rasialisme dalam masyarakat kontemporer. Menurut Wodak, wacana harus menyertakan konteks sejarah bagaimana wacana tentang suatu realitas digambarkan.
Selain itu Fairclough mensyratkan beberapa hal penting dalam analisis wacana kritis. Pertama, analisis wacana membutuhkan analisis yang multidimensi. Kedua, dengan model
multidimensi, analisis wacana kritis butuh analisis yang multifungsi. Ketiga, membutuhkan metode untuk analisis historis. Dan keempat, membutuhkan metode kritis Dina Listiorini
dalam Birowo, 2004:68
II.5 Analisis Wacana Teun A. Van Dijk
Menurut Van Dijk penelitian atas wacana tidak cukup jika didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang diamati. Perlu
dilihat bagaimana suatu teks diproduksi sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa seperti itu. Oleh karena itu, penelitian mengenai wacana tidak bisa mengeksklusi
seakan-akan teks adalah bidang yang kosong. Sebaliknya dia adalah bagian kecil dari struktur masyarakat.
Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari
proses produksi berita yang melibatkan kognisi individu dai wartawan. Sedangkan konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu
masalah Eriyanto, 2001:222-224 Teks bukan sesuatu yang datang begitu saja, tetapi teks dibentuk dalam suatu praktek
diskursus. Van Dijk tidak hanya membongkar teks semata, tetapi ia melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan
bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
teks tersebut. Wacana oleh Van Dijk dibentuk oleh tiga dimensi : teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Analisis wacana menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi. Menurut Van Dijk, sebuah wacana berfungsi sebagai suatu pernyataan assertion, pertanyaan
question, tuduhan accusation, atau ancaman threat. Wacana juga dapat digunakan untuk mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain untuk melakukan diskriminasi.
Model analisis van dijk digambarkan sebagai berikut :
a. teks Teks terdiri dari beberapa struktur dan tingkatan yang saling mendukung.
Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.
Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun kedalam suatu berita
secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, preposisi, anak kalimat, frase dan
gambar. Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat dan preposisi yang
dipakai. Pernyataan tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat atau retorika tertentu. Kita tidak hanya mengerti apa isi dari suatu teks berita, tetapi juga
Konteks Kognisi Sosial
Teks
Universitas Sumatera Utara
elemen yang memebentuk teks berita, kata, kalimat, paragraf dan preposisi. Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut :
Tabel II.1 Struktur Teks Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang diamati dari topik atau tema yang diangkat dari suatu teks
Superstruktur
Kerangka dari suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks
Pemakaian kata, kalimat, proposisi tertentu oleh media dipahami Van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya
tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi, suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum,
menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi dan menyingkirkan lawan atau penantang.
b. Kognisi Sosial Dalam kerangka analisis Teun A. Van Dijk, perlu ada penelitian mengenai
kognisi sosial : kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Peristiwa dimengerti dan dipahami didasarkan pada skema. Skema dikonseptualisasikan sebagai
struktur mental dimana tercakup didalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial dan peristiwa. Skema menunjukkan bahwa kita menggunakan struktur
Universitas Sumatera Utara
mental untuk menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Skema bekerja secara aktif untuk mengkonstruksi realitas. Membantu kita untuk
memandu apakah yang harus kita pahami, maknai dan ingat tentang sesuatu Eriyanto,2001:261.
Ada beberapa macam skemamodel yang dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel II.2 Macam-macam skema atau model Skema Person Person Shemas . Skema ini adalah bagaimana seseorang
menggambarkan dan memandang orang lain.
Skema Diri Person Schemas . Skema ini berhubungan dengan
bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.
Skema peran Role Schemas . Skema ini berhubungan dengan
bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.
Skema Peristiwa Events Schemas . Skema ini barangkali yang paling
banyak dipakai, karena hampir setiap hari kita selalu melihat dan mendengar peristiwa yang lalu lalang. Dan setiap peristiwa selalu kita
tafsirkan dan maknai dalam skema tertentu. Umumnya skema peristiwa inilah yang paling banyak dipakai wartawan.
Wartawan menggunakan modelskema dalam memahami peristiwa yang diliputnya. Model itu memasukkan opini, sikap, perspektif dan informasi lainnya.
Menurut Van Dijk, ada beberapa strategi yang dilakukan. Pertama, seleksi yaitu
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bagaimana sumber, peristiwa, informasi diseleksi oleh wartawan untuk ditampilkan kedalam berita. Kedua, reproduksi yaitu yang berhubungan dengan
apakah infomasi yang ditampilkan dikopi, digandakan atau tidak dipakai sama sekali oleh wartawan. Ketiga, penyimpulan yaitu strategi besar dalam memproduksi berita
yang berhubungan dengan mental wartawan adalah penyimpulan atau peringkasan informasi Eriyanto, 2001:269
c. Analisis Sosial Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,
sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam suatu
masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus
dan legitimasi. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, menyangkut dua hal penting, yaitu : kekuasaan dan akses.
Praktik kekuasaan berhubungan dengan kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok. Satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Biasanya didasarkan atas
pemilikan sumber-sumber yang bernilai. Sedangkan akses menunjukkan bagaimana kelompok yang berkuasa memiliki akses yang lebih besar terhadap media dan
kesempatan yang lebih besar untuk mempengaruhi khalayak. Van Dijk menganalisis pada tiga tahap, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Penelitian ini hanya membahas pada tahap teks. Analisis teks Van Dijk dibagi pada tiga level, yaitu:
4. Struktur makro, merupakan makna globalumum dari suatu teks yang dapat diamati
dngan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.
Universitas Sumatera Utara
5. Superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu
teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh. 6.
Struktur Mikro merupakan wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.
Menurut Van Dijk, meskipun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen tersebut mempunyai satu kesatuan, saling berhubungan, dan saling mendukung satu sama lainnya.
Makna global dari suatu teks tema didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Berikut akan diuraikan elemen wacana Van Dijk tersebut.
6. Tematik
Menunjukkan gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks.
7. Skematik
Skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga terbentuk suatu kesatuan arti.
8. Latar
Bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik arti yang ingin ditampilkan, menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa.
9. Detil
Berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang untuk melakukan penonjolan dan penciptaan citra tertentu.
10. Maksud
Menunjukkan bagaimana kebenaran tertentu ditonjolkan secara eksplisit dan secara implisit mengaburkan kebenaran yang lain.
11. Koherensi
Universitas Sumatera Utara
Pertalian atau jalinan antar kata dan kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.
12. Koherensi Kondisional
Ditandai dengan pemakaian tanda kalimat dengan jelas. Ada tidaknya anak kalimat tidak mempengaruhi arti.
13. Koherensi Pembeda
Berhubungan dengan bagaimana dua peristiwa atau fakta hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat saling bertentangan dan berseberangan.
14. Pengingkaran
Bagaimana wartawan menyembunyikan apa yang akan diekspresikan secara implisit.
15. Bentuk kalimat
Merupakan segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, prisnsip kausalitas. Tidak hanya persoalan teknis di ketatabahasaan tapi menentukan makna
yang dibentuk oleh susunan kalimat itu. 16.
Kata ganti Elemen ini untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas
imajinatif. Kata ganti merupakan alat untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana.
17. Leksikon
Menandakan bagaimana pemilihan kata dilakukan atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan kata yang dipakai menunjukan sikap dan idiologi tertentu.
18. Praanggapan
Universitas Sumatera Utara
Pernyatraan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.
19. Grafis
Merupakan bagian untuk memeriksa bagian yang ditekankan atau ditonjolkan. 20.
Metafora Penyampaian pesan melalui kiasan atau ungkapan. Metafora sebagai ornamen dari
suatu berita yang sapat menjadi penunjuk utama untuk mengerti makan suatu teks.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Deskripsi Objek Penelitian
Novel Indiana Chronicle “ Blues” karangan Clara Ng terdiri atas 20 bab cerita, 303 halaman, panjang buku 20 cm. Penelitian ini menggunakan novel cetakan kedua Februari
tahun 2005 yang diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Novel Indiana Chronicle merupakan trilogi, yang terdiri dari , “Blues”, “Lipstick”, dan
“Bridesmaid”. Ketiga novel ini menceritakan tentang kehidupan pribadi tokoh Indiana Lesmana, seorang wanita metropolitan yang mengalami banyak intrik dalam kehidupannya.
Melalui novel ini kita dapat mengetahui gaya hidup wanita metropolis yang semakin berkembang dan melihat gambaran sisi-sisi kehidupan yang mungkin belum kita pahami
secara jelas. Diantara sekian banyak novel yang menceritakan mengenai kehidupan wanita-wanita
metropolis, peneliti memilih menggunakan novel Indiana Chronicle karena novel ini menggambarkan sisi kehidupan metropolis yang realistis dan sesuai dengan perkembangan
zaman, karakter tokohnya adalah tipikal gadis lajang metropolitan yang hidupnya diwarnai dengan berbagai masalah. Tidak seperti novel-novel lainnya yang terlalu banyak dibumbui
dengan imajinasi pengarang sehingga menghasilkan novel yang tidak dapat menggambarkan kehidupan wanita metropolis yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara