Penerjemah menjelaskan dan mengurai masalah yang tercantum dalam bahasa asli dengan menggunakan bahasa yang dikehendaki. Al-
qur‟an memiliki tiga kriteria yang tidak boleh dilupakan. Yaitu, 1 kriteria pertama, seluruh
ungkapan dan lafazh al- qur‟an adalah perkataan Allah dan hasil karya-Nya. 2
kriteria kedua, al- qur‟an adalah kitab petunjuk bagi semua manusia yang akan
menuntunnya menuju jalan yang benar dan lurus. 3 kriteria tiga, al- qur‟an adalah
mukjizat kekal Islam yang selalu menjadi dalil akan kebenaran kenabian khusus.
13
2.3 Polisemi dan Homonimi Keterkaitan Semantik
2.3.1 Pengertian polisemi
Dalam bukunya Mansoer Pateda yang ber judul „semantik leksikal’ Palmer
mengatakan “it is also the case that the same word may have a set of different meaning
” suatu kata yang mengandung seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda, sedangkan Simpson mengatakan “a word which has
two or more related meanings”.
14
Sedangkan Menurut Kushartanti dkk mengemukakan Polisemi berkaitan dengan kata atau frasa yang memiliki
beberapa makna yang berhubungan. Hubungan antarmakna ini di sebut polisemi.
15
13
M.hadi ma‟rifat, Sejarah Al-Qur’an, Jakarta: Al-Huda, 2007, hal.272-273
14
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 213
15
Kushartanti. dkk. Pesona Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007
, hal. 117
Polisemi menunjukan bahwa suatu kata memiliki lebih dari satu makna. misalkan, kata bisa
yang berarti „dapat‟ dan „racun‟. Pengertian polisemi ini bertumpang tindih dengan homonym, yaitu gejala kesamaan tulisan dan lafal dua kata yang
berbeda. Missal, kata likat „lekat, pekat, keruh, dan likat ‘agak malu‟. Dengan
demikian homonimi adalah hubungan makna dan bentuk bila dua buah kata makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang sama homonimi „sama
nama‟ atau sering juga disebut homofoni „sama bunyi‟. Contoh,
a. Ular berbisa b. Dia tidak bisa datang
Kata bisa pada kedua contoh di atas dikatakan homonym homofon karena dinyatakan dalam satu bentuk. Selain itu, kata bisa bermakna lebih dari
satu, oleh karena itu, dikatakan pula polisemi.
16
Polisemi dan hominimi tumbuh oleh factor kesejarahan dan factor perluasan makna. kata bisa masih jelas
sejarahnya. Kata bisa berasal dari bahasa melayu dengan makna „racun‟, tetapi
kata „bisa‟ yang bermakna „dapat‟ muncul karena orang Sunda atau Jawa. Menurut J.D. Parera dalam bukunya yang berjudul „Teori Semantik‟ polisemi
adalah satu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna yang berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan dan kaitan antara makna-makna yang berlainan
16
Fatimah Djajasudarma, Semantik 1 Pengantar Kearah Ilmu Makna, Bandung: Refika Aditama, 1999, hal 43.
tersebut. Misalnya kata, „kepala‟ dapat bermakna „kepala manusia, kepala jawatan, dan kepala sarung‟.
17
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan polisemi adalah satu kata yang mempunyai banyak makna yang meknanya saling berhubungan.
2.3.2 Sebab-sebab terjadinya polisemi