Table 4.3 Hasil Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Fisika pada Konsep Optik Geometri Pada Siklus II
Variabel N
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan X
29 0,04
0,161 Normal
Hasil perhitungan uji normalitas untuk data tes hasil belajar fisika pada konsep optik geometri pada siklus II diperoleh L
hitung
0,04 L
tabel
0,161 pada taraf signifikan 5 dengan N = 29, maka hipotesis nol H
o
diterima, yang berarti bahwa data tes hasil belajar fisika pada konsep optik geometri pada siklus II berdistribusi normal.
2.
Uji Homogenitas
Pada pengujian homogenitas dari N-Gain hasil belajar fisika pada konsep optik geometri pada siklus I dan siklus II didapatkan hasil
perhitungan dengan harga F
hitung
0,67, sedangkan harga F
tabel
pada taraf signifikan 0,005 dengan derajat kebebasan penyebut 28 adalah 1,96,
karena harga F
hitung
F
tabel
, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. Dapat dilihat pada table di bawah ini:
Table 4.4 Hasil Pengujian Uji Homogenitas Tes Hasil Belajar Fisika pada Konsep Optik Geometri
α N
F
hitung
F
tabel
Kesimpulan 0,05
28 0,67
1,96 Homogen
C. Analisi Data
1. Tes Hasil Belajar Fisika pada Konsep Optik Geometri
Untuk melihat terjadinya peningkatan hasil belajar fisika pada konsep optik geometri peserta didik dan terdapatnya peningkatan yang
signifikan, maka dilakukan perhitungan N-Gain, uji normalitas dengan menggunakan rumus liliefors dan uji homogenitas. Dari uji normalitas
siklus I didapatkan hasil yang sesuai dengan L
tabel
sebesar 0,161. Dengan kriteria pengujian jika L
hitung
L
tabel,
artinya data tersebut berdistribusi
tidak normal dan jika L
hitung
L
tabel
, artinya data tersebut berdistribusi normal. Dari perhitungan didapatkan L
hitung
= 0,05 dan L
tabel
= 0,161. Sedangkan untuk uji normalitas pada siklus ke II didapatkan hasil sesuai
dengan L
tabel
sebesar 0,161. Dengan kriteria pengujian jika L
hitung
L
tabel,
artinya data tersebut berdistribusi tidak normal dan jika L
hitung
L
tabel
, artinya data tersebut berdistribusi normal. Dari perhitungan didapatkan
bahwa L
hitung
= 0,04 dan L
tabel
= 0,161 maka data skor peserta didik pada siklus II berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan pengujian 2 sampel yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika pada konsep optik geometri
kedua siklus. Pengujian kedua sample ini dilakukan dengan uji-t dengan ketentuan:
Ho: X = Y
Tidak terdapat peningkatan yang signifikan antara N-gain Siklus I dengan N-gain Siklus II
Ha: X ≠ Y Terdapat peningkatan yang signifikan antara N-gain Siklus
I dengan N-gain Siklus II
Dari hasil pengujian dua sampel uji-t diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar fisika pada konsep optik geometri sebesar -0,291
dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 0,0721, t
hitung
sebesar -4,036 dengan derajat kebebasan 28 pada taraf kesalahan 5. Uji-t
dihitung dengan menggunakan rumus manual, maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan yang signifikan antara nilai N-Gain siklus I dengan
N-Gain siklus II. Ada pun hasil data tertera pada table di bawah ini :
Table 4.5 Hasil Pengujian Hasil Belajar Fisika pada Konsep Optik Geometri Uji-t
α N
t
hitung
t
tabel
0,05 29
-4,036 1,701
Pengujian apakah hipotesis tindakan dapat diterima atau ditolak. Harga t
hitung
harus dibandingkan dengan harga t
tabel
. Untuk melihat harga
tabel, maka didasarkan pada df derajat kebebasan yang besarnya adalah n-1. Besarnya adalah 29-1 =28 dan derajat kesalahan 5, sedangkan
pengujian dilakukan denga menggunakan dua pihak didapat t
tabel
sebesar 1,701.
Adapun hasil yang diperoleh dari siklus I dan siklus II, dimana t
hitung
-4,036 dan t
tabel
1,701 karena t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak. Jadi terdapat peningkatan N-gain siklus I ke siklus II. Skor hasil belajar fisika
pada konsep optik geometri peserta didik yang berupa nilai postest kemudian dikonversikan dengan nilai SKBM fisika yang berlaku di
sekolah tersebut ya itu ≥65. Adapun kriteria ketuntasan minimal ideal
yang ditargetkan peneliti adalah sebesar 100. Presentase jumlah peserta didik yang mencapai nilai Standar
Kegiatan Belajar Mengajar SKBM mengalami peningkatan pada siklus II bahkan melebihi kriteria yang ditargetkan oleh peneliti sebesar 75,
dengan presentase siklus I sebesar 24 meningkat menjadi 100 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II seluruh peserta didik
sudah mencapai nilai SKBM dalam pembelajaran fisika, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik pada konsep optik
geometri mengalami peningkatan.
2. Respon peserta didik terhadap Penerapan Model Problem Based