Pembuatan Preparat Jaringan Organ Lambung Analisis Data

dibunuh dengan menggunakan eter secara inhalasi dan dilakukan pembedahan untuk mengambil lambungnya. Kemudian lambung dibuka dan dicuci dengan larutan fisiologis, lalu difoto dengan kamera digital untuk melihat apakah ada luka pada lambung. Kemudian organ lambung tersebut direndam dalam larutan formalin 10 Jones, 1950.

3.4.14 Pembuatan Preparat Jaringan Organ Lambung

Organ lambung difiksasi dalam larutan formalin 10 selama 2 hari. Lalu didehidrasi dalam alkohol bertingkat dimulai dengan merendam di dalam alkohol 70 vv selama 30 menit, selanjutnya dalam alkohol 80 vv, 90 vv, 96 vv, dan alkohol absolut masing-masing selama 24 jam. Kemudian organ lambung dijernihkan dalam xylol murni lebih kurang 2 x 30 menit. Lalu organ lambung tersebut dimasukkan ke dalam larutan toluol parafin yang telah mencair di dalam oven dengan volume 1:1 selama 60 menit. Selanjutnya berturut-turut organ lambung tersebut dimasukkan dalam parafin murni I, II, III masing-masing 60 menit. Setelah organ lambung dimasukkan ke dalam cetakan yang berisi parafin cair dan dibiarkan mengeras. Blok parafin cair yang berisi organ lambung tersebut diiris setebal 6 µm dengan menggunakan mikrotom kemudian irisan tersebut diletakkan pada kaca objek yang telah diolesi dengan albumin meyer dan ditetesi akuades, selanjutnya diletakkan pada meja pemanas sampai jaringan melekat pada kaca objek. Lalu jaringan dimasukkan ke dalam larutan xylol selama 15 menit. Setelah itu jaringan dicelupkan berturut-turut ke dalam alkohol absolut, 96 vv , 90 vv, 80 vv, 70 vv, dan akuades. Kemudian dilakukan pewarnaan terhadap jaringan dengan memasukkannya ke dalam larutan erlich hematosiklin selama 3 - 7 detik dan selanjutnya dicuci dengan air mengalir lebih kurang 10 Universitas Sumatera Utara menit. Setelah itu dilakukan lagi pewarnaan dengan memasukkannya ke dalam larutan eosin 0,5 selama 3 menit dan dilanjutkan dengan pencelupan dalam alkohol 70 vv, 80 vv, 90 vv, 96 vv dan alkohol absolut, kemudian dikeringkan dengan kertas penghisap, selanjutnya jaringan tersebut ditetesi dengan kanada balsem dan ditutup dengan gelas penutup. Jaringan diamati dibawah mikroskop preparatif dengan perbesaran 40 kali Jones, 1950.

3.4.15 Analisis Data

Untuk membandingkan profil disolusi vitamin C dari tablet Enervon-C ® dan kapsul alginat, dan profil disolusi vitamin C kapsul gelatin dan kapsul alginat dalam medium pH lambung secara in vitro digunakan uji statistik paired t test. Untuk membandingkan profil disolusi vitamin C dari tablet Enervon-C ® , kapsul gelatin, dan kapsul alginat digunakan uji anava. Uji iritasi akut secara makroskopik dan mikroskopik pada lambung kelinci dianalisa secara deskriptif. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perbedaan Pelepasan Vitamin C dari Tablet Enervon-C

® , Kapsul Gelatin dan Kapsul Alginat pada Medium Lambung pH 1,2 Hasil pelepasan vitamin C dari tablet Enervon-C ® Tabel 1. Kumulatif Rata-rata Vitamin C dalam Tablet Enervon-C , kapsul gelatin dan kapsul alginat pada medium pH lambung dapat dilihat pada Tabel 1. ® , Kapsul Gelatin, dan Kapsul Alginat n=3 No Waktu menit Kumulatif Rata-rata Vitamin C dalam Tablet Enervon C Kumulatif Rata-rata Vitamin C dalam Kapsul Gelatin ® Kumulatif Rata-rata Vitamin C dalam Kapsul Alginat 1 0,00 0,00 0,00 2 5 1,12 71,00 3,31 3 10 32,60 80,07 11,18 4 15 73,16 87,29 16,43 5 20 87,19 91,26 23,34 6 25 89,26 91,95 34,46 7 30 91,45 91,66 44,60 8 40 93,90 91,48 50,28 9 45 93,24 91,56 57,50 10 60 93,19 91,38 64,85 11 75 93,02 91,33 73,99 12 90 92,85 91,40 88,42 13 120 92,80 91,23 88,11 Profil pelepasan vitamin C dari tablet Enervon-C ® , kapsul gelatin dan dari kapsul alginat pada medium lambung pH 1,2 dapat dilihat pada Gambar 11. Universitas Sumatera Utara