Pengaruh Pekerjaan terhadap Pemberian Imunisasi Campak Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemberian Imunisasi Campak

Menurut Gagne yang dikutip oleh Sarwono 2004, tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat yang berkaitan dengan imunisasi campak dapat menggunakan beberapa metode dalam penyebaran pesan, menanamkan keyakinan secara terus menerus dan berkesinambungan sampai mereka sadar, tahu, mengerti, mau dan mampu melaksanakan pesan tersebut. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi, sedang, dan rendah tidak dapat dipastikan bahwa dia melakukan tindakan yang baik dalam upaya memberikan imunisasi campak, tetapi pada wilayah kerja Puskesmas Sawang lebih disebabkan karena kurangnya sumber informasi yang diketahui responden mengenai imunisasi campak sehingga responden tidak tahu akan pentingnya imunisasi campak, walaupun 100 responden mengetahui tempat yang dituju dalam pemberian imunisasi campak.

5.2.2. Pengaruh Pekerjaan terhadap Pemberian Imunisasi Campak

Analisis statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa pekerjaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberian imunisasi campak p=0,4280,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Khalimah 2007, bahw pekerjaan ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan dalam penerapan imunisasi campak p=0,08. Variabel pekerjaan dalam penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Septenia 2010, bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi campak pada balita p=0,325. Notoatmodjo 2007 mengatakan, tindakan yang dilakukan responden atau tidak dilakukan dalam pelayanan kesehatan, salah satunya dikarenakan tidak merasakan kesakitan yang sudah barang tentu tidak akan bertindak. Mungkin mereka beranggapan bahwa tanpa bertindak apa pun dalam pemberian imunisasi campak pada bayi tetap mengalami kesakitan. Tidak jarang pula masyarakat memprioritaskan tugas-tugas lain yang dianggap lebih penting dari pada pemberian imunisasi campak. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kesehatan pemberian imunisasi campak belum merupakan prioritas di dalam kehidupannya. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pekerjaan yang menjadi tugas atau tanggung jawab responden yang akan, sedang, dan telah dikerjakan dalam kurun waktu tertentu tidak memiliki perbedaan dalam memberikan imunisasi campak, terlihat dengan adanya responden yang memberikan imunisasi campak pada bayinya, walaupun responden berada pada kategori bekerja sebagai pegawai negeri sipilhonorer yaitu sebesar 83,3 dan kategori tidak bekerjaibu rumah tangga yaitu sebesar 17,1. Hal ini lebih disebabkan dari ketidaktahuan responden tentang pentingnya imunisasi campak bagi kesehatan dan keselamatan bayi dan ada tugas lain yang dianggap lebih penting sehingga responden tidak mau mambawa bayinya kesarana pelayanan imunisasi.

5.2.3. Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemberian Imunisasi Campak

Analisis statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa kepercayaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberian imunisasi campak p=0,9990,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hartati 2008 yang menyatakan bahwa kepercayaan tidak memiliki hubungan dengan perolehan imunisasi campak p=0,892. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Septenia 2010, bahwa kepercayaan tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian imunisasi campak pada balita. Hasil pengamatan di lapangan terdapat 38,9 yang tidak mau membawa bayinya ke sarana pelayanan imunisasi untuk memberikan imunisasi campak dengan alasan takut anak akan demam sakit, hal ini di karenakan ada pengalaman responden yang menjumpai bayi menjadi sakit atau ada benjolan di tempat suntikan, kemerahan di tempat suntikan, sehingga bayi tidak diizinkan untuk imunisasi berikutnya. Pengalaman tersebut mendorong responden dan keluarga dalam berperilaku yang berkaitan dengan pemberian imunisasi campak. Hal ini sejalan dengan teori WHO yang menyatakan bahwa pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain dapat memengaruhi seseorang dalam berperilaku tertentu. Menurut Soedjatmiko 2009 bahwa setelah imunisasi kadang-kadang timbul kejadian ikutan pasca imunisasi KIPI yaitu demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak rewel. Itu adalah reaksi yang umum terjadi setelah imunisasi. Umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang ada yang berlangsung lebih lama. Kepercayaan masyarakat tentang imunisasi campak dapat menyebabkan bayi menjadi demam, lumpuh dan bodoh semakin berkurang karena telah disentuh oleh kemajuan tegnologi, yang membuat responden tidak lagi mempercayai tentang kejadian tersebut, kepercayaan tersebut masih ada, namun hanya pada sebagian kecil masyarakat yaitu sebesar 3,8. Dalam rangka perilaku sehat yang berkaitan dengan pemberian imunisasi campak perlu diberikan pengetahuan atau informasi-informasi yang benar dan lengkap tentang penyakit dan pelayanan kesehatan. Kepercayaan yang tidak didasarkan pada pengetahuan yang benar dan lengkap akan menyebabkan kesalahan bertindak karena kepercayan dibentuk dari pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan Notoatmodjo, 2010. Tidak adanya pengaruh kepercayaan dalam penelitian ini disebabkan masyarakat yang memiliki kepercayaan bahwa imunisasi campak dapat menyebabkan bayi menjadi demam, lumpuh, dan bodoh memiliki tindakan yang cenderung sama dengan masyarakat yang tidak memiliki kepercayaan tersebut. Tingkatan kepercayaan tidak menjadikan perbedaan pada responden dalam hal pemberian imunisasi campak.

5.2.4. Pengaruh

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Vitamin A kepada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013

0 36 117

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong dan Pendukung terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan

1 49 94

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Pendorong Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Oleh Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010

2 32 94

Pengaruh Faktor Perilaku Masyarakat Terhadap Perolehan Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

0 35 103

Pengaruh Faktor Predisposisi Dan Pendorong Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 19

Pengaruh Faktor Predisposisi Dan Pendorong Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Faktor Predisposisi Dan Pendorong Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 11

Hubungan Faktor Predisposisi Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Induk Medan Tuntungan Tahun 2014

0 0 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Vitamin A kepada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013

0 0 12

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Vitamin A kepada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013

0 0 18