b. Model Perencanaan Kebutuhan Material Material Requitment Planning
MRP adalah suatu sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan prosesfase atau dengan kata
lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah komponen yang dibutuhkan dengan
menggunakan lead time, sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat.
MRP merupakan salah satu teknik perencanaan dan pengendalian produksi dimana jadwal induk produksi digunakan untuk membuat atau membeli material
atau item yang bersifat “depended demand”. Dari hasil perencanaan agregat kita akan mendapatkan Jadwal Induk
Produksi atau MPS. MPS ini menunjukkan berapa banyak produk yang akan kita buat atau rakit dari komponen-komponennya per-periode.
Untuk menunjang MPS ini maka diperlukan master Resources Planning yaitu suatu sistem untuk mengatur agar komponen-komponen yang diperlukan
tersebut dapat tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat. Langkah-langkah
dalam menyusun MRP ini adalah :
Netting Dalam langkah netting ini maka kebutuhan kotor gross Resources akan
menghasilkan kebutuhan bersih.
Lotting Dalam lotting ini maka kebutuhan bersih net Resources akan dikonversikan
kedalam bentuk lot-lot.
Universitas Sumatera Utara
Offsetting
Penghitungan proses kebutuhan material denan melihat tenggang waktu lead time.
Exploding
Menyesuaikan kebutuhan material dengan struktur produk Jika pada peramalan dan agregat kita berfokus pada independed demand
maka pada MRP kita akan berfokus pada Depended Demand. Oleh karena itu dalam membuat MRP kita harus menjabarkan depended demand.
Persediaan model MRP biasanya diterapkan untuk produk-produk yang dipendent demand. MRP bekerja berdasarkan jadwal yang mendorong perusahaan
untuk memenuhi jadwal tersebut, dimulai dari penyediaan bahan oleh poses paling awal dalam jumlah yang telah ditentukan dalam jadwal. Hasil olahan dari proses
awal ini, digunakan oleh proses berikutnya yang juga memproduksi bahan untuk proses yang mengikuti lagi. Dan akhirnya diperoleh produk akhir, sesuai dengan
jadwal tersebut. Model
Just In Time JIT merupakan model pengendalian persediaan yang pertama sekali dikembangkan oleh jepang dengan menggunakan kartu yang
disebut Kanban. Sistem kanban bekerja berdasarkan kebutuhan, yaitu menyediakan bahan apabila dibutukkan.dimulai dari proses yang paling akhir
yang mempunyai jadwal produksi harian, proses ini akan memproduksi bahan sesuai dengan jadwal tersebut, dan menarik bahan dari proses sebelumnya apabila
dibutukkan. Selanjutnya proses-proses sebelumnya lagi akan menyediakan bahan apabila dibutuhkan ditarik oleh proses sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Model Tepat Waktu Just In Time