Master Production Schedule LANDASAN TEORI

menentukan kebutuhan utnuk sebuah penambahan replenishment sampai saat inventory yang dibutuhkan terus ditambahkan, dan bukan dari saat order diberikan kepada CSF untuk dipenuhi. d. Order Quantity Order Quantity adalah jumlah produk yang telah ditentukan untuk dikirim. Selain itu terdapat pula pegging information yang sangat berguna bilamana seluruh demand dari sebuah item tidak dapat dipenuhi. Pegging information adalah suatu cara untuk dapat melacak kembali sumber dari permintaan pada CSF untuk satu waktu tertentu. Penggunaan pegging ini penting dilakukan untuk menghemat waktu dalam memperoleh sumber masalah untuk perencanaan distribusi bilamana demand melebihi supply. Dengan bantuan pegging ini perencana dapat lebih banyak menghabiskan waktu untuk pemecahan masalah tersebut dari pada mencari dimana terjadi kelemahan demand. Transportation planning report adalah laporan yang berisikan perencanaan jumlah alat transportasi untuk pengiriman item ke suatu DC tertentu.

3.5. Master Production Schedule

Perencanaan agregat merupakan salah satu metode dalam perencanan produksi. Dengan menggunakan perencanaan agregat maka perencanaan produksi dapat dilakukan dengan menggunakan satuan produk pengganti sehingga keluaran dari perencanaan produksi tidak dinyatakan dalam tiap jenis produk individual produk. Universitas Sumatera Utara Penggunaaan satuan agregat ini dilakukan mengingat keuntungan- keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh antara lain: a. Kemudahan dalam pengolahan data Dengan menggunakan satuan agregat maka pengolahan data tidak dilakukan untuk setiap individual produk. Keuntungan ini akan semakin terasa jika pabrik tempat perencanaan dilakukan memproduksi banyak jenis produk b. Ketelitian dari hasil yang didapatkan Dengan hanya mengolah satu jenis data produk maka kemungkinan untuk menerapkan metode yang canggih semakin besar sehingga ketelitian hasil yang didapatkan semakin baik. c. Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisma sistem produksi yang terjadi dalam implementasi rencana. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan perencanaan yaitu dengan melakukan manipulasi persediaan, laju produksi, jumlah tenaga kerja, kapasitas atau variabel terkendali lainnya. Jika perubahan dilakukan terhadap suatu variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi disebut sebagai strategi murni pure strategi. Sebaliknya strategi gabungan atau mixed strategi, merupakan gabungan perubahan dua atau lebih strategi murni sehingga diperoleh perencanaan produksi fleksibel. Seandainya datangnya permintaan dari konsumen rutin dan dapat diketahui dengan pasti baik besarnya maupun waktunya maka perencanaan produksi tidak diperlukan lagi. Namun pada kenyatannya pola permintaan ini Universitas Sumatera Utara tidak dapat ditentukan dengan pasti. Masalah tersebut mengakibatkan perusahaan harus menemukan cara atau strategi berproduksi agar fluktuasi permintaan tersebut dapat diantisipasi tentu saja dengan cara yang ekonomis sehingga tujuan perusahaan mencari keuntungan dapat tercapai. Jadi perencanaan agregat, tidak dihasilkan dalam bentuk individual produk melainkan dalam bentuk agregat produk. Secara garis besar terdapat tiga strategi murni yang dapat dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan ini, yaitu: 1. Melakukan pengaturan setiap atas jumlah tenaga kerja yang yang dipergunakan dalam hal ini merekrut tenaga kerja baru bila permintaan meningkat dan memberhentikan sebagai tenaga kerja bila permintaan menurun. 2. Tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja yang diatur adalah kecepatan produksi, misalnya jika permintaan meningkat kecepatan produksi ditingkatkan misalkan dengan mengadakan jam lembur. 3. Tetap mempertahankan baik jumlah tenaga kerja maupun kecepatan produksi dan untuk mengatasi fluktuasi permintaan diadakan persediaan inventory. Masing - masing akan memberikan konsekuensi ongkos. Dalam kenyataannya mengandalkan pada strategi tersebut secara murni sering kali menimbulkam ongkos yang tidak ekonomis sehingga strategi yang digunakan mengkombinasikan ketiga strategi tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Pendahuluan

Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan penelitian, yaitu: 1. Sistematis Artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tuuan secara efektif dan efisien. 2. Berencana Artinya dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya. 3. Mengikuti konsep ilmiah Artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang suddah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam Bab IV mengenai metodologi penelitian juga memiliki isi yang sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah. Hal ini dapat kita lihat pada Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara