c. Model Tepat Waktu Just In Time
Just in Time atau yang sering disebut dengan sistem produksi tepat waktu adalah cara produksi yang menentukan jumlahnya hanya berdasarkan atas
jumlah barang-barang yang benar-benar akan dijual atau diperlukan, diproduksi pada setiap bagian secara tepat waktu sesuai dengan kebutuhan, demikian juga
pembelian dan pemesanan masukan produksinya. Pada dasarnya dalam sistem ini kita hanya membuat yang dibutuhkan pada saat ini saja, tidak ada sisa
maupun persediaan sehingga dikenal dengan zero inventory. Nama yang dipakai untuk menyebut sistem produksi ini selain JIT adalah ; zero inventory, lean
production, stockless production, material as needed. Ciri khas dari Just In Time yaitu arus barang berdasarkan pull method, kualitas produksi setiap tahap selalu
diusahakan dengan baik, ukuran order selalu sedikit, waktu setup pendek, beban kerja yang seimbang, menggunakan komponen dan kerja standar. Dalam JIT ini
digunakan kanban, yang pertama kali digunakan oleh pabrik toyota di jepang. Kanban berasal dari bahasa jepang yang berarti kartu. Biasanya kanban kartu
ditempelkan pada kotak barang. Dalam JIT ada yang menggunakan satu kartu dan ada yang menggunakan dua kartu. Kelebihan dalam just in time ini adalah
adanya continous improvement atau perbaikan yang terus menerus.
3.6.1. Jenis - jenis Persediaan
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Dilihat dari fungsinya, persediaan dibedakan atas:
a. Batch stock atau lot size inventory yaitu persediaan yang diadakan
dalam jumlah lebih besar dari yang dibutuhkan pada saat itu. b.
Flutuation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diramalkan.
c. Acticipation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan. 2.
Dilihat dari posisinya didalam urutan pengerjaan yaitu: a.
persediaan bahan baku yaitu persediaan dari bahan-bahan yang akan digunakan kedalam proses produksi.
b. Persediaan bahan-bahan pembantu yaitu persediaan bahan-bahan
yang diperlukan untuk membantu berhasilnya produksi tetapi tidak menjadi bagian dari barang jadi.
c. Persediaan barang setengah jadi yaitu persediaan barang-barang
yang keluar dari tiap unit atau bagian dari suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lagi untuk menjadi barang jadi.
d. Persediaan barang jadi yaitu persediaan barang-barang yang telah
siap proses dan siap untuk dijual. 3.
Dilihat dari sifat dan tujuan kebutuhan maka persediaan itu dibagi atas: a.
Persediaan statis yaitu persediaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu tertentu atau terbatas. Persediaan
statis dapat dibedakan atas:
Universitas Sumatera Utara
- Persediaan statis mengandung resiko static inventory problem
under risk. -
Persediaan statis mengandung ketidakpastian static inventory problem under uncertainty.
b. Persediaan dinamis yaitu persediaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan yang terus menerus. Apabila pada akhir periode masih ada sisi persediaan maka ini dapat dibedakan atas:
- Persediaan dinamis dengan kebutuhan tertentu dynamic inventory
problem under certainty. -
Persediaan dinamis mengandung ketidak pastian dynamic inventory problem under uncertainty.
- Persediaan dinamis mengandung resiko dynamic inventory under
risk.
3.3.1. Economic Order Quantity EOQ
kegunaan EOQ adalah untuk menentukan order quantity yang akan meminimumkan jumlah biaya pemesanan dan biaya persediaan per waktu. Dalam
penggunaannya economic order quantity ini dapat dikombinasikan untuk menentukan order release. DRP adalah suatu metode yang dipakai bersama- sama
dengan metode EOQ adalah metode DRP untuk pengendalian persediaan pada unit distribusi.
Universitas Sumatera Utara
Asumsi dari EOQ adalah : 1.
Lead Time adalah konstan dan diketahui serta demand relatif konstan dan diketahui ratenya, sehingga tidak terjadi stock out
2. Preparation costs dan carrying cost konstan dan dapat diketahui
3. Replenishment sesegera mungkin, item tiba pada laju infinitif pada suatu
waktu tertentu. EOQ dapat dihitung sebagai berikut :
EOQ =
CV PD
2
Dimana : P = Biaya pengorderan Rp order
D = Jumlah permintaan produk tahunan C = Biaya melakukan persediaan tahunan persentase dari harga produk
V = Harga satu unit produk
3.4. Distribution Resources Planning