BAB I PENDAHULUAN
• Latar Belakang Penelitian
Pada tahun 2000 pemerintah kembali mengadakan reformasi perpajakan setelah reformasi perpajakan tahun 1994. Perubahan tersebut meliputi Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Bea Peralihan Hak Atas Tanah dan Bangunan serta Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Perubahan yang dilakukan pada tahun 2000 relatif tidak sebanyak perubahan pada Peraturan Perpajakan tahun 1994. Meskipun demikian, reformasi
perpajakan tetap membawa dampak bagi Wajib Pajak Ika, 2005:524. Tujuan dari penyempurnaan undang-undang pajak adalah dalam rangka ekstensifikasi
dan intensifikasi pengenaan pajak yang dilakukan dengan cara mencari objek pajak yang potensial dalam rangka menghimpun dana dan mendorong pemulihan perekonomian. Salah
satu cara yang dilakukan yaitu dengan pengenaan tarif berbeda pada WP perorangan dan WP badan. Pendapatan tidak kena pajak PTKP juga mengalami kenaikan dalam Undang-
Undang Perpajakan 2000. Di samping itu, untuk WP badan juga dikenakan lapisan tarif yang berbeda dengan Peraturan Pajak tahun 1994. Dengan tarif baru ini, Wajib Pajak Badan
diharapkan dapat lebih diuntungkan sehingga penerimaan pajak dari Wajib Pajak Badan juga diharapkan meningkat Radianto, 2004 dalam Ika, 2005:524-525. Di bawah ini merupakan
tabel perbandingan tarif pajak antara Undang-undang Perpajakan tahun 1994 dengan Undang-undang Perpajakan tahun 2000.
Tabel. 1.1. Perbandingan Lapisan Tarif Pajak antara Undang-undang Perpajakan
Tahun 1994 dengan Undang-undang Perpajakan Tahun 2000
Lapisan Penghasilan Kena Pajak UU PPh Tahun 1994
Tarif Pajak Lapisan Penghasilan Kena Pajak UU PPh Tahun 2000
Sampai dengan Rp 25.000.000,00 10
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 Di atas Rp 25.000.000,00 s.d
Rp 50.000.000,00 15
Di atas Rp 50.000.000,00 s.d Rp 100.000.000,00
Di atas Rp 50.000.000,00 30
Di atas Rp 100.000.000,00
Sumber: www.pajak.go.id
diolah Meskipun pemerintah telah berusaha untuk mereformasi undang-undang perpajakan
guna menguntungkan wajib pajak badan dalam hal ini perusahaan, namun tidak sedikit perusahaan yang melakukan perencanaan pajak. Salah satu bentuk upaya perencanaan pajak
adalah perencanaan terhadap struktur modal perusahaan. Permasalahan struktur modal ini terkait dengan penggunaan utang yang akan digunakan dalam permodalan perusahaan. Oleh
karena itu, manajer keuangan harus dapat memanfaatkan secara optimal peraturan pajak yang berlaku sehingga penggunaan utang berdampak baik bagi perusahaan Indra, 2004:2.
Dalam kondisi kegiatan usaha yang stabil, penggunaan utang akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Alasannya adalah bunga yang timbul dalam
penggunaan utang dapat mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak sehingga perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil. Penghematan
dalam membayar pajak ini merupakan tambahan manfaat bagi pemilik perusahaan sehingga nilai perusahaan yang menggunakan utang akan lebih besar daripada perusahaan yang tidak
menggunakan utang Indra, 2004:6. Peningkatan utang bukanlah solusi optimal bagi semua masalah insentif. Contohnya
manajer perusahaan yang didanai utang, memiliki insentif untuk memilih proyek yang lebih berisiko daripada yang aman. Ini karena perusahaan dengan kewajiban utang tetap menikmati
semua sisi buruk kerugiannya dengan pemegang utang, yang tidak sepenuhnya dibayar kembali jika hasil investasi buruk menyebabkan perusahaan jatuh Keown et. all., 2000:562.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yuniningsih 2003 yang menganalisis pengaruh investasi terhadap utang pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta BEJ
sejak tahun 1992-1995. Variabel dependen yang digunakan adalah debt to equity ratio DPR sedangkan variabel independen yang digunakan adalah dividend payout ratio DPR,
investasi perusahaan, risiko perusahaan, struktur aset, dan ukuran perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda SPSS V.10. Penelitian ini
menghasilkan bahwa variabel independen secara simultan memengaruhi variabel dependen. Nisa Fidyati 2003 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi
kebijakan utang perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sejak 1995- 1996. Variabel dependen yang digunakan adalah leverage perusahaan sedangkan variabel
independen yang digunakan adalah risiko sistematis, kesempatan bertumbuh growth, rasio aktiva tetap, dan ukuran perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar.
Penelitian dengan tema serupa dilakukan oleh Muhammad Indra 2004 yang menganalisis pengaruh pencabutan peraturan PPh final terhadap struktur modal perusahaan
sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEJ sejak 1994-2001. Penelitian ini menggunakan aturan PPh sebagai variabel moderating. Variabel dependen yang digunakan
adalah debt ratio sedangkan variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, struktur aset, dan earning volatility. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda
dengan bantuan program SPSS V 11.5. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Penelitian lain dilakukan oleh Junaidi 2006 yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang perusahaan: sebuah
perspektif agency theory dengan variabel kontrol DPR, ukuran perusahaan, struktur aset, dan risiko bisnis studi pada perusahaan yang go public di BEJ sejak 2001-2005. Variabel
dependen yang digunakan adalah debt ratio sedangkan yang menjadi variabel independen adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta variabel kontrol yang
digunakan adalah DPR, ukuran perusahaan, struktur aset, dan risiko bisnis. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel
independen secara simultan memengaruhi variabel dependen sebesar 15. Penelitian serupa dilakukan oleh Siti Rochmah Ika 2005 yang menganalisis efisiensi
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebelum dan sesudah berlakunya Undang-undang UU Perpajakan 2000.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan. Rasio ini termasuk 1 rasio likuiditas, yaitu current ratio, 2 solvabilitas,
yaitu leverage ratio, dan 3 rasio profitabilitas, seperti gross profit margin, operating profit margin
, total asset turnover, return on investment, dan return on equity. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi perusahaan manufaktur dan perusahaan otomotif sebelum
dan sesudah berlakunya undang-undang perpajakan tahun 2000, secara statistik berbeda. Dalam pengujian rasio keuangan secara parsial, efisiensi perusahaan manufaktur dan
otomotif berbeda secara signifikan. Namun demikian, perbedaan tersebut adalah sementara dan tidak konsisten sedangkan efisiensi perusahaan manufaktur dan otomotif tidak berbeda
secara signifikan sebelum dan sesudah berlakunya Undang-undang Perpajakan 2000. Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk menganalisis berberapa faktor yang
mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sebelum dan sesudah pemberlakuan Undang-
undang Perpajakan tahun 2000. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1998-2001. Sampel ini dipilih karena penelitian sebelumnya
menggunakan perusahaan properti dan real estate. 2. Penggunaan variabel independen berupa ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat
pertumbuhan, PER, dan earning volatility. Variabel ini digunakan supaya didapatkan hasil yang lebih signifikan dibanding penelitian sebelumnya.
3. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen maka pengujian yang dipilih adalah uji asumsi klasik regresi berganda dan uji statistik linier
berganda dengan bantuan program SPSS Versi 13.
• Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU
Perpajakan 2000? Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility
secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000?
Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU
Perpajakan 2000?
Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU
Perpajakan 2000?
• Batasan Masalah
Penelitian ini hanya difokuskan kepada beberapa faktor internal ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility yang memengaruhi
kebijakan utang perusahaan sebelum dan sesudah pemberlakuan Undang-undang Perpajakan 2000. Penelitian ini tidak membahas mengenai faktor eksternal seperti inflasi dan tingkat
suku bunga yang berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.
• Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial terhadap kebijakan utang sebelum
pemberlakuan UU Perpajakan 2000. 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan,
PER, dan earning volatility secara simultan terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial terhadap kebijakan utang sesudah
pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan terhadap kebijakan utang sesudah
pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Di samping itu, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, bisa
memperluas pengetahuan, dan dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
2. Perusahaan Untuk membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi beberapa faktor yang
mempengaruhi kebijakan utang perusahaan, yang nantinya dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan.
3. Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan dalam mereformasi maupun membuat undang-undang
khususnya yang berkaitan dengan masalah perpajakan. 4. Ilmu Akuntansi
Untuk menambah referensi ilmiah mengenai masalah aspek perpajakan dalam akuntansi manajemen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA