menucapkan sah menjadi syah yang menyebabkan menyatunya dua bunyi menjadi satu
2 Divergensi Makna Perkembangan makna yang „menyebar‟ divergen juga bisa menimbulkan
homonimi. Jika dua buah makna atau lebih polisemi dari sebuah kata berkembang kearah yang berbeda, maka di sana tidak akan jelas lagi hubungan
antara makna-makna itu, dan kesatuan kata itu menjadi rusak, dan polisemi berubah menjadi homonimi.
3 Pengaruh Asing Banyaknya kata asing yang masuk ke dalam suatu bahasa sangat mungkin
menimbulkan homonimi dalam bahasa inggis dan bahasa-bahasa lain. Dalam bahasa Indonesia sebuah kata asli kadang-
kadang „didampingi‟ oleh masuknya kata asing yang sebunyi, sehingga lahir homonimi, misalkan kata bang
„kakak‟ menjadi homonimi dari kata Belanda bank.
21
2.4 Perbedaan polisemi dan homonimi
Homonimi Inggris; homonymy berasal dari bahasa Yunani Kuno, anoma = nama dan homas = sama. Secara harfiah homonimi adalah nama sama untuk
21
Stephen Ullman, Penghantar Semantik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.230
benda yang berlainan. Verhaar mengatakan homonimi adalah ungkapan kata,frasa atau kalimat yang bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain, tetapi
dengan perbedaan makna di antara kedua ungkapan tersebut. Palmer mengemukakan empat cara untuk membedakan polisemi dan homonim yaitu; 1
penelusuran secara etimologis, misalnya bentuk pupil yang bermakna murid atau mahasiswa yang tidak langsung berhubungan dengan pupil of the eye yang
bermakna biji mata, tetapi secara historis dianggap dari bentuk yang sama, di sini kita berhadapan dengan polisemi. Dalam perkembangannya, bentuk pupil bisa
saja berkategori yang lain yang mengakibatkan bentuk tersebut tidak bersifat polisemistis, tetapi bentuk yang homonim 2 mencari makna ini, misalkan kata
tangan yang biasanya dihubungkan dengan bagian anggota badan. Tetapi dalam perkembangannya, terdapat urutan kata tangan kursi, dan urutan kata kaki tangan
musuh, di sini kita berhadapan dengan metafora yang menyebabkan kata tangan bermakna ganda, 3 mencari antonimnya, artinya apabila antonimnya sama maka
kita berhadapan dengan polisemi dan apabila antonimnya berbeda berarti kita berhadapan dengan homonym, 4 alasan formal, contoh; dalam bahasa Perancis
terdapat bentuk poli yang bermakna tingkah laku yang halus, baik yang dihubungkan dengan makna literer, maupun makna kiasan.
22
Sedangkan menurut Kushartanti dkk mengemukakan Homonim adalah relasi makna antar kata yang
ditulis sama atau dilafalkan sama, tetapi maknanya berbeda‟.
23
22
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 211- 222
23
Kushartanti dkk, pesona Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007, hal. 116
Perbedaan polisemi dan homonimi dapat dilihat dari analisis komponen. Pada hakikatnya hanya bertumpu pada derajat kesamaan. Ada perangkat bentuk
yang sama sekali tidak mengandung kesamaan salah satu makna pun, seperti bisa „dapat‟ dan „racun‟ dan ada perangkat bentuk yang mengandung sebagian
komponen makna yang sama, seperti pukul „jam‟ dengan memukul.para ahli
bahasa mempunyai pendapat yang sejalan bahwa polisemi adalah satu kata yang memiliki makna lebih dari satu.
24
Sedangkan Ullman mengatakan Homonimi berbeda dengan polisemi dalam dua hal. Tidak seperti polisemi, homonimi itu
tidak mempunyai keuntungan positif kecuali untuk kepentingan sindir-sindiran atau persajakan. Kita tidak bisa membayangkan suatu bahasa tanpa polisemi,
tetapi suatu bahasa tanpa homonimi masih kita bayangkan adanya. Jadi, polisemi ini merupakan medium yang lebih efisien. Perbedaan kedua ialah bahwa polisemi
itu lebih meluas jika dibandingkan dengan homonimi.
25
J.D. Parera mengemukakan homonimi ialah dua ujaran dalam bentuk kata yang sama
lafalnya, ejaannya, atau tulisannya. Sedangkan polisemi ialah satu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan
dan kaitan antara makna-makna yang berlainan tersebut.
26
2.5 Persoalan menerjemahkan polisemi dan Homonimi