tersebut. Misalnya kata, „kepala‟ dapat bermakna „kepala manusia, kepala jawatan, dan kepala sarung‟.
17
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan polisemi adalah satu kata yang mempunyai banyak makna yang meknanya saling berhubungan.
2.3.2 Sebab-sebab terjadinya polisemi
Dalam bukunya yang berjudul semantik 1 Fatimah Djaja sudarma mengemukakan ada beberapa sebab Polisemi dapat terjadi yaitu;
a. Kecepatan melafalkan kata. Missal, b a n t u a n atau b a n t u a n apakah ban kepunyaan tuan atau pertolongan
b. Faktor gramatikal, missal, pemukul dapat bermakna „alat yang digunakan
untuk memukul‟ atau bermakna „orang yang memukul
c. Faktor leksikal yang dapat bersumber dari: 1. Sebuah kata yang mangalami perubahan penggunaan sehingga
memperoleh makna baru. Missal, kata makan yang berhubungan dengan kegiatan manusia atau binatang, kini dapat berhubungan
dengan benda yang tidak bernyawa misal, makan angin 2. Sebuah kata yang digunakan pada lingkungan yang berbeda, misal,
kata operasi bagi dokter „bedah‟,sedangkan sekarang muncul operasi
kebersihan, operasi sapu jagat.
17
J. D. Parera, Teori Semantik, Jakarta: Erlangga, 2004, hal.81
3. karena manusia pandai berandai-andai, akibatnya adanya metafora, misal, mata
„alat untuk melihat‟, karena kesamaan makna maka muncul makna „sesuatu yang menjadi pusat, yang di tengah-tengah
atau yang mempunyai mata. d. Faktor pengaruh bahasa Asing misal, kata butir digunakan untuk
mengganti kata unsur atau dari bahasa Inggris item, dan butir bermakna „barang yang kecil-kecil‟ seperti beras dan intan.
18
Sedangkan Mansoer Pateda terajadinya polisemi sependapat dengan Fatimah Djaja Sudarma. Akan tetapi, Mansoer Pateda menambahkan dua fakror
lagi, yaitu; 1 pemakai bahasa yang ingin menghemat penggunaan kata. Maksudnya dengan satu kata, pemakai bahasa dapat mengungkapkan berbagai
ide dan perasaan yang terkandung di dalam hatinya, 2 faktor pada bahasa itu sendiri yang terbuka untuk menerima perubahan, baik perubahan bentuk maupun
perubahan makna. Stephen Ullman dalam bukunya yang berjudul „Pengantar Semantik’ mengemukakan bahwa polisemi merupakan unsur fundamental tutur
manusia yang dapat muncul dengan berbagai cara, Ada lima sumber polisemi yaitu; 1 pergeseran penggunaan, 2 spesialisasi dalam lingkungan sosial, 3
bahasa figurative kiasan, 4 homonym-homonim yang diinterprestasikan kembali, 4 pengaruh asing
2.3.3 Pengertian Homonimi