teks tersebut. Wacana oleh Van Dijk dibentuk oleh tiga dimensi : teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Analisis wacana menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi. Menurut Van Dijk, sebuah wacana berfungsi sebagai suatu pernyataan assertion, pertanyaan
question, tuduhan accusation, atau ancaman threat. Wacana juga dapat digunakan untuk mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain untuk melakukan diskriminasi.
I.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adapun kerangka konsep
dalam penelitain ini adalah memakai model dari analisis wacana Teun A. Van Dijk. Van Dijk menganalisis pada tiga tahap, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Penelitian ini hanya membahas pada tahap teks. Analisis teks Van Dijk dibagi pada tiga level, yaitu:
1. Struktur makro, merupakan makna globalumum dari suatu teks yang dapat diamati
dngan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. 2.
Superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh.
3. Struktur Mikro merupakan wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu
teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.
I.7 Operasionalisasi Konsep
Universitas Sumatera Utara
Menurut littlejohn Eriyanto,2001:226 antara bagian teks dalam model Van Dijk dilihat saling mendukung, dan mengandung arti yang koheren satu sama lain, karena semua
teks dipandang Van Dijk mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai suatu piramida. Prinsip ini untuk mengamati bagaimana suatu teks terbangun lewat elemen-elemen yang
lebih kecil. Berikut akan diuraikan satu persatu elemen wacana Van Dijk tersebut : 1.
Tematik Menunjukkan gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti,
ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. 2.
Skematik Skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks
disusun dan diurutkan sehingga terbentuk suatu kesatuan arti. 3.
Latar Bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik arti yang ingin ditampilkan,
menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. 4.
Detil Berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang untuk melakukan
penonjolan dan penciptaan citra tertentu. 5.
Maksud Menunjukkan bagaimana kebenaran tertentu ditonjolkan secara eksplisit dan secara
implisit mengaburkan kebenaran yang lain. 6. Koherensi
Pertalian atau jalinan antar kata dan kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.
Universitas Sumatera Utara
7. Koherensi Kondisional Ditandai dengan pemakaian tanda kalimat dengan jelas. Ada tidaknya anak kalimat
tidak mempengaruhi arti. 8. Koherensi Pembeda
Berhubungan dengan bagaimana dua peristiwa atau fakta hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat saling bertentangan dan berseberangan.
9. Pengingkaran Bagaimana wartawan menyembunyikan apa yang akan diekspresikan secara implisit.
10.Bentuk kalimat Merupakan segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, prisnsip
kausalitas. Tidak hanya persoalan teknis di ketatabahasaan tapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat itu.
11.Kata ganti Elemen ini untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas
imajinatif. Kata ganti merupakan alat untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana.
12. Leksikon Menandakan bagaimana pemilihan kata dilakukan atas berbagai kemungkinan kata
yang tersedia. Pilihan kata yang dipakai menunjukan sikap dan idiologi tertentu. 13.Praanggapan
Pernyatraan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.
14.Grafis Merupakan bagian untuk memeriksa bagian yang ditekankan atau ditonjolkan.
Universitas Sumatera Utara
15.Metafora Penyampaian pesan melalui kiasan atau ungkapan. Metafora sebagai ornamen dari
suatu berita yang sapat menjadi penunjuk utama untuk mengerti makan suatu teks.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
Setiap penelitian sosial membutuhkan teori, karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori Singarimbun,1995:37. Maka teori berguna
untuk kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang
menggambarkan dari sudut makna masalah penelitian yang akan disoroti Nawawi,1995:40. Teori oleh Kerlinger diartikan sebagai himpunan konstruk konsep, definisi dan
proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menyebarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena tertentu Rakhmat,
2000:6. Teori yang relevan dengan penelitian ini adalah: Imperialisme Budaya, Representasi, Ideologi, Analisis Wacana Krisis, Analisis Wacana Teun A.Van Dijk.
II.1 Imperialisme Budaya
Kita hidup dalam dalam tatanan dunia baru. Setelah datangnya dominasi politik, ekonomi, dan kekuatan budaya. Tantangan dunia baru yang sedang kita jalani adalah tatanan
dunia baru setelah runtuhnya Soviet, dimana gaya hidup dan simbol peradaban berkiblat pada barat. Ada tiga hal yang dapat dibedakan untuk melihat tatanan dunia baru saat ini. Pertama,
munculnya globalisasi ditandai dengan kemenangan kapitalisme dan pasar bebas. Kedua, revolusi informasi ditandai
Universitas Sumatera Utara