Kapsul Alginat Disolusi TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin C juga mencegah kanker dengan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi dan virus Silalahi, 2006. Vitamin C 400mg sehari melindungi otot terhadap kerusakan oksidatif selama aktivitas jangka panjang olahraga dan menstimulasi reparasi fungsi otot. Profilaktis vitamin C dapat digunakan sebelum latihan atau perlombaan, guna mencegah terjadinya otot kaku dan nyeri 1 g pada 2 hari berturut-turut. Kerjanya mungkin dengan jalan memperlancar pengeluaran asam laktat pada otot Tjay dan Rahardja, 2002.

2.1.10. Efek Samping Penggunaan Vitamin C Megadosis

Megadosis vitamin C dilaporkan dapat menyebabkan diare dan gangguan gastrointestinal lainnya yaitu iritasi pada lambung. Selain itu juga dinyatakan megadosis mengakibatkan pembentukan kalsium oksalat dalam ginjal. Efek pada gigi terjadi dengan adanya erosi lapisan email gigi jika mengkonsumsi tablet hisap asam askorbat lebih dari 3 tahun. Tablet tersebut menurunkan pH saliva sampai pada level dimana kalsium terlepas dari lapisan email gigi Sweetman, 2005.

2.2 Kapsul Alginat

Natrium alginat merupakan produk pemurnian karbohidrat yang diekstraksi dari alga coklat Phaeophyceae dengan menggunakan basa lemah Grasdalen dkk, 1979. Alginat ini diperoleh dari spesies Macrocystis pyrifera, Laminaria, Ascophyllum dan Sargassum Belitz and Grosch, 1987. Gambar 5. Struktur Alginat Universitas Sumatera Utara Asam alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu β-D- mannuronat M dan α-L-asam guluronat G yang tersusun dalam blok-blok yang membentuk rantai linear Grasdalen, dkk, 1979. Kedua unit tersebut berikatan pada atom C1 dan C4 dengan susunan homopolimer dari masing-masing residu MM dan GG dan suatu blok heteropolimer dari dua residu MG Thom dkk, 1980 ; Son dkk, 2003. Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu yang digunakan dalam industri adalah dalam bentuk garam natrium dan garam kalium. Salah satu sifat dari natrium alginat adalah mempunyai kemampuan membentuk gel dengan penambahan larutan garam-garam kalsium seperti kalsium glukonat, kalsium tartrat dan kalsium sitrat. Pembentukan gel ini disebabkan oleh terjadinya kelat antara rantai L-guluronat dengan ion kalsium Thom dkk, 1980. Gel ini merupakan jaringan taut silang yang tersusun dari kalsium alginat yang membentuk konformasi kotak telur egg box type of conformation Belitz dan Grosch, 1987. Gambar 6. Bentuk Konformasi Kotak Telur egg box conformation Thom dkk, 1980 Cangkang kapsul alginat yang dibuat terbukti tahan atau tidak pecah oleh cairan lambung buatan pH 1.2. kapsul mengembang dan pecah dalam cairan Universitas Sumatera Utara usus buatan pH 4.5 dan pH 6.8 sehingga dapat digunakan untuk mencegah efek samping obat dalam lambung. Kapsul ini berbeda dengan kapsul gelatin keras yang merupakan kapsul yang terdapat diperdagangan yang mudah larut dalam asam lambung Bangun, 2005.

2.3 Disolusi

Disolusi adalah proses dimana suatu zat padat menjadi terlarut dalam suatu pelarut. Kecepatan disolusi obat merupakan tahap pembatas kecepatan sebelum obat berada dalam darah Syukri, 2002. Laju di mana suatu padatan melarut di dalam suatu pelarut telah diajukan dalam batasan-batasan kuantitatif oleh Noyes dan Whitney pada tahun 1987. Persamaan tersebut dituliskan sebagai berikut : dC dt = KS C s – C t dimana, dCdt adalah kecepatan disolusi, K adalah konstanta secara proporsional, C s adalah konsentrasi kejenuhan kelarutan maksimal, C t adalah konsentrasi pada waktu t dan C s – C t Beberapa faktor yang mempengaruhi laju disolusi, yaitu : adalah gradien konsentrasi. Konstanta secara proporsional, K disebut juga konstanta disolusi. a. Faktor yang berkaitan dengan sifat fisikokimia obat Sifat fisika dan kimia partikel-partikel obat padat mempunyai pengaruh yang besar pada kinetika pelarutan. Karena pelarutan terjadi pada permukaan solut, maka makin besar luas permukaan makin cepat laju pelarutan Shargel, 1988. Beberapa sifat-sifat fisikokimia lain seperti : bentuk kristal, kelarutan, bentuk hidrat solvasi juga turut berpengaruh terhadap laju disolusi. Universitas Sumatera Utara b. Faktor yang berkaitan dengan formulasi sediaan Penggunaan bahan pembantu sebagai bahan pengisi, pengikat, penghancur dan pelicin dalam proses formulasi mungkin akan menghambat atau mempercepat laju disolusi. Cara pengolahan dari bahan baku, bahan pembantu dan prosedur yang dilaksanakan dalam formulasi sediaan padat peroral juga akan berpengaruh pada laju disolusi. Faktor formulasi yang dapat mempengaruhi laju disolusi diantaranya kecepatan disintegrasi, interaksi dengan eksipien, kekerasan, dan porositas. c. Faktor yang berkaitan dengan alat uji dan parameter uji Faktor ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan selama percobaan yang meliputi kecepatan pengadukan, suhu medium, pH medium dan metode uji yang dipakai. Pengadukan mempengaruhi penyebaran patikel-partikel dan tebal lapisan difusi sehingga memperluas permukaan partikel yang berkontak dengan pelarut. Suhu medium berpengaruh terhadap kelarutan zat aktif. Pemilihan kondisi pH pada percobaan in vitro penting karena kondisi pH akan berbeda pada lokasi obat disepanjang saluran cerna sehingga akan mempengaruhi kelarutan dan laju disolusi obat Syukri, 2002. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV Ditjen POM, 1995, metode yang digunakan untuk uji disolusi, yaitu : a. Metode Keranjang Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan Universitas Sumatera Utara suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5ºC selama pengujian berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. b. Metode Dayung Alat ini menggunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan. 2.4 Lambung 2.4.1 Anatomi Lambung