu implikasi langsungnya adalah bahwa mereka semua dapat diterima oleh umat dengan suara bulat ijma ‘al-ummah Adapun buku-buku yang berkaitan dengan Partai Keadilan Sejahtera antara lain adalah karangan Ali Said Damatik yang berjudul Fenomena Partai Keadilan Sejahtera; Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah di Indonesia. Buku ini menjelaskan tentang kemiripan antara PKS dengan gerakan Ikhwanul Muslimin. Sedangkan skripsi yang terkait dengan Partai Keadilan Sejahtera adalah karya Miftahuddin S1, PPI, FUF, 2008 yang berjudul Pengaruh Ideologi Ikhwanul Muslimin Terhadap Partai Keadilan Sejahtera PKS. Ia menjelaskan proses pengaruh ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera