Pendidikan Deskripsi Faktor Predisposisi

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dalam penelitian yang meliputi : pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, kepercayaan, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, jarak ke sarana pelayanan kesehatan, dukungan petugas imunisasi dan dukungan keluarga.

4.2.1. Deskripsi Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi mencakup pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan kepercayaan, yaitu sebagai berikut :

4.2.1.1. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden berpendidikan SDtidak tamat SD yaitu sebanyak 10 responden 18,9, berpendidikan SMP yaitu sebanyak 27 responden 50,9, berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 4 responden 7,6 dan berpendidikan AkademiPerguruan Tinggi yaitu sebanyak 12 responden 22,6. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan responden sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 31 responden 58,5, kemudian diikuti dengan pendidikan kategori tinggi yaitu sebanyak 12 responden No Tingkat Pendidikan Jumlah f 1. 2. 3. 4. Tamat SDTidak Tamat SD Tamat SMP Tamat SLTA Tamat AkademiPerguruan Tinggi 10 27 4 12 18,9 50,9 7,6 22,6 Jumlah 53 100 22,6 dan pendidikan kategori rendah yaitu sebanyak 10 responden 18,9. Secara rinci dapat terlihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pendidikan 4.2.1.2. Pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab tahu penyakit campak adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan demam, batuk, mata merah, bercak putih keabuan pada pipi dan bercak merah di seluruh tubuh yaitu sebanyak 35 responden 66,0, sedangkan yang tidak tahu yaitu sebanyak 18 responden 34,0. Distribusi pengetahuan responden mengenai penyebab penyakit campak adalah virus, responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 48 responden 90,6, sedangkan yang tahu yaitu sebanyak 5 responden 9,4. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai penyakit campak dapat menular adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 28 responden 52,8, sedangkan yang tidak tahu yaitu sebanyak 25 responden 47,2. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 39 responden 73,6, sedangkan yang tidak tahu sebanyak 14 responden 26,4. No Kategori Pendidikan Jumlah f 1. 2. 3. Rendah Sedang Tinggi 10 31 12 18,9 58,5 22,6 Jumlah 53 100 Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai manfaat imunisasi campak adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 46 responden 86,8, sedangkan yang tidak tahu yaitu sebanyak 7 responden 13,2. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai cara penularan penyakit campak adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 31 responden 58,5, sedangkan yang tahu yaitu sebanyak 22 responden 41,7. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai waktu imunisasi campak adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 29 responden 54,7, sedangkan yang tidak tahu yaitu sebanyak 24 responden 45,3. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai efek samping dari imunisasi campak adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 27 responden 50,9, sedangkan yang tahu yaitu sebanyak 26 responden 49,1. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai akibat dari bayi yang tidak diimunisasi campak adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 47 responden 88,7, sedangkan yang tahu yaitu sebanyak 6 responden 11,3. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai tempat yang dapat diperoleh untuk imunisasi campak adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 53 responden 100. Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Imunisasi Campak No Pernyataan f 1. Penyakit campak adalah penyakit infeksi virus yang ditandai dengan demam, batuk, mata merah, bercak merah keabuan pada pipi dan bercak kemerahan di seluruh tubuh. a. Tahu b. Tidak Tahu 35 18 66,0 34,0 Jumlah 53 100 2. Penyebab penyakit campak adalah virus. a. Tahu b. Tidak Tahu 5 48 9,4 90,6 Jumlah 53 100 3. Penyakit campak dapat menular. a. Tahu b. Tidak Tahu 28 25 52,8 47,2 Jumlah 53 100 4. Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi campak. a. Tahu b. Tidak Tahu 39 14 73,6 26,4 Jumlah 53 100 5. Manfaat imunisasi campak adalah meningkatkan kekebalan bayi terhadap serangan penyakit campak. a. Tahu b. Tidak Tahu 46 7 86,8 13,2 Jumlah 53 100 6. Penyakit campak ditularkan melalui : percikan ludah dan udara batuk, dan bersin sekresi hidung. a. Tahu b. Tidak Tahu 22 31 41,5 58,5 Jumlah 53 100 7. Bayi diimunisasi campak pada usia 9 bulan. a. Tahu b. Tidak Tahu 29 24 54,7 45,3 Jumlah 53 100 8. Efek samping dari imunisasi campak adalah bayi menjadi demam atau muncul bercak merah pada kulit. a. Tahu b. Tidak Tahu 26 27 49,1 50,9 Jumlah 53 100 Tabel 4.8. Lanjutan Berdasarkan tabulasi distribusi variabel pengetahuan responden di atas, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden tentang campak terbanyak berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 29 responden 54,7, kemudian diikuti dengan kategori baik yaitu sebanyak 13 responden 24,5, dan kategori buruk yaitu sebanyak 11 responden 20,8. Secara rinci dapat terlihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Imunisasi Campak 4.2.1.3. Pekerjaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori pekerjaan responden terbanyak adalah tidak bekerjaibu rumah tangga yaitu sebanyak 41 responden 77,4, dan 9. Akibat dari bayi yang tidak diimunisasi campak adalah bayi akan mudah terkena penyakit campak dan penyakit lain yang ditimbulkan dari campak misalnya : paru-paru basah, dan diare berat. a. Tahu b. Tidak Tahu 6 47 11,3 88,7 Jumlah 53 100 10. Imunisasi campak pada bayi bisa diperoleh di tempat pelayanan kesehatan posyandu, puskesmas, dll. a. Tahu b. Tidak Tahu 53 100 Jumlah 53 100 No Tingkat Pengetahuan Jumlah f 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 11 29 13 20,8 54,7 24,5 Jumlah 53 100 diikuti dengan pegawai negeri sipilhonorer yaitu sebanyak 12 responden 22,6. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan

4.2.1.4. Kepercayaan

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Vitamin A kepada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013

0 36 117

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong dan Pendukung terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan

1 49 94

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Pendorong Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Oleh Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010

2 32 94

Pengaruh Faktor Perilaku Masyarakat Terhadap Perolehan Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

0 35 103

Pengaruh Faktor Predisposisi Dan Pendorong Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 19

Pengaruh Faktor Predisposisi Dan Pendorong Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Faktor Predisposisi Dan Pendorong Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 11

Hubungan Faktor Predisposisi Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Induk Medan Tuntungan Tahun 2014

0 0 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Vitamin A kepada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013

0 0 12

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Vitamin A kepada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013

0 0 18