BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel faktor predisposisi pengetahuan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberian imunisasi campak, sedangkan variabel faktor predisposisi pendidikan, pekerjaan, kepercayaan, faktor pendukung
jarak ke sarana pelayanan kesehatan dan faktor pendorong dukungan petugas imunisasi, dukungan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemberian imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Sawang.
5.1. Variabel yang Memiliki Pengaruh terhadap Pemberian Imunisasi Campak
5.1.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemberian Imunisasi Campak
Analisis statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberian imunisasi
campak p=0,0170,05. Hasil ini sesuai dengan penelitian Khalimah 2007 di wilayah kerja
Puskesmas Sekaran Gunung Jati Semarang, bahwa pengetahuan ibu mempunyai hubungan yang signifikan dengan penerapan imunisasi campak p=0,000. Variabel
pengetahuan dalam penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hartati 2008, bahwa pengetahuan ibu mempunyai hubungan yang bermakna dengan perolehan
imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Aceh Besar p=0,023, namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian Septenia 2010 yang menunjukkan
bahwa pengetahuan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemberian imunisasi campak pada balita di Desa Pakubuan Kecamatan Tanjung Pura p=0,720.
Menurut Notoatmodjo 2003, tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang
masalah tersebut. Semakin baik pengetahuan seseorang terhadap suatu masalah, maka diharapkan tindakannya terhadap penanggulangan masalah tersebut juga akan
semakin baik. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan rendahnya pemberian imunisasi
campak di wilayah kerja Puskesmas Sawang disebabkan dari tingkat pengetahuan responden yang 90,6 tidak mengetahui bahwa penyakit campak merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan bayi mudah terkena penyakit campak dan penyakit lain yang disebabkan dari campak seperti paru-paru
basah dan diare berat. Dengan ketidaktahuan tersebut, responden tidak menyadari atau mengetahui akan pentingnya pemberian imunisasi campak sebagai tindakan
menghindari atau pencegahan dari hal-hal yang merugikan kesehatan dengan membawa bayinya ke tempat pelayanan imunisasi sehingga menunjukkan rendahnya
cakupan bayi yang mendapatkan imunisasi campak. Pengetahuan masyarakat tentang imunisasi khususnya imunisasi campak
perlu ditingkatkan antara lain melalui penyuluhan atau pendidikan oleh petugas kesehatan, kader, dan tokoh masyarakat. Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung
dengan pendekatan per orangan yaitu pada saat pendataan kunjungan rumah, maupun penyuluhan kelompok di ruang pertemuan, rumah ibadah, tempat arisan
atau perwiritan, dan sekolah yang merupakan kegiatan rutin dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas Sawang, tempat ini dapat digunakan sebagai wadah penyebarluasan informasi tentang pentingnya imunisasi campak, juga dapat dilakukan melalui media
komunikasi masa yang tersedia, serta melalui media promosi kesehatan yakni leaflet, booklet, poster dan sebagainya, mengingat bahwa kondisi tingkat pemberian
imunisasi campak yang rendah di wilayah kerja Puskesmas Sawang yaitu sebesar 19,86 pada Tahun 2009.
Meningkatkan kesadaran responden dalam pemberian imunisasi campak bukan cuma dilakukan dengan penyuluhan atau pendidikan saja, tetapi juga disertai
upaya-upaya memfasilitasi dalam perubahan perilaku. Perilaku yang baru diadopsi oleh individu akan bisa bertahan lama dan langgeng jika individu menerima perilaku
tersebut dengan penuh kesadaran, didasari atas pengetahuan yang jelas dan keyakinan Setiawan, 2008.
5.2. Variabel yang Tidak Memiliki Pengaruh terhadap Pemberian Imunisasi