Kepercayaan masyarakat tentang imunisasi campak dapat menyebabkan bayi menjadi demam, lumpuh dan bodoh semakin berkurang karena telah disentuh oleh
kemajuan tegnologi, yang membuat responden tidak lagi mempercayai tentang kejadian tersebut, kepercayaan tersebut masih ada, namun hanya pada sebagian kecil
masyarakat yaitu sebesar 3,8. Dalam rangka perilaku sehat yang berkaitan dengan pemberian imunisasi campak perlu diberikan pengetahuan atau informasi-informasi
yang benar dan lengkap tentang penyakit dan pelayanan kesehatan. Kepercayaan yang tidak didasarkan pada pengetahuan yang benar dan lengkap akan menyebabkan
kesalahan bertindak karena kepercayan dibentuk dari pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan Notoatmodjo, 2010.
Tidak adanya pengaruh kepercayaan dalam penelitian ini disebabkan masyarakat yang memiliki kepercayaan bahwa imunisasi campak dapat menyebabkan
bayi menjadi demam, lumpuh, dan bodoh memiliki tindakan yang cenderung sama dengan masyarakat yang tidak memiliki kepercayaan tersebut. Tingkatan kepercayaan
tidak menjadikan perbedaan pada responden dalam hal pemberian imunisasi campak.
5.2.4. Pengaruh
Ketersediaan Sarana
Pelayanan Kesehatan
terhadap Pemberian Imunisasi Campak
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa sarana kesehatan di setiap desa tersedia. Hal ini menyebabkan variabel ketersediaan sarana pelayanan
kesehatan tidak dapat dilanjutkan ke dalam uji statistik dikarenakan tidak ada variasi jawaban.
Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sawang berupa posyandu di tiap desa tersedia bahkan ada dua posyandu di satu desa
yang memudahkan atau memungkinkan responden dalam mengakses pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pemberian imunisasi khususnya imunisasi campak
karena jumlah penduduk yang banyak dan jarak rumah yang jauh yaitu Desa Panton Luas, Desa Trieng Meuduroe Tunong, Desa Kuta Baro, Desa Sawang I, Desa Ujung
Karang, dan Desa Lhok Pawoh. Menurut Ali 2010, untuk mengubah perilaku, hambatan yang paling besar
dirasakan adalah faktor pendukung. Setelah dilakukan pengkajian oleh Organisasi Kesehatan Sedunia WHO, terutama di negara berkembang, ternyata faktor
pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung untuk masyarakat berperilaku hidup sehat.
5.2.5. Pengaruh Jarak ke Sarana Pelayanan Kesehatan terhadap Pemberian
Imunisasi Campak
Analisis statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jarak ke sarana pelayanan kesehatan tidak ada pengaruh terhadap pemberian imunisasi
campak p=0,2050,05. Hal ini sejalan dengan penelitian Hartati 2008, bahwa jarak fasilitas pelayanan kesehatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dalam
perolehan imunisasi campak p=0,093. Menurut Notoatmodjo 2007, jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan
mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Hasil pengkajian WHO menyatakan bahwa meskipun kesadaran dan pengetahuan
masyarakat di negara-negara berkembang sudah cukup tinggi, apabila tidak didukung oleh keterjangkauan sarana kesehatan maka sulit untuk mewujudkan perilaku sehat
tersebut.
Hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan responden yang berkaitan dengan jarak ke sarana pelayanan kesehatan adalah responden terbanyak menjawab
dekat yaitu sebanyak 73,6, hal ini didukung dengan tersedianya sarana transportasi dan jalan yang bagus sehingga tidak mengalami kesulitan bagi responden untuk
menuju ke sarana pelayanan kesehatan dalam memberikan imunisasi campak, sedangkan yang menjawab jauh yaitu sebanyak 26,4 karena jarak rumah ke sarana
pelayana kesehatan tidak bisa di tempuh dengan jalan kaki dan tidak adanya sarana transportasi yang dimiliki sehingga membuat responden malas untuk datang ke sarana
pelayanan kesehatan selain memerlukan waktu juga menambah biaya akomodasi. Artinya, jauh atau dekat jarak yang diperlukan untuk mengakses sarana pelayanan
kesehatan tidak memengaruhi responden dalam pemberian imunisasi campak pada bayinya, hal ini terlihat bahwa 14,3 memberikan imunisasi campak dari responden
yang mengatakan jauh dan 38,5 memberikan imunisasi campak dari responden yang mengatakan dekat.
5.2.6. Pengaruh Dukungan Petugas Imunisasi terhadap Pemberian Imunisasi