meningkatkan absorpsi besi secara tidak langsung mempengaruhi pembentukan hemoglobin William and Caliendo, 1984.
Gambar 4. Pembentukan Kelat Vitamin C dengan Besi 2.1.4 Farmakokinetik
Vitamin C mudah diabsorpsi dari saluran pencernaan melalui vena portal. Vitamin ini dengan cepat diistribusikan keseluruh jaringan tubuh, tetapi lebih
banyak terdapat dalam kelenjar adrenal, lensa mata, kelenjar pituitari, otak, limfa, dan pankreas William and Caliendo, 1984.
Konsentrasi vitamin C lebih tinggi dalam leukosit dan platelet dibandingkan dalam eritrosit dan plasma darah Sweetman, 2005. Salah satu jalur
metabolisme vitamin tersebut pada manusia melibatkan pengubahan askorbat menjadi oksalat dan ekskresi akhirnya didalam urin; dehidroaskorbat diduga
merupakan suatu senyawa antara. Asam askorbat-2-sulfat juga telah diidentifikasi sebagai salah satu metabolit vitamin C dalam urin manusia Gilman, et al, 1996.
2.1.5 Gejala Defisiensi
Kekurangan asupan vitamin C dapat menyebabkan skorbut. Dalam kasus- kasus skorbut spontan, biasanya terjadi gigi mudah tanggal, gingivitis, dan
anemia, yang mungkin disebabkan oleh adanya fungsi spesifik asam askorbat dalam sintesis hemoglobin. Skorbut dikaitkan dengan gangguan sintesis kolagen
yang manifestasinya berupa luka yang sulit sembuh, gangguan pembentukan gigi,
Universitas Sumatera Utara
dan robeknya kapiler, yang banyak menyebabkan petechiae dan gabungannya yang membentuk ecchymoses. Sementara ecchymoses dianggap berhubungan
dengan kebocoran pembuluh darah kapiler akibat adhesi sel-sel andotel yang kurang memadai, diduga pula bahwa jaringan berserabut perkapiler mengalami
kerusakan pada kondisi skorbut sehingga pembuluh darah kapiler menjadi lemah dan robek jika mendapat tekanan Gilman, et al, 1996.
2.1.6 Kebutuhan Manusia
Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30 sampai 100 mg vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun, terdapat variasi kebutuhan dalam
individu yang berbeda Sweetman, 2005. Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan AKG untuk anak-anak sekitar 30-45 mg sehari, untuk pria dan
wanita dewasa sekitar 60 mg sehari, untuk wanita hamil terjadi penambahan 10 mg sehari, dan untuk wanita menyusui terjadi penambahan 10-25 mg sehari
Ganiswara, 1995.
2.1.7 Rute Pemberian
Vitamin C biasanya diberikan secara oral; namun larutan parenteral dapat diberikan pada keadaan yang menghalangi absorpsi asam askorbat secara
memadai dari saluran gastrointestinal. Selain itu, asam askorbat sebaiknya diberikan pada pasien-pasien yang menerima nutrisi parenteral Gilman, et al,
1996.
2.1.8 Penggunaan Terapeutik
Vitamin C digunakan untuk mengobati defisiensi asam askorbat, terutama skorbut yang nyata. Pada kasus-kasus skorbut bayi yang jarang terjadi, digunakan
dosis yang jauh lebih tinggi. Orang dewasa penderita skorbut harus menerima
Universitas Sumatera Utara
hingga 1 g asam askorbat sehari agar dapat menghilangkan pendarahan dengan
cepat Gilman, et al, 1996.
Vitamin C 100 sampai 200 mg sehari diberikan bersama-sama dengan desferoksamin dalam pengobatan pasien dengan penyakit thalassaemia, untuk
meningkatkan pembentukan chelate dari desferoksamin, dengan demikian juga meningkatkan ekskresi besi. Dalam keadaan kekurangan besi, asam askorbat
meningkatkan absorpsi gastrointestinal terhadap besi. Selain itu, asam askorbat dan garam askorbat biasanya terdapat dalam preparat oral besi Sweetman, 2005.
Tetes mata yang mengandung kalium askorbat telah digunakan untuk pengobatan luka bakar karena bahan kimia. Kalium askorbat 10 digunakan
bergantian dengan natrium sitrat 10; dipercaya bahwa askorbat bekerja dengan menangkap oksigen radikal bebas sehingga membantu dalam pencegahan
kerusakan epitel kornea Sweetman, 2005.
2.1.9 Vitamin C Megadosis