penjelasan langsung di samping terjemahan kata ‟ruh‟ tersebut. Seperti pada surah Al-baqarah ayat 87 dan 253, Al-maidah ayat 110, An-nahl ayat 102, Asy-suara
ayat 193, An-naba ayat 38, Al-qadr ayat 4, dan Maryam ayat 17 pada ayat-ayat tersebut kata ‟ruh‟ diterjemahkan ‟ruh‟. Akan tetapi, Mahmud Yunus
memberikan penjelasan dengan ‟Jibril‟ artinya ‟ruh‟ yang dimaksud pada ayat- ayat tersebut adalah ‟Jibril‟. Ada juga beliau menerjemahkan ‟ruh‟ langsung apa
yang dimaksud ruh tersebut seperti pada surah an- nahl ayat 2. Ada juga kata ‟ruh‟
langsung diterjemahkan oleh Mahmud Yunus ‟wahyu‟ tidak diterjemahkan sesuai
apa yang ada di kamus. Tetapi disesuaikan dengan konteks yang ada. Pada surah Asy-Sy
uura terjemahan ‟ruh‟ Mahmud Yunus menambahkan terjemahan ‟ruh‟ Qur‟an yang menghidupkan hati‟ artinya pada ayat ini ruh yang dimaksudkan
adalah Al- qur‟an. Sedangkan Quraish Shihab seluruhnya diterjemahkan dengan
roh saja. Apabila dilihat dari segi tafsirnya Quraish Shihab menjelaskan lebih detail daripada Mahmud Yunus. Jika hanya melihat terjemahannya saja, bagi para
pembaca tidak langsung dapat memahaminya apabila tidak dilihat dari penafsirannya. Pada Tafsir Qur‟an mahmud Yunus akan lebih mudah dipahami
sekalipun pembacanya orang awam. Karena Mahmud Yunus memberikan penjelasan langsung disampingnya. Tanpa melihat penafsirannyapun pembaca
sudah dapat memahaminya. Dengan cara seperti itu, akan memudahkan bagi pembaca.
4.2 Analisis Semantik Kata Ar-ruh
Dari penelitian yang penulis lakukan di atas untuk mengetahui terjemahnnya sudah tepat atau belum. Penulis sudah dapat menyimpulkan bahwa
kata Ar-ruh yang terdapat pada Tafsir Qur’an Karim karya Mahmud Yunus
berpolisemi karena maknanya masih saling berhubungan seperti Jibril, wahyu, dan Al-
qur‟an. tapi juga kata ar-ruh bisa dikatakan berhomonimi. Karena maknanya banyak . maknanya tidak berhubungan seperti roh badan dan wahyu. Kata roh
KBBI bermakna sesuatu unsur yang ada dalam jasad yang diciptakan nyawa; jika sudah berpisah dengan badan barakhirlah kehidupan manusia , makhluk hidup
yang tidak berjasad, tetapi berpikiran dan berperasaan malaikat, jin, syaitan. Sedangkan dalam kamus munawwir dan Al-
„Ashry bermakna ruh, jiwa, sukma, malaikat, malaikat jibril, intisari, dan hakikat, jiwa, sukma, intisari, perasan,
essensi, malaikat jibril, ruh qudus pada Al- qur‟an Mahmud Yunus kata ruh
hanya mempunyai empat arti. Seperti pada ayat-ayat yang penulis di bawah ini, Yaitu;
a Al-baqarah ayat 87
”Sesungguhnya telah Kami berikan kitab Taurat kepada Musa dan Kami ikuti kemudiannya dengan beberapa rasul; dan Kami berikan kepada Isa anak Maryam
beberapa keterangan, bahwa ia menjadi rasul dan Kami kuatkan dia dengan roh suci Jibril. Adakah tiap-tiap rasul yang datang kepadamu, membawa sesuatu
yang tiada diingini oleh hawa nafsumu, lalu kamu sombong; maka segolongan
kamu dustakan dan segolongan lagi kamu bunuh”
b An-Nahl ayat 2
Artinya: ”Dia menurunkan malaikat Jibril dengan membawa wahyu dari perintahNya
kepada siapa yang dikehendakiNya, diantara hamba-hambaNya, yaitu hendaklah kamu memberi kabar takut, bahwa sesungguhnya, tiada tuhan, melainkan Aku
sebab itu takutlah kamu kepadaKu.”
c As-syuura ayat 52
Artinya: ”Demikianlah Kami wahyukan kepada engkau suatu ruh Qur‟an yang
menghidupkan hati dari perintah Kami. Engkau belum tahu, apakah kitab dan apakah iman? Tapi Kami jadikan dia Qur‟an jadi nur cahaya penerangan,
Kami tunjuki dengan dia, siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau menunjuki kejalan yang lurus.”
d Al-hijr ayat 29
Terjemahan Mahmud Yunus
”Apabila Aku sempurnakan kejadiannya, dan Kutiupkan kedalamnya daripada ruh
Ku, lalu meniaraplah mereka sujud kepada Adam.” Dari ayat-ayat di atas bahwa kata Ar-ruh mempunyai lima arti. Tiga diantaranya
berpolisemi karena maknanya masih saling berhubungan seperti: 1 Jibril
2 wahyu, 3 Al-
Qur‟an
Tapi juga dapat dikatakan homonimi, karena ada maknanya yang tidak saling berhubungan dengan ketiga arti yang diatas yaitu: roh badan dan pertolongan
4.3 Macam-macam bentuk terjemahan ar-ruh pada Al-qur’an