BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti
Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan paradigma
pembelajaran konstruktivisme untuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan perubahan paradigma belajar tersebut terjadi perubahan pusat
pembelajaran dari belajar berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik. Ketika guru mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan
kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan peserta didik, dapat mendorong peserta didik untuk belajar, atau memberi kesempatan peserta
didik untuk berperan aktif mengonstruksi konsep-konsep yang akan dipelajari. Problem based learning merupakan model pembelajaran yang
dasar filosofinya konstruktivisme, yang kegiatan belajar mengajarnya berpusat pada peserta didik.
4
Problem based learning adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahapan-tahapan metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
5
Adapun dalam penelitian ini, fokus yang diteliti tentang model problem based learning
untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik pada konsep Optik Geometri.
1. Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik berdasarkan
pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah
4
I Wayan Dasna d an Sutrisno, “Pembelajaran Berbasis Masalah Problem based
learning ”, dari
Http:lubisgafura.wordpress.com20071216Pembelajaran-berbasis -masalah
5
Ibid
7
pengetahuan yang terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek
yang diamatinya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri
seseorang.
6
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang
dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan
himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih
dinamis.
7
Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam indra manusia.
Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti
tetapi tidak begitu terlihat dan tidak ditekankan.
8
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir filosofi
pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
9
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h.264
7
http:id.wikipedia.orgwikiKonstruktivisme20091020
8
Http:www.teachersrock.netteori-konstruktivisme . html diakses pada tanggal 20
oktober 2009
9
Sutisna, “Teori Pembelajaran Konstruktivisme”, artikel diakses pada tanggal 20 oktober 2009 dari
http:sutisna.compsikologipsikologi_pendidikanteori belajar konstruktivisme.
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
10
Sistem pendekatan konstruktivis dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran top down
dari pada bottom up berarti peserta didik memulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan, kemudian menemukan keterampilan dasar
yang diperlukan.
11
Inti teori konstruktivisme ialah gagasan bahwa pelajar masing-masing harus menemukan dan mengubah informasi yang rumit
kalau mereka ingin menjadikannya milik sendiri. Teori konstruktivisme melihat pelajar terus-menerus memeriksa informasi baru terhadap aturan-
aturan lama dan kemudian mengubah aturan tersebut apabila hal itu tidak lagi berguna.
12
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang mengacu kepada
teori belajar konstruktivisme yang lebih menfokuskan pada kesuksesan peserta didik dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan
kepatuhan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan
dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, peserta didik lebih
diutamakan untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
2. Model Problem Based-Learning PBL