Pengembangan Rencana Kebutuhan Distribusi (Distribution Resources Planning) dengan Perencanaan Produksi pada PT. Central Windu Sejati
P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Pengembangan Rencana Kebutuhan Distribusi (Distribution
Resources Planning) dengan Perencanaan Produksi pada PT.
Central Windu Sejati
Oleh
NAMA : AFDOLI ANDA NASUTION NIM : 0 2 5 2 0 4 0 1 4
PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN PABRIK
P R O G R A M D I P L O M A I V
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
(2)
P R O P O S A L T U G A S A K H I R
Pengembangan Rencana Kebutuhan Distribusi (Distribution
Resources Planning) dengan Perencanaan Produksi pada PT.
Central Windu Sejati
Oleh
NAMA : AFDOLI ANDA NASUTION NIM : 0 2 5 2 0 4 0 1 4
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
(Ir. Poerwanto, M.sc) (Ir. Rosnani Ginting, MT )
PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN PABRIK
P R O G R A M D I P L O M A I V
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
(3)
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT KARYA AKHIR
NO. Dok : FM-TS-01-005B Rev : 00
Tgl Efektif : 01 Feb 2007 Halaman : 7 dari 1
“ SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT KARYA AKHIR” No. : ……../HS.2.1.4.2.8/KRK/2008
Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan pembimbingan Karya Akhir terhadap mahasiswa :
Nama : Afdoli Anda Nasution N I M : 025204014
Tempat dan tanggal lahir : Medan, 27 Januari 1985
Judul Karya Akhir : Pengembangan Rencana Kebutuhan Distribusi (Distribusi
Requirement Planning) Dalam Sistem Perencanaan Produksi
Pada PT. Central Windu Sejati
Menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :
Dapat menerima perbaikan DRAFT KARYA AKHIR Program Studi Teknik Manajemen Pabrik
dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Seminar yang akan diadakan Program Studi Teknik Manajemen Pabrik FT-USU.
Medan, Pebruari 2008
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Poerwanto, M.sc Ir. Rosnani Ginting, MT
(4)
UCAPKAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan Karya Akhir ini penulis banyak mendapatkan dorongan dan bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan antara lain :
1. Bapak Ir. Poerwanto, Msc dan ibu Rosnani Ginting, MT selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan dari awal sampai akhir penelitian dalam penulisan Karya Akhir ini.
2. Bapak Aulia Ishak, MT sebagai Kordinator Karya Akhir.
3. Bapak Parintoan Silaen, sebagai pembimbing lapangan Production, Bapak Antoni yang memberikan kesempatan penelitian di pabrik,dan semua staf dan karyawan PT. Central Windu sejati II atas bantuan dan kerjasamanya..
4. Orang Tua tercinta, H. Salman NST dan Hj. Mazlina Lubis, kak Kiki, Lia, dan Eja gendut, yang telah memberi kasih sayang, doa, dukungan serta dengan sabar menunggu hingga selesai kuliah.
5. Riza, Izud, Tedy, Edi, Bayou, Ipoel, Qotul, Wiwid serta, abang, kakak, Rekan dan adik- adik di “The Best Comunity” HmI Komisariat FT-USU
6. Teman dikampus Katong, Coak, Ujang, Rio, Oong, Dana, Faisal, N J, serta teman-teman di Teknik Manajemen Pabrik stambuk 2002 yang telah memberikan dukungan dan semangat juga memberi ide-ide sehingga Karya Akhir ini lebih baik.
(5)
Dalam penyusunan Karya Akhir ini, penulis berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan, waktu dan fasilitas yang ada. Penulis dapat banyak bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Semoga dengan dibuatnya Karya Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan, akhir kata penulis mengucapakan terima kasih dan memohon maaf yang sebesarnya jika ada kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan Karya Akhir ini. Semoga Karya Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
MEDAN, 8 Februari 2008
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...i
KATA PENGANTAR... ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... ... iii
DAFTAR ISI ... ...v
DAFTAR TABEL ... ...ix
DAFTAR GAMBAR... ...xv
ABSTRAK ... ...xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Permasalahan ...I-1 1.2.Perumusan Masalah ...I-1 1.3.Tujuan Penelitian ...I-3 1.4.Manfaat Penelitian ...I-3 1.5.Batasan dan Asumsi ...I-4 1.6.Sistematika Penulisan Karya Akhir ...I-5
BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.Sejarah Perusahaan ...II-1 2.2.Ruang Lingkup Bidang Usaha ...II-2
(7)
DAFTAR ISI
(Lanjutan)
2.4.Struktur Organisasi Perusahaan ...II-4 2.5.Uraian Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab ...II-7 2.6.Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ...II-19 2.7.Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan ...II-20 2.8.Proses Produksi ...II-24 2.8.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong...II-24 2.8.2. Uraian Proses Produksi ...II-27
BAB III. LANDASAN TEORI
3.1. Peramalan (Forecasting)...III-1 3.1.1. Ukuran Akurasi Peramalan ...III-1 3.1.2. Metode Peramalan...III-3 3.2. Safety Stock ...III-10 3.3. Model Pengendalian Persediaan ...III-11 3.3.1. Economic Order Quantity ...III-18 3.4. Distribution Requirement Planning ...III-19 3.4.1. Definisi Distribution Requirement Planning ...III-19 3.4.2. Input Distribution Requirement Planning...III-20 3.4.3. Logika Distribution Requirement Planning...III-21
(8)
DAFTAR ISI
(Lanjutan)
3.4.4. Output – Output Sistem DRP...III-22 3.5. Master Production Schedule ...III-25
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Pendahuluan ...IV-1 4.2. Pemilihan Objek Penelitian...IV-2 4.3. Studi Pendahuluan ...IV-2 4.3.1. Studi Literatur ...IV-2 4.4. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ...IV-3 4.5. Pengumpulan Data ...IV-4 4.6. Pengolahan Data ...IV-4 4.7. Kesimpulan dan Saran ...IV-7
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ...V-1 5.1.1. Data Permintaan Konsumen Masa Lalu...V-1 5.2. Pengolahan Data ...V-5 5.2.1. Peramalan Permintaan Konsumen ...V-5 5.2.2. Perhitungan Safety Stock ...V-52 5.2.3. Perhitungan EOQ ...V-54 5.2.4. Distribution Requirement Planning (DRP) Sheet ...V-54
(9)
DAFTAR ISI
(Lanjutan)
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
1.1.Analisa Pemecahan Masalah...VI-1
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ...VII-1 7.2. Saran ...VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN 2.1. Peta Penyebaran Tenaga Kerja Berdasarkan
Jabatan...II-19 2.2. Perhitungan Upah Karyawan Borongan...II-21 2.3. Perhitungan Upah Karyawan Harian ...II-21 2.4. Standar Ukuran Udang Konvensional...II-23 5.1. Data Permintaan Konsumen Masa Lalu...V-1 5.2. Lead Time Distribusi Masing- Masing DC...V-2 5.3. Status Persediaan Awal ...V-3 5.4. Perhitungan Biaya Order...V-3 5.5. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan
Untuk DC Japan ...V-7 5.6. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Linear
Untuk DC Japan ...V-8 5.7. Perhitungan SEE Linear Untuk DC Japan ...V-9 5.8. Perhitungan Parameter Peramalan
Metode Kuadratis Untuk DC Japan ...V-9 5.9. Perhitungan SEE MetodeKuadratis Untuk DC Japan...V-11 5.10. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Eksponensial Untuk DC Japan ...V11
(11)
DAFTAR TABEL
(Lanjutan) 5.11. Perhitungan SEE Metode EksponensialUntuk DC Japan ...V-12 5.12. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Siklis
Untuk DC Japan ...V-13 5.13. Perhitungan SEE Metode Siklis Untuk
DC Japan ...V-15 5.14. Perbandingan Nilai SEE Permintaan Konsumen ...V-16 5.15. Penentuan Metode Peramalan dengan
Nilai SEE Terkecil ...V-16 5.16. Parameter Verifikasi Peramalan Untuk
Permintaan Konsumen Pada DC Japan...V-17 5.17. Interpretasi Peramalan Untuk DC Japan ...V-19 5.18. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan Untuk DC Australia ...V-21 5.19. Perhitungan Parameter Peramalan
Metode Linear Untuk DC Australia...V-22 5.20. Perhitungan SEE Linear Untuk DC Australia...V-22 5.21. Perhitungan Parameter Peramalan Metode
(12)
DAFTAR TABEL
(Lanjutan) 5.22. Perhitungan SEE MetodeKuadratisUntuk DC Australia ...V-24 5.23. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Eksponensial Untuk DC Australia ...V-24 5.24. Perhitungan SEE Metode Eksponensial
Untuk DC Australia ...V-25 5.25. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Siklis
Untuk DC Australia ...V-26 5.26. Perhitungan SEE Metode Siklis
Untuk DC Australia ...V-26 5.27. Perbandingan Nilai SEE Permintaan Konsumen ...V-27 5.28. Penentuan Metode Peramalan dengan
Nilai SEE Terkecil ...V-28 5.29. Parameter Verifikasi Peramalan Untuk
Permintaan Konsumen Pada DC Australia ...V-28 5.30. Interpretasi Peramalan Untuk DC Australia ...V-30 5.31. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan
Untuk DC Inggris...V-32 5.32. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Linear
Untuk DC Inggris...V-33 5.33. Perhitungan SEE Linear Untuk DC Inggris ...V-33
(13)
DAFTAR TABEL
(Lanjutan) 5.34. Perhitungan Parameter PeramalanMetode Kuadratis Untuk DC Inggris ...V-34 5.35. Perhitungan SEE MetodeKuadratis Untuk
DC Inggris...V-35 5.36. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Eksponensial Untuk DC Inggris...V-35 5.37. Perhitungan SEE Metode Eksponensial
Untuk DC Inggris...V-36 5.38. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Siklis
Untuk DC Inggris...V-37 5.39. Perhitungan SEE Metode Siklis Untuk DC Inggris ....V-38 5.40. Perbandingan Nilai SEE Permintaan Konsumen ...V-38 5.41. Penentuan Metode Peramalan dengan Nilai SEE Terkecil
...V-39
5.42. Parameter Verifikasi Peramalan Untuk Permintaan Konsumen Pada DC Inggris...V-39
5.43. Interpretasi Peramalan Untuk DC Inggris...V-41 5.44. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan Untuk DC Amerika Serikat...V-43 5.45. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Linear
(14)
DAFTAR TABEL
(Lanjutan) 5.46. Perhitungan SEE Linear UntukDC Amerika Serikat...V-45 5.47. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Kuadratis Untuk DC Amerika Serikat...V-45 5.48. Perhitungan SEE MetodeKuadratis
Untuk DC Amerika Serikat...V-46 5.49. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Eksponensial Untuk DC Amerika Serikat...V-47 5.50. Perhitungan SEE Metode Eksponensial
Untuk DC Amerika Serikat...V-47 5.51. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Siklis
Untuk DC Amerika Serikat...V-48 5.52. Perhitungan SEE Metode Siklis
Untuk DC Amerika Serikat...V-49 5.53. Perbandingan Nilai SEE Permintaan Konsumen ...V-50 5.54. Penentuan Metode Peramalan dengan Nilai SEE Terkecil
...V-50
5.55. Parameter Verifikasi Peramalan Untuk Permintaan Konsumen Pada DC Amerika Serikat...V-51
5.56. Interpretasi Peramalan Untuk DC Amerika Serikat....V-53 5.57. Distribution Requirement Planning Sheet...V-56
(15)
DAFTAR TABEL
(Lanjutan)6.1. Data Permintaan Konsumen Masa Lalu...VI-1 6.2. Penentuan Metode Peramalan dengan
Nilai SEE Terkecil ...VI2 6.3. Penentuan Metode Peramalan dengan
Nilai SEE Terkecil ...VI-3 6.4. Penentuan Metode Peramalan dengan
Nilai SEE Terkecil ...VI-3 6.5. Penentuan Metode Peramalan dengan
Nilai SEE Terkecil ...VI-4 6.6. Hasil Interpretasi Peramalan ...VI-4 6.7. Nilai Safety Stock Masing- Masing DC...VI-5 6.8. Order Quantity pada Masing- Masing DC ...VI-6 6.9. Distribution Requirement Planning Sheet...VI-7
(16)
DAFTAR
GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Central Windu Sejati ... II-6 2.2. Blok Diagram Untuk PD Jacob... II-29 3.1. Taksonomi Metode Peramalan... III-3 4.1. Blok Diagram Penelitian ... IV-1 4.2. Blok Diagram Sistem Rencana Distribusi Dalam
Pengembangan Sistem Distribusi... IV-6 5.1. Diagram Pencar Permintaan Konsumen Untuk
DC Japan Pada Tahun 2006 PT. CWS... V-6 5.2. Moving Range Chart Jumlah Permintaan DC Japan... V-18 5.1. Diagram Pencar Permintaan Konsumen
Untuk DC Australia Pada Tahun 2006 PT. CWS ... V-20 5.2. Moving Range Chart Jumlah Permintaan DC Australia ... V-29 5.1. Diagram Pencar Permintaan Konsumen Untuk
DC Inggris Pada Tahun 2006 PT. CWS ... V-31 5.2. Moving Range Chart Jumlah Permintaan DC Inggris ... V-41 5.1. Diagram Pencar Permintaan Konsumen Untuk
DC Amerika Serikat Pada Tahun 2006 PT. CWS... V-42 5.2. Moving Range Chart Jumlah Permintaan
DC Amerika Serikat... V-51
(17)
ABSTRAK
PT. Central Windu Sejati adalah salah satu anak produksi dari PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk (PT.CPI) yang bergerak dalam industri pengolahan hasil laut dengan sistem pembekuan atau cold storage di Sumatera Utara. PT. Central Windu Sejati merupakan nama baru dari pergantian PT. Central Windu Pertiwi pada tanggal 18 Juni 1994. sedangkan PT. Central Windu Pertiwi merupakan nama baru pergantian dari nam PT. Udang Mas Inti Pertiwi, yang merupakan sebuah perusahaan penanaman modal dalam negri yang bergerak di bidang perikanan, khususnya udang
.Didalam pengelolaan unit usahanya PT. Central Windu Sejati, merupakan pabrik yang mengolah hasil laut seperti udang, ikan, sotong dengan sistem pembekuan. Sistem pendistribusian saat ini berawal dari pabrik yang merupakan
central supply facility mengolah udang untuk kemudian didistribusikan kepada
para distribution center- distribution center perusahaan.. Dalam hal ini PT. Central Windu Sejati merupakan central supply facility.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui perencanaan awal pendristribusian produk dengan mengetahui data permintaan, lead time, jumlah persediaan, biaya pesan, dan persediaan ; Melakukan peramalan (forecasting) dari data penjualan ; Perusahaan dapat mengetahui perkiraan permintaan, posisi stok dan cara pemenuhan permintaan tersebut pada pabrik dalam suatu jaringan sistem distribusi yang kemudian dijadikan jadwal pendistribusian produk pada masa yang akan datang.
Pengolahan data dimulai dengan menghitung seluruh informasi deskriptif dari objek studi yang merupakan informqasi awal sistem DRP. Informasi deskriptif tersebut meliputi : on-hand balance, safety stock , lead time order
quantity. Kemudian dilakukan perhitungan peramalan pada masa yang akan
dating. Pemrosesan data peramalan yang ada berupa proses netting yang akan menghasilkan plan order release yaitu order yang akan dikirimkan ke level distribusi diatasnya dan melakukan offsetting planed order terhadap lead time. Hasil yang diperoleh berupa tabel DRP work sheet pada setiap DC, tabel master
schedule, dan pegging information. Nilai Safety stock yang didapat Untuk masing-
masing DC adalah DC Japan 29257 unit, DC Australia 5271 unit, DC Inggris5822 unit, DC Amerika Serikat 5357 unit, sedangkan nilai order quantity adalah sedangkan nilai EOQ untuk Japan , Australia, Inggris dan Amerika masing- masing adalah 14565 unit, 5200 unit, 5963 unit, 4677 unit. Lead time masing- masing DC adalah nol, karena diasumsikan barang tepat waktu diantar.
(18)
ABSTRAK
PT. Central Windu Sejati adalah salah satu anak produksi dari PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk (PT.CPI) yang bergerak dalam industri pengolahan hasil laut dengan sistem pembekuan atau cold storage di Sumatera Utara. PT. Central Windu Sejati merupakan nama baru dari pergantian PT. Central Windu Pertiwi pada tanggal 18 Juni 1994. sedangkan PT. Central Windu Pertiwi merupakan nama baru pergantian dari nam PT. Udang Mas Inti Pertiwi, yang merupakan sebuah perusahaan penanaman modal dalam negri yang bergerak di bidang perikanan, khususnya udang
.Didalam pengelolaan unit usahanya PT. Central Windu Sejati, merupakan pabrik yang mengolah hasil laut seperti udang, ikan, sotong dengan sistem pembekuan. Sistem pendistribusian saat ini berawal dari pabrik yang merupakan
central supply facility mengolah udang untuk kemudian didistribusikan kepada
para distribution center- distribution center perusahaan.. Dalam hal ini PT. Central Windu Sejati merupakan central supply facility.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui perencanaan awal pendristribusian produk dengan mengetahui data permintaan, lead time, jumlah persediaan, biaya pesan, dan persediaan ; Melakukan peramalan (forecasting) dari data penjualan ; Perusahaan dapat mengetahui perkiraan permintaan, posisi stok dan cara pemenuhan permintaan tersebut pada pabrik dalam suatu jaringan sistem distribusi yang kemudian dijadikan jadwal pendistribusian produk pada masa yang akan datang.
Pengolahan data dimulai dengan menghitung seluruh informasi deskriptif dari objek studi yang merupakan informqasi awal sistem DRP. Informasi deskriptif tersebut meliputi : on-hand balance, safety stock , lead time order
quantity. Kemudian dilakukan perhitungan peramalan pada masa yang akan
dating. Pemrosesan data peramalan yang ada berupa proses netting yang akan menghasilkan plan order release yaitu order yang akan dikirimkan ke level distribusi diatasnya dan melakukan offsetting planed order terhadap lead time. Hasil yang diperoleh berupa tabel DRP work sheet pada setiap DC, tabel master
schedule, dan pegging information. Nilai Safety stock yang didapat Untuk masing-
masing DC adalah DC Japan 29257 unit, DC Australia 5271 unit, DC Inggris5822 unit, DC Amerika Serikat 5357 unit, sedangkan nilai order quantity adalah sedangkan nilai EOQ untuk Japan , Australia, Inggris dan Amerika masing- masing adalah 14565 unit, 5200 unit, 5963 unit, 4677 unit. Lead time masing- masing DC adalah nol, karena diasumsikan barang tepat waktu diantar.
(19)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Didalam pengelolaan unit usahanya PT. Central Windu Sejati, merupakan pabrik yang mengolah hasil laut seperti udang, ikan, sotong dengan sistem pembekuan. Sistem pendistribusian produk berawal dari pabrik PT. Central Windu Sejati yang merupakan central supply facility, dimana produk berupa udang olahan kemudian didistribusikan kepada distribution center- distribution
center perusahaan yang menjadi tujuan ekspor.
Sistem pendistribusian perusahaan pada saat ini belum memberikan sebuah perencanaan yang dapat memproyeksikan permintaan atau order pada masa yang akan datang. Oleh karenanya perusahaan belum memiliki acuan sebagai rencana penjadwalan pendistribusian produksi pada masa yang akan datang dalam melaksanakan pendistribusian produknya.
Berdasarkan uraian diatas, maka pada laporan ini akan dikembangkan sebuah sistem yang dapat memberikan perencanaan yang memproyeksikan permintaan pada masa yang akan datang dihubungkan dengan status persediaan dan diarahkan menjadi awal pendistribusian produk.
1.2.Perumusan masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, sistem pendistribusian yang dikaji terdiri dari central supply facility dan distribution center.
(20)
Beberapa permasalahan yang dirumuskan berkenaan dengan pengembangan sistem Distribution Resources Planning dalam perencanaan dan pengendalian integrasi sistem distribusi pada PT. Central Windu Sejati adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana membuat sebuah perencanaan awal pendristribusian produk dari PT. Central Windu Sejati sebagai CSF kepada DC perusahaan yang akan dijadikan sebagai acuan setiap level distribusi dalam penarikan dan pelepasan order sehingga setiap order akan dipenuhi setiap waktu.
b. Bagaimana membuat acuan perencanaan awal pendistribusian produk yang mampu memberikan gambaran tentang beberapa hal yaitu : perkiraan permintaan, posisi stok dan cara pemenuhan permintaan tersebut pada masing- masing Distribution center dan pabrik dalam suatu jaringan sistem distribusi yang selanjutnya akan dijadikan jadwal pendistribusian produk oleh perusahaan pada masa yang akan datang
c. Bagaimana mensinkronkan keputusan jumlah yang akan didistribusikan dari CSF kepada DC agar dapat mengoptimalkan tujuan bersama perusahaan dan meningkatkan pelayanan konsumen.
(21)
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dilakukan penelitian adalah pengembangan rencana kebutuhan distribusi Distribution Resources Planning dalam sistem perencanaan produksi.
Tujuan khusus dilakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perencanaan awal pendristribusian produk yang diperoleh melalui data permintaan masa lalu, lead time, jumlah persediaan, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
2. Melakukan peramalan (forecasting) sebagai acuan menggambarkan permintaan pada masa yang akan datang
3. Mengetahui posisi stok dan cara pemenuhan permintaan tersebut pada pabrik dalam suatu jaringan sistem distribusi yang kemudian dijadikan jadwal pendistribusian produk pada masa yang akan datang.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil apabila tujuan penelitian ini dicapai adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan peneliti tentang metode kerja dan sistem suatu perusahaan yang bergerak dalam pengolahan udang mentah menjadi
nugget
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti lebih lanjut pada bidang perencanaan kebutuhan distribusi (DRP).
(22)
3. Menjadi salah satu masukan bagi manager perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan persediaan awal pendistribusian produk.
1.5.Batasan dan Asumsi
Faktor yang selalu tidak dapat dihindarkan dalam melakukan penelitian adalah waktu, dana, dan keterbatasan fasilitas. Faktor itu pula yang menyebabkan penulis perlu melakukan pembatasan masalah agar hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan.
Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan adalah:
a. Melakukan identifikasi sistem pendistribusian perusahaan, sehingga diperoleh gambaran pendistribusian produk oleh perusahaan dengan jelas. b. Peramalan permintaan produk pada setiap DC akan diuraikan terhadap
waktu yang kemudian diperoleh permintaan produk pada tiap- tiap DC yang akan dipenuhi oleh CSF
c. Jumlah on- hand balance, safety stock, dan order quantity sebagai gambaran akan saling mempengaruhi diantara setiap bagian sistem distribusi pada perusahaan dalam hal mengoptimumkan keputusan pendistribusian produk.
d. Pengembangan sistem perencanaan pendistribusian produk yang didasarkan pada peramalan permintaan dan pengendalian persediaan bagi perusahaan.
(23)
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi setiap distribution centre dianggap tetap, sehingga pengkajian
aspek ekonomis terhadap lokasi tidak dilakukan.
2. Tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang dari central suplly
facility ke distribution centre.
3. Pengembangan sistem perencanaan distribusi hanya dilakukan untuk produk PD Jacob
4. Perencanaan distribusi dilakukan untuk produk ekspor luar negri
1.6. Sistematika Penulisan Karya Akhir
Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan karya akhir ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, dan asumsi yang digunakan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menguraikan secara singkat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi, serta organisasi dan manajemen.
(24)
BAB III : LANDASAN TEORI
Menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi teori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Mengemukakan langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Melakukan identifikasi data dan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.
BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Menganalisis hasil pengolahan data yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang terdapat pada perusahaan tersebut. BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis pemecahan masalah maka dapat diambil kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi pengembangan perusahaan
(25)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Central Windu Sejati adalah salah satu anak produksi dari PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk (PT.CPI) yang bergerak dalam industri pengolahan hasil laut dengan sistem pembekuan atau cold storage di Sumatera Utara.
PT. Central Windu Sejati merupakan nama baru dari pergantian PT. Central Windu Pertiwi pada tanggal 18 Juni 1994. sedangkan PT. Central Windu Pertiwi merupakan nama baru dari pergantian nama PT. Udang Mas Inti Pertiwi, yang merupakan sebuah perusahaan penanaman modal dalam negri yang bergerak di bidang perikanan, khususnya udang.
Usulan proyek yang diajukan oleh PT. Udang Mas Inti Pertiwi untuk tambak udang dan pembekuan udang (cold storage) pada bulan oktober 1998 disetujui oleh pemerintah dengan mengeluarkan surat persetujuan kepada ketua BKPM Nomor 785/1/PMDN/1998 tanggal 12 Desember 1998 dengan status Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN). Bidang usaha yang dilakukan adalah pembibitan udang, budidaya tambak udang terpadu dengan unit pembekuannya.
Pada bulan Desember 1990 PT. Udang Mas Inti Pertiwi disahkan dengan akte Notaris nomor 36, sedang pendiriannya dilakukan pada tangal 27 April 1998 oleh direktur perdata, Nurjali Nartosoewojo, SH.
(26)
Produksi percobaan dimulai pada tanggal 19 Desember 1990. Pada awal produksi ini jumlah karyawan yang direkrut sekitar 100 orang dengan hasil produksi sekitar 4-5 ton/ hari. Ekspor perdana ke jepang adalah pada akhir 1991. sejalan dengan itu, pada tanggal 21 Juni 1993 dilakukan penjualan PT. Udang Mas Intra Pertiwi kepada PT. Centralwindu Inti Pertiwi melalui perjanjian jual beli aktiva yang disahkan dengan akte notaris H. Rokayah Sulaeman, SH, Nomor surat 57. sejak itulah PT. Udangmas Inti Pertiwi berganti nama menjadi PT. Central Inti Pertiwi.
Menurut data ekspor dari dinas perikanan daerah tingkat 1 Sumatera Utara, PT. Central Windu sejati menempati urutan ketiga yang terbanyak ekspor udangnya dari perusahaan cold storage di Indonesia serta menduduki urutan kedua dari segi kualitas udang.
Untuk memperbesar produksi maka PT. Central Windu Sejati pada tahun 1998 mendirikan pabrik baru khusus pengolahan udang serta pembekuannya yang diberi nama PT. Central Windu Sejati II yang berjarak kurang lebih dua Kilometer dari lokasi pabrik pertama. Sampai saat ini PT. Central Windu Sejati II memiliki karyawan harian sebanyak 159 orang dan karyawan sebanyak 198 orang.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Central Windu Sejati II mengfhasilkan empat jenis produk yang melalui proses pembekuan, yaitu udang, sotong dan ikan segar dari tambak melalui suplier yang berasal dari Aceh, Deli Serdang dan Langkat. Selain itu perusahaan juga mendapatkan pasokan dari tambak yang dimiliki PT. Central inti
(27)
Pertiwi dengan luas sekitar 100 hektar. Tambak ini berfungsi untuk menjaga pasokan bahan baku yang diolah.
Hasil produksi perusahaan seluruhnya diekspor dengan negara tujuan Jepang, Amerika Serikat, Australia, Hongkong, Singapura dan negara- negara Eropa. Jepang merupakan konsumen terbesar dengan persentase sekitar 90 % dari keseluruhan produksi dan sisanya 10 % dibagi merata untuk negara lain.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Central Windu Sejati II terletak di Kawasan Industri Medan, Jalan Letkol. Yos sudarso (Medan- Belawan) Km 10,5 Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Sumatera Utara. Sarana transportasi ke kawasan ini cukup baik dengan kondisi jalan yang lebar dan dapat dilalui kendaraan besar dan kecil. Lokasi ini dekat dengan pelabuhan Belawan yang sesuai dengan jalur ekspor perusahaan dengan menggunakan kapal laut.
Lingkungan disekitar perusahaan adalah perusahaan- perusahaan lain yang terdiri dari bangunan industri yang berkondisi baik. Daerah ini memiliki berbagai fasilitas yang diperlukan perusahaan seperti fasilitas listrik oleh PLN, fasilitas telekomunikasi oleh PT. Telkom, fasilitas air oleh PDAM dan tersedianya sumur bor.
PT. Central Windu Sejati II menempati tanah seluas 4248 m2 dengan luas bangunan 1718 m2 yang terdiri dari ruangan kantor, ruang penerimaan bahan baku, ruang pengolahan, ruang penyimpanan, ruang pengiriman, dan lain-lain.
(28)
2.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Kata organisasi memiliki dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok, sedangkan pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dimana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkunagn yang dimiliki. Dua aspek utama penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan- kegiatan sejenis dan saling berhubungan. Hal ini tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan organisasi. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan suatu kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Sistem organisasi dan manajemen yang baik sangat diperlukan pada satu perusahaan terutama perusahaan yang berskala besar. Penyusunan sistem organisasi dan manajemen harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan yang bersangkutan, sebab sistem yang baik bagi perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan yang lain. Pengalaman dan penelitian yang lebih seksama mengenai keadaan perusahaan sangat diperlukan untuk membuat keputusan dalam pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggungjawab, untuk setiap anggota
(29)
organisasi. Adanya sistem yang terencana dengan baik, akan mencapai lancarnya informasi dan komunikasi didalam organisasi sehingga akan diperoleh keputusan yang tepat pada keadaan yang dibutuhkan.
Bentuk organisasi PT. Central Windu Sejati adalah struktur organisasi fungsional. Hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi pada gambar III.1. wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan - satuan organisasi dibawahnya dalam bidang kerja sesuai dengan fungsinya, pimpinan bidang kerja ini dapat memberi perintah terhadap semua pelaksanaan yang ada menyangkut semua bidang kerjanya. Selain itu terdapat bagian yang memiliki wewenang komando dan dapat memberikan nasehat terhadap General Manager pada bidang keahlian tertentu yaitu bagian PPC (Production Planning Control).
(30)
2.5. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Adapun tugas dan wewenang orang yang bertanggung jawab untuk masing- masing bidang pada PT. Central Windu Sejati adalah sebagai berikut :
1.General Manager Tugas :
- Memimpin dan mengendalikan segala aktivitas yang terjadi di perusahaan. - Melakukan pengawasan dan mengadakan pemeriksanaan serta penilaian
seluruh kegiatan perusahaan. Tanggung Jawab :
- Bertanggungjawab kedalam dan keluar perusahaan dalam semua aspek yang mempengaruhi perusahaan
- Bertanggungjawab pada pengadaan dana untuk kelancaran operasional perusahaan
Wewenang :
- Membina, memberikan bimbingan, saran dan perintah pada Manager masing- masing bagian yang menyangkut pelaksanaan tugas
2.Personal and General Affair Manager Tugas :
- Mengawasi kelancaran administrasi, kepegawaian dan hubungan masyarakat di kantor dan pabrik
- Membuat laporan secara tertulis serta pelaksanaan tugas dan membuat rencana kerja untuk masa yang akan datang dan dilakukan secara periodik.
(31)
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab pada General Manager atas kelancaran administrasi, kepegawaian dan hubungan masyarakat
Wewenang :
- Menerima dan memberhentikan karyawan - Memberikan penilaian prestasi karyawan 3.Production Manager
Tugas :
- Melakukan perencanaan proses produksi
- Mengkoordinir kegiatan produksi sesuai dengan rencana produksi
- Mengatasi dan meminimalisasi setiap gagasan yang terjadi pada sistem proiduksi
- Mengusahakan proses produksi yang lebih efektif dan efisien Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab pada General Manager atas kelancaran proses produksi dan keselamatan kerja
Wewenang :
- Memberikan pengarahan pada setiap section head - Memberikan penilaian prestasi karyawan
4.Accounting and Financial Manager Tugas :
- Memimpin dan mengendalikan kegiatan di bidang pembukuan dan keuangan.
(32)
- Menyiapkan laporan- laporan yang menyangkut keuangan dan anggaran perusahaan.
- Mengelola keuangan perusahaan yang meliputi biaya operasi, pemeliharaan dan pembelian bahan- bahan yang dibutuhkan.
Tanggung jawab
- Bertanggung jawab pada General Manager atas kelancaran pembukuan dan keuangan
Wewenang :
- Memberikan prioritas dan kebijaksanaan menyangkut keuangan 5. Purchasing Manager
Tugas :
- Melakukan pengendalian terhadap kegiatan pembeliaan bahan baku udang segar dari segi kuantitas, kualitas dan administrasi.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab pada General Manager atas tersedianya bahan baku. Wewenang :
- Dapat Menentukan sumber penerimaan bahan baku
- Dapat menolak bahan baku yang tidak sesuai dengan kategori yang ada. 6. Quality Control and Laboratory Manager
Tugas :
- Melakukan pengawasan terhadap kualitas dan bentuk bahan mulai dari penerimaan bahan baku, proses pengolahan sampai kepada produk akhir.
(33)
- Melakukan pengawasan terhadap penelitian- penelitian yang dilakukan di laboratorium dalam rangka pengembangan produk.
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab pada General Manager mengenai mutu produk dan hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium.
Wewenang :
- Memberikan pengarahan pada setiap quality control section head mengenai mutu produk dan juga aktivitas laboratorium.
- Dapat mencegah produk untuk tidak dilanjutkan pada proses berikutnya jika terdapat masalah pada produk tersebut.
7. Factory Manager Plaqnt II Tugas :
- Mengendalikan seluruh kegiatan- kegiatan yang terjadi pada PT. Central Windu Sejati, baik dari segi opersional maupun manajemennya.
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab pada General Manager mengenai kelancaran seluruh aktivitas yang berlangsung di pabrik.
Wewenang :
- Memberikan pengarahan kepada setiap supervisor mengenai aktivitas di lantai produksi.
(34)
8. Engineering Manager Tugas :
- Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan keteknikan seperti listrik, permesinan, bengkel dan lain-lain.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab kepada General Manager mengenai aspek keteknikan yang secara tidak langsung berperan penting dalam mendukung kelancaran proses produksi.
Wewenang :
- Memberikan pengarahan kepada setiap Section Head. 9. Production Planning and Control
Tugas :
- Membuat perencanaan produksi.
- Mengamati jalannya proses produksi sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk selanjutnya memberikan rekomendasi kepada departemen terkait hal- hal yang harus diperhatikan.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab pada Production Manager mengenai pembuatan perencanaan jadwal produksi.
Wewenang :
Memberikan saran pada General Manager apabila diperlukan mengenai rencana produksi perusahaan, serta hasil evaluasi terhadap kinerja karyawan.
(35)
10. Personal and General Affair Section Head Tugas :
- Mengatur hal- hal yang berhubunagn dengan administrasi, kepegawaian dan kemasyarakatan.
- Menyelesaikan konflik antar sesame karyawan atau antara bawahan dengan atasan.
Tanggung jawab
- Bertanggung jawab kepada Personal and General Affair Manager mengenai keadaan personalia dan administrasi perusahaan.
Wewenang :
- Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
- Membuka lowongan kerja dan menetapkan syarat- syarat bagi karyawan baru.
11. Accounting and Financial Section Head Tugas :
- Melakukan analisis biaya dan administrasi produksi.
- Membantu Accounting and Financial Manager dalam kegiatan administrasi dan keuangan perusahaan.
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab kepada Accounting and Financial Manager atas semua hal- hal yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan. Wewenang :
(36)
- memiliki wewenang dalam mengawasi penggunaan dana, barang dan peralatan pada masing- masing departemen dalam perusahaan.
12. Value added Quality Control Section Head Tugas :
- Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kualitas produk value
added
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab kepada Quality Control and Laboratory Manager mengenai mutu produk value added .
Wewenang :
- Memberikan pengarahan kepada supervisor untuk setiap kegiatan pengendalian adan pemeriksanaan mutu produk value added
13. Conventional Quality Control Section Head Tugas :
- Melakukan pengawasan dan pemeriksanaan terhadap kualitas produk konvensional
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab kepada Quality Control and Laboratory Manager mengenai mutu produk konvensional.
Wewenang ;
- Memberikan pengarahan kepada supervisor mengenai kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan pemeriksanaan mutu produk konvensional.
(37)
14. Laboratory and Quality Control Section Head Tugas :
- Melakukan penelitian dalam rangka pengembangan produk.
- Melakukan pemeriksanaan terhadap kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan
- Melakukan pengujian sterilisasi terhadap mesin dan peralatan yang digunakan
- Melakukan pengujian secara berkala terhadap produk jadi di gudang Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab kepada Quality Control and Laboratory Manager mengenai mutu produkdan sterilisaisi mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
Wewenang :
- Memberikan pengarahan pada supervisor untuk setiap aktivitas laboratorium dan pengendalian mutu.
15. Value Added Production Head Tugas :
- Mengatasi setiap kendala yang dihadapi pada proses produksi produk value
Added
- Melaksanakan produksi untuk produk value added sesuai dengan jadwal
produksi yang telah ditetapkan. Tanggung jawab :
(38)
- Bertanggungjawab kepada Production Manager mengenai hal- hal yang berhubungan dengan proses produksi produk value added
Wewenang :
- Memberikan pengarahan kepada supervisor produksi 16. Conventional Product section Head
Tugas :
- Melaksanakan proses produksi bagi produk konvensional sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan
- Mengatasi setiap kendalan yang dihadapi pada proses produksi produk konvensional.
Tanggung jawab :
- Bertanggungjawab kepada Production Manager mengenai hal yang berhubungan dengan proses produksi produk konvensional
Wewenang :
Memberikan pengarahan kepada supervisor produksi 17. Finish Product Area section Head
Tugas :
- Mengawasi kelancaran aktivitas yang terjadi pada daerah pengemasan produk jadi.
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab kepada Production Manager mengenai kelancaran kegiatan di daerah pengemasan produk
(39)
Wewenang :
- Memberikan pengarahan kepada supervisor di bagian pengemasan. 18. Electric Section Head
Tugas :
- memeriksa kondisi peralatan- peralatan listrik perusahaan
- Mengatasi kerusakan yang terjadi pada mesin atau peralatan listrik yang digunakan.
Tanggungjawab :
- Bertanggungjawab kepada Engineering Manager mengenai hal- hal yang berkaitan dengan mesin- mesin dan peralatan listrik yang ada di perusahaan.
Wewenang :
- Memeberikan Pengarahan kepada supervisor 19. Mechanic Section Head
Tugas :
- Mengatasi kerusakan yang terjadi pada alat- alat mekanik yang ada di perusahaan
- Memeriksa kondisi peralatan- peralatan mekanik yang digunakan perusahaan
Tanggungjawab :
- Bertanggungjawab kepada Engineering Manager mengenai kondisi peralatan mekanik yang ada didalam perusahaan
(40)
Wewenang :
- Memeberikan pengarahan kepada Supervisor 20. Shrimp Supervisor
Tugas :
- Mengatur jumlah udang yang masuk ke pabrik sebagai bahan baku dan memeriksa kualitas udang yang akan di gunakan pada proses produksi - Mengawasi proses produksi produk- produk yang menggunakan udang
sebagai bahan baku. Tanggungjawab ;
- Bertanggungjawab kepada Factory Management Plant II terhadap jumlah dan kualitas udang yang digunakan pada proses produksi
Wewenang :
- Memberikan pengarahan kepada para mandor dan karyawan yang berada di bawahnya.
21. Quality Control Supervisor Tugas :
- Melakukan pengawasan terhadap kualitas seluruh produk, mulai dari bahan baku sampai produk jadi
Tanggungjawab :
- Bertanggungjawab kepada Factory Management Plant II terhadap hal- hal yang berkaitan dengan pengawasan produk
(41)
- Memberikan pengarahan kepada para mandor dan karyawan yang berada di bawahnya.
22. Fish and Breaded Supervisor Tugas :
- Mengawasi proses produksi produk- produk yang menggunakan ikan sebagai bahan baku dan juga produk- produk makanan olahan (breaded) Tanggungjawab :
- Bertanggung jawab pada Factory Manager Plant II mengenai produk makanan olahan
Wewenang :
- Memberikan pengarahan dan pengaturan terhadap mandor dan karyawan yang berada dibawahnya.
23. Supervisor Tugas :
- membantu atasan (manager dan section head) sesuai dengan bidangnya Tanggungjawab :
- Bertanggungjawab pada Section Head untuk departemen produksi dan pada Manager departemen lain
Wewenang :
- Memberikan pengarahan dan pengaturan terhadap karyawan yang berada dibawahnya.
(42)
24. Mandor Tugas :
- Mengawasi pekerjaan karyawan
- Melaporkan kerusakan yang terjadi pada supervisor. - Melatih karyawan baru sesuai bidangnya
Tanggungjawab :
- Bertanggungjawab pada supevisor untuk kelancaran bagian produksi Wewenang :
- Memberikan pengarahan pada karyawan.
2.6. Tenaga Kerja dan Waktu Kerja
Peta penyebaran tenaga kerja berdasarkan jabatannya dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Peta Penyebaran Tenaga Kerja Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah (orang)
General Manager 1
Manager 7
Section Head 10
Supervisor 32 Mandor 6
Daily Worker 159
Hired Labour 198
(43)
Perusahaan beroperasi dari hari senin sampai sabtu, dimana pada hari senin sampai jumat terdiri dari 7 jam kerja dan 1 jam istirahat, sedangkan pada hari sabtu terdiri dari 5 jam kerja dan 1 jam istirahat. Penjadwalan jam kerja adalah sebagai berikut :
1. Karyawan Kantor
Karyawan pada bagian kantor bekerja mulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai 13.00 WIB (kecuali jumat pukul 12.00-13.00 WIB)
2. Karyawan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan
Karyawan bagian ini bekerja selama 6 hari dengan jam kerja sama dengan bagian kantor. Diluar waktu dan hari tersebut merupakan kerja lembur. 3. Karyawan peralatan mesin dan satuan pengaman
Karyawan bagian ini hanya ada 3 shift dengan jam kerja 8 jam yakni pukul 08.00- 16.00 WIB, pukul 16.00- 23.00 WIB dan pukul 23.00-07.00 WIB.
2.7. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan
sistem pengupahan diatur menurut status karyawan, yakni karyawan borongan, harian dan bulanan. Perusahaan juga memperhatikan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 561/4695/ Tahun 2001 mengenai penetapan upah minimum dan upah minimum sektoral Provinsi Sumatera Utara tahun 2002.
Untuk karyawan borongan p[embayaran upah dilakukan 1 minngu sekali yakni pada hari sabtu. Besar upah borongan ini tersiri dari jenis pekerjaan dan kuantitas borongan yang dikerjakan. Semakin sulit pekerjaan maka target kerja
(44)
yangditetapkan semakin sedikit per jamnya. Perhitungan upah borongan dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Perhitungan Upah Karyawan Borongan Hari Upah Pokok (Rp/kg) Upah Lembur (Rp/kg) Output dihasilkan (Kg/hari) Insentif (Rp/ hari)
Total upah (Rp/ hari)
Senin s/d Jumat
a b1 = a x 1,2 c 1500 d1= (a+b1)c+1500
Sabtu p = a x 1,4 b1 = a x 1,2 c 1500 d2=(p+b1)c+1500
Minggu - b2 =a x 2 c 1500 d3=(a+b2)c+1500
Keterangan :
a =Upah pokok (besarnya tergantung item pekerjaan)
karyawan harian akan menerima upah seminggu sekali yang besarnya adalah Rp 17.015/ hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3 Perhitungan Upah Karyawan Harian
Hari Upah Pokok
(Rp/ Hari) Upah Lembur menurut UMP (Rp/ jam) Jumlah jam lembur (Jam/ hari) Upah Lembur (Rp/ Hari) Total Upah (Rp/ Hari) Senin s/d Sabtu
17.015 2950 a b1=(2a x
½)x2950
c1=17.015+b1
Minggu - 2950 a b2=2a x
2950
C2=b2
Standar perhitungan untuk menentukan upah lembur karyawan pada hari kerja normal adalah :
(45)
Upah lembur pada hari kerjqa normal (Rp/hari) = (2a – ½) x 2950
Sedangkan untuk hari libur dan hari libur nasional perhitungan lembur menggunakan rumus sebagai berikut :
Upah lembur pada hari libur (Rp/ hari) = 2ax 2950 Keterangan :
a = Jumlah jam lembur (Jam/ hari)
Upah lembur menurut UMP = Rp 2950 / Jam
Untuk karyawan bulanan upah diberikan sebulan sekali yang terdiri dari upah pokok, tunjangan transportasi, tunjangan makan, tunjangan jabatan, dan lain- lain. Penetapan upah didasarkan keahlian, kecakapan dan prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan.
Menjelang hari raya dan tahun baru, sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan, perusahaan akan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) kepada karyawan yang besarnya minimal 1 kali upah pokok bagi karyawan yang sudah bekerja selama 12 bulan atau lebih. Pembayaran THR ini dilakukan selambat- lambatnya dua minggu sebelum hari-H. Sedangkan bagi yang bekerja 3-11 bulan akan diberikan secara proporsional.
Guna memelihara kesehatan karyawan, perusahaan menyediakan fasilitas pengobatan yang di tentukan oleh perusahaan . dalam keadaan mendadak memerlukan perawatan dan pengobatan diluar ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan akan memberikan bantuan sesuai kebijaksanaan.
(46)
Apabila karyawan sakit untuk jangka waktu yang lama dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter yang telah di tentukan perusahaan, maka upah akan dibayar sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
- Tiga bulan pertama di bayar sebesaqr 100% dari upah pokok. - Tiga bulan kedua di bayar sebesar 75 % dari upah pokok - Tiga bulan ketiga di bayar sebesar 50 % dari upah pokok - Tiga bulan keempat di bayar sebesar 25 % dari upah pokok
Apabila sampai 12 bulan karyawan yang bersangkutan belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan sesuai prosedur UU No. 12/1964.
Setiap karyawan dimasukkan dalam program Jamsostek yang dimaksudkan untuk melindungi karyawan dari setiap kecelakaan yang dialami.
Apabila karyawan meninggal dunia dan bukan karena kecelakaan kerja maka perusahaan akan memberikan sumbangan kepada ahli warisnya dengan ketentuan sebagai berikut :
- Upah dalam bulan yang sedang berjalan
- Uang duka atau pengabdian yang besarnya serendahnya sesuai dengan ketentuan yang telah diatur Mentri Tenaga Kerja No. 04/ MEN/1986 tentang penetapan uang pesangon, uang jasa dan ganti rugi.
Setiap karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan berhak atas istirahat tahunan selama 12 hari dan tetap mendapatkan upah penuh. Sedangkan bagi karyawan wanita yang melahirkan berhak cuti hamil selama 3 bulan dan tetap mendapatkan upah. Hal ini juga berlaku bagi karyawati yang keguguran.
(47)
2.8. Proses Produksi
2.8.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong 2.8.1.1 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahan–bahan lainnya. Bahan baku proses pada PT. Central Windu Sejati II adalah udang, ikan dan sotong segar. Perusahaan membeli bahan baku melalui supplier dari tambak- tambak yang berasal dari Aceh, Deli Serdang dan Langkat. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan pasokan bahan baku dari tambak yang dimiliki PT. Central Windu Pertiwi dengan luas sekitar 100 hektar.
Berdasarkan sumber pasokannya, udang yang diproses dapat dibedakan atas udang laut dan udang tambak. Sedangkan jenis udangnya dapat dibedakan atas udang tiger (Panaeus Monodon) dan udang Swallow (udang Pink). Untuk jenis sotong yang diproses di pabrik adalah sotong katak sedangkan untuk ikan adalah ikan nila.
2.8.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pengolahan udang adalah :
1. Air
Air yang digunakan berasal dari sumur bor yang terdapat di lokasi pabrik dan air dari PDAM Tirtanadi. Dengan tersedianya sarana Water Treatment
(48)
maka air yang berasal dari sumur bor dapat digunakan sebagai sarna sanitasi lantai dan bangunan serta untuk membersihkan mesin dan peralatan.
2. Es
Pemakaian Es bertujuan untuk mempertahankan suhu bahan baku (dibawah 4oC) sehingga kesegaran udang tetap terjaga dan penurunan mutu udang dapat di cegah. Selama proses pengolahan, es curah disebarkan secara merata pada udang dan harus selalu ditambah bila es tersebut habis. Kekurangan ees dapat menyebabkan naiknya suhu udang sehingga terjadi dehidrasi udang.
3. Klorin (Sodium Hipochlorite)
Zat yang memiliki rumus NaoCl ini berfungsi sebagai desinfektan yang digunakan untuk merendam dan mencuci udang. Zat ini juga digunakan untuk membersihkan sarung tangan, peralatan dan lantai kerja. Cara penggunaannya adalah dengan mencampurakannya pada air dengan perbandingan tertentu.
4. STTP (Sodium Tri Poly Phospat)
Rumus kimia zat ini adalah Na5P5O10 yang berguna untuk :
- Menahan kandungan air pada udang sehingga berat udang tidak susut - Mempertahankan rasa udang karena zat ini mencegah hilangnya zat gizi
pada udang.
- Menjaga kestabilan bentuk udang sehingga daging udang tidak cepat lunak.
(49)
- Menjaga timbulnya bintik hitam pada ekor udang 5. Carnal
Mengikat senyawa- senyawa protein dalam tubuh udang sekaligus menambah beratnya.
2.8.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan pada proses produksi ini adalah :
1. Polybag
Digunakan sebagai kemaqsan yang membungkus langsung produk jadi. Poly bag ini ukurannya bermacam- macam untuk masing- masing produk. 2. Master Carton
Master carton adalah kotak karton besar yang ukurannya bermacam- macam sesuai dengan produknya masing- masing.
3. Poly Sheet
Poly Sheet berguna untuk membatasi produk untuk tiap lapisan. 4. Label size
Label size terbuat dari plastic yang berisi keterangan produk seperti jenis produk, jenis udang, ukuran, wana, dll.
5. Isolation Tape.
(50)
6. Strapping band
Straping band terbuat dari bahan plastik yang berguna untuk mengikat produk yang telah dikemas dalam master carton.
2.8.2 Uraian Proses Produksi
produk yamng dihasilkan oleh PT. Central Windu Sejati ada empat bagian, yaitu :
1. Udang (Shrimp) terbagi atas empat bagian yaitu :
Sea Food Mix
Cooked Peeled Prawn (CPP)
Peeled Deveaning Jacob (PD Jacob)
Peeled Deveining VAcum Pack (PD VAcum Pack) 2. Sotong (Cuttlefish) terdiri atas dua bagian yaitu :
Sea Food Mix
Cuttlefish Cut 3. Ikan (tilapia)
4. Breaded (makanan olahan) terdiri atas berbagai macam produk antara lain : Tilapis Nugget, lumpia udang, bakso ikan, dll
Karena perusahaan memiliki berbagai macam produk akhir, maka untuk uraian proses produksi saya hanya akan menjelaskan proses produksi udang untuk jenis produk Peeled Devening Jacop (PD Jacop)
(51)
2.8.2.1. Proses Produksi Udang untuk Produk PD Jacop
Bahan baku untuk produk PD Jacop ini adalah udang Tiger (Paneaus
Monodon). Tahap- tahap yang dilalui pada pembuatan produk ini sesuai dengan bolck diagram pada Gambar 2.1. dibawah ini
(52)
Pembilasan
Penyusunan diatas plat
Produk Pembekuan
Penyimpanan Beku Pengemasan Pencucian dengan air
Klorin 25 ppm Pembuangan Usus Pengupasan kulit dan ekor
Pencucian dengan air klorin 20 ppm Pencucian dengan air
klorin 30 ppm Pemotongan kepala dengan
kuku macan Pencucian dengan air
klorin 100ppm
Es Curah Air
Klorin
Es Curah Air
Es Curah Klorin Air
Es Curah
Es Curah Klorin Air
Es Curah Klorin Air
Plat Polybag Master Carton Isolation Tape Air Pembilasan Air Pencucian Air Pencucian Usus udang Kulit dan ekor Air Pencucian Kepala Udang Air Pencucian
(53)
1. Penerimaan
Udang segar dibawa dengan menggunakan truk dan diterima di bagian penerimaan. Udang segar ini berasal dari tanbak (udang insentif), yang di terima dalam tong- tong fiber. Udang yang diterima kemuian di bongkar dan kemudian di pisahkan dalam keranjang plastik dengan kapasitas per keranjang 50 kg. Udang dalam keranjang kemudian di bilas dengan air dingin selanjutnya ditiriskan beberapa saat. Pembilasan ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran- kotoran yang melekat pada udang. Sambil menunggu air yang ditiriskan habis, dilakukan pemeriksaan mutu dan penentuan size udang.
Pemeriksanaan mutu yang dilakukan adalah pemeriksaan kesegaran udang. Udang yang tidak segar biasanya ditandai dengan warna udang yang pucat serta banyaknya bintik- bintik hitam (black spot) pada kulit udang. Udang- udang yang dalam kondisi demikian akan ditolak dan dikembalikan kepada supplier.
Penentuan size dilakukan dengan cara mengambil sampel dari masing- masing keranjang kemudian keranjang tersebut di timbang. Setelah itu dihitung jumlah udang untuk setiap sampel yang telah ditimbang dengan berat tertentu. Penentuan size ini di hitung dengan menggunakan rumus :
size udang = jumlah ekor/ berat.
Proses selanjutnya adalah penimbangan berat udang. Hasil penimbangan dicatat oleh bagian penerimaan yang berguna untuk melakukan pembayaran pada
(54)
dingin yang mengandung klorin 100 ppm. Setelah itu udang dikirim ke bagian produksi.
2. Pemotongan Kepala
Sesampainya di bagian produksi udang ditimbang kembali untuk menyesuaikan dengan hasil penimbangan udang pada bagian penerimaan. Selanjutnya udang dicelupkan ke bagian fiber yang berisi air dingin dengan kandungan klorin 75 ppm, udang kemudian dibagikan kepada pekerja borongan untuk melakukan pemotongan udang. Udang yang dibawa oleh para pekerja ditumpuk diatas meja dan kepalanya dipotong dengan menggunakan alat bantu yang disebut kuku macan. Kuku macan terbuat dari aluminium yang dilingkarkan pada ibu jari pekerja berfungsi sebagai pengganti kuku pekerja. Sisi depan dibuat tajam agar memudahkan pekerja dalam memotong dan mengupas kulit udang. Selama proses pemotongan kepala ini udang selalu di beri es curah sehingga kesegarannya terjaga. Udang tersebut kemudian di timbang dan di beri klorin 30 ppm.
3. Penyortiran Ukuran dan Mutu.
Udang yang telah ditimbang dibagian pemotongan kepala kemudian dimasukkan ke bak penampungan dimensi grader. Bak penampungan berisi air dengan suhu kurang dari 40C dan mengandung klorin 20 ppm. Dengan bak berjalan udang dibawa ke bagian roller yang berbentuk silinder panjang yang berpasangan dan berputar. Jumlah mesin roller pada grader ini ada empat pasang dan dapat diatur jaraknya sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Udang yang berukuran sama akan masuk dan jatuh pada corong- corong yang berhubungan
(55)
dengan meja sortasi ukuran secara manual. Umumnya sortasi ukuran dengan mesin grander ini dilakuakn dengan membagi udang atas tiga jenis ukuran.
Kesalahan yang sering terjadi pada mesin grader ini adalah ukuran udang yang terlalu besar atau ukuran udang yang terlalu kecil. Hal ini diatasi dengan penyortiran manual sehingga ukuran yang dihasilkan lebih seragam. Di meja sortir ukuran, secara manual udang ini di pisahkan besarnya dan di tentukan pengklasifikasin ukuran yang dapat di lihat pada Tabel 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4 Standar Ukuran Udang Konvensional
Ukuran pcs/lbs gr/pcs
u-5 5 90- ...
6-8 7 58-89
9-12 10 38-58 13-15 14 30-37 16-20 18 23-29 21-25 23 18-22 26-30 28 15-17 31-40 36 12-14 41-50 45 9-11 51-60 54 5,9-8,9 61-70 63 6,5-7,4 71-90 82 5-6,4 91-110 98 u-4,9
Dari tabel diatas terlihat bahwa satuan yang digunakan untuk ukuran udang adalah pcs/lbs, dimana 1 lbs = 454 gr. Satuan ukuran udang ini umumnya digunakan konsumen dalam melakukan pemesanan terutama konsumen dari luar
(56)
4. Pengupasan kulit.
Pemotongan kulit dilakukan dengan menggunakan alat bantu kuku macan seperti pada pemotongan kepala. Selama proses pengupasan kulit dan ekor, udang harus selalu di beri es curai untuk menjaga kesegaran udang. Udang yang telah di kupas kulit dan ekornya selanjutnya di bawa ke bagian pembuangan usus.
5. Pembuangan Usus.
Pembuangan usus bertujuan untuk menghilangkan kontaminan yang beraasal dari usus udang karena bagian usus udang memiliki banyak bakteri pembusuk. Pembuangan usus dapat dilakukan dengan duacara yaitu dengan cara di sudet atau di sayat. Pembuangan dengan cara di sudet dilakukan dengan menggunakan pin pencabut usus yang ditekan/ dimasukkan pada ruas kedua bagian punggung udang hingga mencapai usus udang. Ujung pin yang berupa kaitan akan mengait usus sehingga usus akan ikut tertarik keluar saat pin di cabut. Pembuangan usus dengan cara di sayat dilakukan dengan cara memotong bagian perut udang pada ruas kedua sampai kelima. Kedalaman penyayatan mencapai sepertiga bagian udang hingga usus terlihat. Selanjutnya usus udang dibersihkan dengan cara ditarik keluar dengan pisau yang digunakan untuk menyayat tersebut.
6. Pencucian dengan air klorin.
Setelah usus udang di berihkan, udang kemudian dicuci dengan air dingin yang mengandung klorin 25 ppm, pencucian ini untuk membunuh bakteri akibat dari kontaminasi yang terjadi pada pengupasan kulit dan pembuangan usus. Kontaminasi ini dapat berasal dari para pekerja, peralatan yang digunakan atau kondisi sanitasi lingkungan yang tidak steril.
(57)
7. Penyortiran Warna
Sortasi warna dilakukan dengan cara mambagi udang atas beberapa tingkatan warna, yaitu :
a. Black Tiger, yang terdiri dari :
- Black tiger 1, memiliki warna paling hitam - Black Tiger 2, Memiliki warna hitam biasa
- Black Tiger White, memiliki warna hitam keabu- abuan b. Blue Tiger, yang terdiri dari :
- Blue Tiger, memiliki warna paling biru - White Blue Tiger, memiliki warna biru terang 8. Penyusunan
Timbangan produksi dilakukan sebelum udang disusun diatas plat. Untuk PD Jacop timbangan produksinya adalah 150 gr- 157 gr (22- 28 ekor). Udang kemudian disusun diata plat- plat aluminium yang di lapisi dengan plastic. Satu plat terdiri atas empat plastic dan udang- udang tersebut disusun diatas plastic secara terpisah denganjarak yang sama. Plat- plat tersebut disusun diatas lori dan dibawa ke ruang blast freezer.
9. Pembekuan (freezing)
Proses pembekuan dilakukan pada ruangan blast freezer. Ruangan ini merupakan suatu ruangan yang dindingnya diinsulasi sehingga tidak dapat di tembus oleh panas dari luar. Udang di masukkan ke dalam ruangan ini, kemudian udara beku bersuhu (-35oC)- (-400C) ditiupkan kedalam permukaan udang oleh kipas yang akan mengedarkan udang beku itu selama proses pembekuan. Metode
(58)
pembekuan di ruangan blast freezer ini dinamakan metode air blast yang dilakukan selama 60 menit.
10.Pengemasan (Packaging)
Udang dikeluarkan dari air blast dengan lori dan dibawa ke tempat pengemasan. Udang dipisahkan dari platnya dengan cara menarik plat plastic yang menjadi wadahnya dan di taruh ke dalam keranjang-keranjang kecil, kemudian ditimbang. Setelah ditimbang udang tersebut di glazing dengan cara mencelupkannya ke dalam air dingin yang nmengandung klorin 5ppm, tujuan pengglazingan ini adalah untuk mempertahankan berat udang, mencegah dehidrasi., dan mempercantik permukaan udang. Setelah di glazing udang ditiriskan dan dimasukkan kedalam polybag yang telah diberi label sesuai dengan ukuran, mutu dan warna udang. Selanjutnya polybag dibawa ke mesin vacuum
seal untuk menjepit kedua sisi polybag yang masih terbuka, kemudian polybag- polybag tersebut disusun ke dalam keranjang dan di bawa ke ruang blast freezer
untuk di bekukan selama 60 menit. Setelah itu keranjang yang berisi
polybag-polybag tersebut di bawa ke mesin metal detector untuk diperiksa apakah ada
terdapat logam pada udang tersebut, kemudian polybag tersebut di bawa ke
master carton, dimana untuk produk PD Jacop berisi 20 pack/ master carton.
Setelah ditutup rapat dengan isolation band karton-karton tersebut di bawa ke mesin Strapping Band dengan menggunakan lori untuk diikat dengan pita berwarna kuning.
(59)
11.Penyimpanan Beku (Cold Storage)
Selama menunggu untuk dipasarkan, udang beku yang telah dikemas disimpan dalam ruang penyimpanan beku yang disebut cold storage bersuhu antara -18oC - -220C. didalam ruang penyimpanan ini, master carton ditumpuk dengan masing- masing tumpukan di beri jarak agar suhu ruang merata ke seluruh kotak.
(60)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Peramalan (Forecasting)1
Peramalan adalah segala kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Teknik peramalan adalah suatu teori yang mempelajari cara- cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa yang akandatang berdasarkan data- data yang relevan pada masa lalu.
3.1.1 Ukuran Akurasi Peramalan 2
3.1.1.1 Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai berikut:
MAD =
n Ft At
Dimana;
A = Permintaan aktual pada periode-t Ft = Peramalan permintaan pada periode-t n = Jumlah periode yang terlibat
1
(61)
3.1.1.2. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE)
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis MSE dirumuskan sebagai berikut;
MSE =
n Ft
At 2
3.1.1.3. Rata-rata Kesalahan Peramalan (Mean Forecast Error = MFE)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil permalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak bias, maka nilai MFE mendekati nol. MFE dihitung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode periode peramalan dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MFE menyatakan sebagai berikut;
MFE =
n Ft At
3.1.1.4. Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error = MAPE)
MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut;
MAPE =
n 100 At Ft At
(62)
3.1.2 Langkah Peramalan
Didalam menentukan langkah peramalan perlu dilakukan pengumpulan data yang akurat, untuk memperoleh hasil yang maaksimal atau sesuai dengan apa yang diharapkan. Prosedur peramalan yaang mengikuti aturan-aturan matematis dan statistik dan menunjukkan hubungan antara permintaan dengan satu atau lebih variabel yang mempengaruhinya. Selain itu juga mengasumsikan bahwa bahwa tingkat keeratan dan macam dari hubungan antara variabel-variabel bebas dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu akan berulang juga pada masa yang akan datang.
Untuk itu langkah peramalan itu sendiri adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan adalah data kondisi masa lalu. Data tetsebut dapat dikuantisir (dalam bentuk angka), diasumsikan pola data masa lalu akan berlanjut dimasa datang kecuali pada kondisi ekstrim.
2. Mendefenisikan tujuan peramalan
Kegunaan dari mendefenisikan peramalan ini adalah untuk menentukan metode peramalan yang digunakan serta meramalkan sistem dimasa yang akan datang.
3. Scater Diagram
Scater Diagram bertujuan untuk melihat kecenderungan data atau pola data
atau hubungan antara sepasang kelompok data atau dua variabel untuk mengetahui jenis korelasi dan tingkat hubungannya.
(63)
4. Pemilihan metode peramalan
Didalam memilih metode peramalan minimal dua metode peramalan yaang dianggap paling sesuai dengan pola data yang ada atau yang telah dikumpulkan.
5. Menghitung Parameter-parameter fungsi dari peramalan 6. Hitung kesalahan tiap parameter dari metode peramalan 7. Pilih metode peramalan yang terbaik
Didalam setiap metode yang kita gunakan, harus dipilih metode peramalan dengan memiliki kesalahan yang paling terkecil. Baru kita dapat melihat metode apa yang baik kita gunakan.
8. Lakukan verifikasi peramalan.
Proses verifikasi dilakukan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh representative terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan Moving Range Chart (MRC). Dari chart (peta) ini dapat terlihat apakah sebaran masih dalam control atau sudah berada diluar control. Jika sebaran berada dalam control maka fungsi metode peramalan tersebut tidak sesuai, artinya pola peramalan terhadap data (Y-Yn) tersebut tidak
representative. Proses verifikasi dengan menggunakan MRC dapat digambarkan pada Gambar 3.2.
(64)
Y-Yf
A B C
A B C
UCL = 2.66 MR
2/3 X 2.66 MR
1/3 X 2.66 MR
CENTRAL LINE = MR
- 1/3 X 2.66 MR
-2/ 3 X 2.66 MR
LCL = -2.66 MR
Gambar 3.2. Moving Range Chart
Kondisi out of control dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan berikut: 1. Aturan satu titik
bila ada titik sebaran (Y-Yn) berada diluar UCL dan LCL. Walaupun jika semua titik sebaran berada dalam batas kontrol belum tentu fungsi/ metode representatif. Untuk itu penganalisaan perlu dilanjutkan dengan membagi MRC dalam tiga daerah yaitu : A, B, C
2. Aturan tiga titik
Bila ada tiga buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana dua diantaranya jatuh pada daerah A
(65)
3. Aturan lima titik
Bila ada lima buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana empat diantaranya jatuh pada daerah B
4. Aturan delapan titik
bila ada delapan buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, pada daerah C
3.1.3 Metode Peramalan
Ada beberapa metode peramalan :
a. Metode Kualitatif : Metode peramalan yang tidak menggunakan perumusan statistik atau matematis
b. Metode Kuantitatif : Metode peramalan yang menggunakan perumusan matematis atau statistik.
(66)
Metode Peramalan
kuantitatif
time series
Average - Mean
- Single moving average - Double moving average exponential smoothing - Simple exp. smoothing - Double Exp. smoothing Regresi
- Simple linear regresi - Multiple linear regresi - Kuadratis
Dekomposisi
Causal Multiple regresi
Economitric
Kualitatif
Subjective assement - Individual subjective - Excecutive Opinion - Sales Force - Market Research
Normative - Relevance Trees - System Dynamic
Exploratory - Scenario Writing - Delphi - Cross Impact - Curve Fitting - Analogy - Morphology
Gambar 3.1 Taksonomi Metode Peramlan
3.1.3.1. Metode Kualitatif
Pada metode kualitatif lebih menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi seseorang, dan intuisi yang meskipun kelihatannya kurang ilmiah tetapi dapat memberikan hasil yang baik. Metode kualitatif ini diwakili oleh:
(67)
a. Metode Delphi
Metode ini merupakan cara sistematis untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli dan berasal dari disiplin yang bebeda. Grup ini tidak ditemukan secara bersama dalam suatu forum untuk berdiskusi, tetapi mereka diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh saling berunding. Pendapat yang berbeda secara signifikan dari ahli yang lain dalam grup tersebut akan ditanyakan lagi pada yang bersangkutan, sehingga akhirnya diperoleh angka estimasi pada interval tertentu yang dapat diterima. Metode Delphi ini dipakai dalam peramalan teknologi yang sudah digunakan pada pengoperasian jangka panjang. Selain itu metode ini juga bermanfaat dalam pengembangan produk baru, pengembangan kapasitas produksi, penerobosan ke segmen pasar baru dan strategi keputusan bisnis lainnya.
b. Metode Penelitian Pasar
Metode ini mengumpulkan dan menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang berhubungan dengan pemasaran. Salah satu teknik utama dalam penelitian pasar ini adalah survei konsumen. Survei konsumen akan memberikan informasi mengenai selera yang diharapkan konsumen, dimana informasi tersebut diperoleh dari sampel dengan cara quesioner. Penelitian pasar sering digunakan dalam merencanakan produk baru, sistem periklanan dan promosi yang tepat. Hasil penelitian pasar ini kadang-kadang juga dipakai sebagai pasar peramalan permintaan produk baru.
(68)
3.1.3.2. Metode Kuantitatif
Pada metode peramalan kuantitatif merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan matematis dan statistik dan menunjukkan hubungan antara permintaan dengan satu atau lebih variabel yang mempengaruhinya. Metode peramalan kuatitatif pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu metode deret berkala (time series) dan metode kausal.
A. Metode Deret Berkala
Metode deret berkala adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasarnya. Pada asumsi bahwa deret waktu tersebut terdiri dari komponen-komponen: Trend (T), Siklus/cycle (C), pola musiman/season (S), dan variasi acak/random (R) yang akan menunjukkan suatu pola tertentu. Komponen-komponen tersebut kemudian akan dipakai sebagai dasar dalam membuat persamaan matematis.
Y = T C R S
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menemukan pola deret variabel yang bersangkutan berdasarkan atas nilai-nilai pada masa sebelumnya, dan mengekstrapolasikan pola tersebut untuk membuat peramalan nilai variabel tersebut pada masa yang akan datang. Metode peramalan yang termasuk model berkala adalah:
(69)
1. Metode Penghalusan (Smoothing)
Metode Smoothing digunakan untuk mengurangi ketidak teraturan musiman dari data yang lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data masa lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang. Metode Smoothing ini terdiri dari beberapa jenis antara lain:
a) Metode Rata-rata Bergerak, terdiri dari: 1. Single Moving Average (SMA)
Single moving average pada suatu periode merupakan peramalan untuk
satu periode kedepan dari periode rata-rata tersebut. Persoalan yang timbul dalam penggunaan metode ini adalah dalam menentukan nilai t (periode perata-rataan). Semakin besar nilai tersebut maka peramalan yang dihasilkan akan semakin menjauhi pola data. Secara matematis, rumus fungsi peramalan metode ini adalah:
n
X X X
F t N t t
t
1 1 1
...
Dimana ;
Xt = Data pengamatan periode tersebut
N = Jumlah deret waktu yang digunakan Ft=1= Nilai peramalan periode t + 1
2. Linier Moving Average (LMA)
Dasar dari metode ini adalah pengunaan moving average kedua untuk memperoleh penyesuaian bentuk pola trend Metode LMA adalah ;
1. Menghitung SMA dari data dengan perata-rataan tertentu, hasilnya dinotasikan dengan St’
(70)
2. Setelah semua SMA dihitung, hitung moving average kedua yaitu moving average dari St’ dengan periode perata-rataan yang sama hasilnya dinotasikan
dengan St”
3. Hitung komponen at dengan rumus: at = St’ + (St’– St”)
4. Hitung komponen trend bt dengan rumus: bt = (2/N – 1) (St’ – St”)
5. Maka peramalan untuk m periode ke delapan setelah tersebut adalah sebagai berikut:
Ft+m = at + bt . m
b) Metode Ekponensial Smoothing, terdiri atas:
- Single Exponensial Smoothing
Pengertian dasar dari metode ini adalah nilai ramalan pada periode t + 1 merupakan nilai aktual pada periode t ditambah dengan penyesuaian yang berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode tersebut tersebut. Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Ft+m = α . Xt + (1 – α) . Ft
Dimana
Xt = data permintaan periode tersebut
α = faktor atau konstanta pemulusan F = peramalan untuk periode t
(71)
- Double Exponensial Smoothing
- Triple Exponensial Smoothing
- Adaptive Response Rate Exponensial Smoothing
- Holt 2 – Parameter Exponensial Smoothing
- Wintwer 3 – Parameter Exponensial Smoothing
2. Metode Proyeksi Kecendrungan dengan Regresi
Metode kecendrungan dengan regresi merupakan dasar garis kecendrungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa:
a. Konstan, dengan fungsi peramalan (Yt):
Yt = a
Dimana : a =
n Yt
b. Linear (Trend), dengan fungsi peramalan: Yt = a + bt
Dimana : a =
2 2 i i i i i i t t t N Yi t Y t N b n t b Yc. Kuadratis, dengan fungsi peramalan : Yt = a + bt + ct2
Dimana : 2 2
c b b n t c t b Y a(72)
3 2 2 2 4 2 2 t n t t Y t n Y t tY n Y t t n t d. Eksponensial, dengan fungsi peramalan:
bt t ae Y Dimana :
2 2 ln ln ln ln t t n Y t Y t n b n t b Y ae. Siklis, dengan fungsi peramalan :
n i c n b a
Y sin2 cos2
Dimana:
n t n t b n t c n t a n t Y n t n t c n t b n t a n t Y n t c n t b na Y 2 cos 2 sin 2 cos 2 cos 2 cos 2 cos 2 sin 2 sin 2 sin 2 sin 2 cos 2 sin 2 2f. Metode Dekomposisi
Metode dekomposisi merupakan pendekatan peramalan yang tertua. Dan merupakan metode yang mengasumsikan bahwa data yang ada paling sedikit terbentuk dari tiga komponen, yaitu pengaruh musiman, kecenderungan, dan
(73)
B. Metode Kausal
Metode kausal mengasumsikan adanya hubungan sebab akibat antara output dan input dari suatu sistem. Kegunaan dari metode kausal adalah untuk menemukan bentuk hubungan antara variabel-variabel tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas.
Metode kausal adalah metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya. Metode kausal berusaha menemukan hubungan sebab akibat diantara variabel yang akan diramalkan dengan satu atau variabel lain.
3.2. Safety Stock3
Safety stock digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan
relatif terhadap ramalan- ramalan yang dibuat. Ketidak pastian ini paling mungkin terjadi apabila permintaan benar- benar independent pada pusat- pusat distribusi yang secara langsung melayani pelanggan. Safety stock dihitung sebagai berikut :
SS = s x z Dimana :
SS = Safety stock
s = standar deviasi z = tingkat pelayanan
(74)
3.3. Model Pengendalian Persediaan4
Secara garis besarnya, terdapat tiga macam model pengendalian persediaan diantaranya:
a. Model Statistik (Statictical Inventory Control)
b. Model Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requitment Planning) c. Model Tepat Waktu (Just In Time)
a. Model Statistik (Statictical Inventory Control)
Dalam statistical inventory control (SIC) merupakan suatu pengendalian proses dengan berdasarkan pada metode-metode statistik dengan menggunakan metode P dan metode Q, yang tingkat kedatangan dapat berupa probabilistik maupun deterministik. Dengan adanya pengendalian barang yang bersifat deterministik biasa digunakan di dalam situasi dimana variabel-variabel yang berpengaruh dalam sistem persediaan bersifat deterministik atau dapat diasunsikan dapat diketahui secara pasti. Variabel-variabel yang dimaksud meliputi jumlah permintaan barang untuk suatu horizon perencanaan tertentu dan lead time tertentu. Bahwa dalam situasi deterministik maka pengendalian persediaan dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga resiko terjadinya kekurangan barang tidak akan terjadi. Oleh sebab itu sistem persediaan semacam
ini disebut sistem pengendalian persediaan tanpa resiko. Model yang digunakan yaitu EOQ. Sedangkan persediaan dengan
menggunakan probabilistik maka model EOQ mengasumsikan bahwa permintaan selalu diketahui dengan pasti dan bersifat konstan. Tetapi pada
(1)
Tabel 6.11. Distribution Requirement Planning Sheet
DC Inggris
Nama Item : Makanan Olahan Stock onHand : 1500
Nama DC : Inggris Lead Time : 1 Bulan
Safety Stock : 5822 Order Quantity : 5963
Month
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Req. 872 971 1081 1204 1341 1494 1664 1854 2064 2299 2561 2853
Sched.Recp. 5963 5963 5963 5963
Projct OH 1500 6591 5620 4539 3335 1994 6463 4799 2945 881 4545 1784 5094
Plan Order 5963 5963 5963 5963
Tabel 6.12. Distribution Requirement Planning Sheet
Untuk DC Amerika Serikat
Nama Item : Makanan Olahan Stock onHand : 1560
Nama DC : Amerika Serikat Lead Time : 1 Bulan
Safety Stock : 5357 Order Quantity : 4677
Month
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Req. 191 326 461 547 732 867 1003 1138 1273 1408 1543 1679
Sched.Recp. 4677 4677 4677
(2)
Tabel 5.38. Distribution Requirement Planning Sheet
Untuk DC Japan
Nama Item : Makanan Olahan Stock onHand : 38.000
Nama DC : Japan Lead Time : 1 Bulan
Safety Stock : 69257 Order Quantity : 14565
Month
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Req. 4411 5807 7203 8548 9994 11390 12758 14181 15577 16972 18368 19763
Sched.Recp. 14565 14565 14565 14565 14565 14565 14565 29130
Projct OH 38.000 33589 27782 20579 12031 2037 5212 7019 7403 6391 3984 181 9548
Plan Order 14565 14565 14565 14565 14565 14565 14565 29130
Gr = Hasil peramalan
PoH = mis : periode 1 = (38.000-4411) = 28589 Periode 2 = (33589 – 5807) = 27782
Periode 12 = (29130 + 181) – 19763 = 9584 Pln. Order = Order Quantity
(3)
Tabel 5.39. Distribution Requirement Planning Sheet Untuk DC Australia
Nama Item : Makanan Olahan Stock onHand : 1000
Nama DC : Australia Lead Time : 1 Bulan
Safety Stock : 8671 Order Quantity : 5200
Month
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Req. 830 1003 1162 1309 1443 1564 1671 1765 1847 1415 1970 2013
Sched.Recp. 5200 5200 5200 5200
Projct OH 1000 5370 4367 3205 1896 453 4089 2418 653 5853 3938 1968 5173
Plan Order 5200 5200 5200 5200
Gr = Hasil peramalan
PoH = mis : periode 1 = (1000 + 5200)-830 = 5370 Periode 5 = (1896 – 1443 ) = 453
Periode 8 = (292418 – 1765 ) = 653 Pln. Order = Order Quantity = 5200
(4)
Tabel 5.40. Distribution Requirement Planning Sheet
DC Inggris
Nama Item : Makanan Olahan Stock onHand : 1500
Nama DC : Inggris Lead Time : 1 Bulan
Safety Stock : 5822 Order Quantity : 5963
Month
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Req. 872 971 1081 1204 1341 1494 1664 1854 2064 2299 2561 2853
Sched.Recp. 5963 5963 5963 5963
Projct OH 1500 6591 5620 4539 3335 1994 6463 4799 2945 881 4545 1784 5094
Plan Order 5963 5963 5963 5963
Gr = Hasil peramalan
PoH = mis : periode 1 = (1500 + 5963)-872 = 6591 Periode 5 = (3335-1341) = 1994 Pln. Order = Order Quantity = 5963
(5)
Tabel 5.41. Distribution Requirement Planning Sheet
Untuk DC Amerika Serikat
Nama Item : Makanan Olahan Stock onHand : 1560
Nama DC : Amerika Serikat Lead Time : 1 Bulan
Safety Stock : 5357 Order Quantity : 4677
Month
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Req. 191 326 461 547 732 867 1003 1138 1273 1408 1543 1679
Sched.Recp. 4677 4677 4677
Projct OH 1560 1367 1043 582 4712 3980 3113 2110 972 4376 2968 1425 4423
Plan Order 4677 4677 4677
Gr = Hasil peramalan
PoH = mis : periode 1 = (38.000-4411) = 28589 Periode 2 = (33589 – 5807) = 27782
(6)
U
n
iv
e
r
s
ita
s
Su
m
a
te
r
a
U
ta
r