sumber eksternal. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung lebih banyak menggunakan utang dibanding dengan perusahaan yang lambat
pertumbuhannya.
F. PER Price to Earning Ratio
PER adalah rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham dengan keuntungan yang diperoleh pemegang saham Susilawati, 2005:47. Suad Husnan
1998:308 dalam Susilawati 2005:37 menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam industri yang masih dalam tahap pertumbuhan akan mempunyai PER yang lebih tinggi
dibanding perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan. Kreitner dan Kinicki 2005:429 berpendapat bahwa pertumbuhan tidak perlu memiliki
arti lebih dari sama. Pertumbuhan dapat berarti lebih baik dan bukannya lebih besar. Ia dapat berarti lebih ramping atau lebih dalam, yang mana keduanya mungkin memperbaiki dan
bukannya melebarkan posisi sekarang. Bisnis dapat bertumbuh lebih menguntungkan dengan menjadi lebih baik atau lebih ramping atau lebih dalam atau lebih padat tanpa menjadi lebih
besar. Besar, baik dalam bisnis maupun kehidupan dapat menyebabkan kurang fokus, terlalu banyak kompleksitas, dan pada akhirnya terlalu luas untuk dikendalikan.
PER menunjukkan besarnya laba perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang Lusiana, Sinahardja, dan Suharli, 2006:84. Dengan demikian semakin besar PER
menunjukkan semakin besar kesempatan perusahaan untuk bertumbuh yang pada akhirnya menunjukkan semakin besar utang yang akan dipinjam perusahaan.
G. Earning Volatility
Earning volatility atau tingkat risiko bisnis dan kebangkrutan perusahaan yaitu adanya
ketidakpastian atas proyeksi pendapatan di masa yang akan datang jika perusahaan tidak
didanai dengan utang. Hasil penelitian Junaidi 2006:224-225 menyatakan bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Dengan demikian hubungan
antara risiko dan utang berlawanan arah yang berarti bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi cenderung memiliki utang yang rendah.
H. Utang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997:1114 utang adalah uang yang dipinjam dari orang atau pihak lain dan disertai kewajiban membayar kembali apa yang sudah
diterima. Sedangkan menurut Riyanto 1997:227 modal asingutang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan, yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan. Bagi
perusahaan, modal tersebut pada saatnya harus dibayar kembali. Hendriksen 1997:118 berdasar Statement of Financial Accounting Concepts No. 3
mendefinisikan utang liabilities sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, yang timbul dari kewajiban yang ada dari suatu entitas kesatuan
tertentu untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa ke entitas lainnya di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Pengertian lain juga diberikan oleh
Canning yang mendefinisikan utang sebagai suatu jasa yang dapat dinilai dengan uang, yang mana seorang pemilik menurut hukum atau keadilan berkewajiban menyerahkan kepada
orang lain sekumpulan orang kedua dan yang merupakan imbangan tidak bersyarat yang disepakati bagi sejumlah jasa tertentu yang memiliki nilai uang yang sama atau lebih besar
yang timbul dari orang kedua ini untuk pemilik Hendriksen, 1997:120. Suatu utang memiliki 3 karakteristik sangat penting Dyckman, Dukes, dan Davis, 2001:157, yaitu:
1. Ada kewajiban yang dapat dipenuhi hanya dengan mentransfer aktiva atau jasa ke entitas lain.
2. Kejadian yang merupakan penyebab timbulnya utang, telah terjadi.
3. Kewajibannya sangat mungkin dan tidak dapat dihindarkan. Menurut Riyanto 1997:227-240, modal asingutang digolongkan menjadi tiga, yaitu
modal asingutang jangka pendek, modal asingutang jangka menengah, dan modal asingutang jangka panjang.
1. Modal AsingUtang Jangka Pendek Short-term Debt Modal asingutang jangka pendek adalah modal asingutang yang jangka waktunya
kurang dari satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usaha. Adapun
jenis-jenis modal asing utang atau kredit jangka pendek yaitu: a. Kredit rekening koran
Kredit rekening koran adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan plafon tertentu di mana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan
sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhan. Bunga yang dibayar perusahaan hanya untuk yang diambil saja meskipun sebenarnya jumlah yang dipinjam lebih dari
itu. Perusahaan hanya akan mengambil kredit rekening koran dalam hal-hal yang perlu saja misalnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan modal perusahaan.
Apabila uang ini sudah tidak diperlukan lagi maka disetor kembali ke bank umum. Dengan demikian bentuk kredit ini sangatlah elastis, tetapi bunganya relatif tinggi.
b. Kredit dari penjual leverancier crediet Kredit penjual merupakan kredit perniagaan trade credit dan kredit ini terjadi
apabila penjualan produk dilakukan secara kredit. Apabila penjualan dilakukan secara kredit berarti penjual baru menerima pembayaran produk beberapa waktu kemudian
setelah barang diserahkan. Selama waktu itu berarti pembeli menerima kredit penjual dari penjual dan penjual memberi kredit penjual kepada pembeli. Pada umumnya,
perusahaan yang memberi kredit penjual adalah perusahaan industri sedangkan perusahaan yang menerima adalah perusahaan perdagangan. Sering pula wholesaler
memberi kredit kepada retailer. c. Kredit dari pembeli afnemers crediet.
Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok supplier dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya. Di sini
pembeli membayar harga barang yang dibeli terlebih dahulu. Setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya. Selama waktu itu dapat dikatakan
bahwa pembeli memberikan kredit pembeli kepada penjualpemasok bahan mentah atau barang dagangan.
Menurut Sjahrial 2006:219-232 macam-macam sumber pembiayaan perusahaan adalah pembiayaan spontan, pinjaman jangka pendek tanpa jaminan, dan pinjaman
jangka pendek dengan jaminan. • Pembiayaan Spontan.
Pembiayaan spontan adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan. Dua sumber utama pembiayaan spontan jangka pendek yaitu:
Utang dagang adalah sumber utama pembiyaan jangka pendek yang tidak memerlukan jaminan. Utang dagang dihasilkan dari transakasi barangbahan
baku yang dibeli secara kredit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian kredit yaitu syarat kredit, periode kredit, potongan tunai, periode
potongan tunai, awal periode kredit, dan tanggal faktur. Kewajiban yang masih harus dibayar, yaitu utang akibat jasa yang diterima, di
mana pembayarannya belum dilakukan. Contoh kewajiban yang masih harus dibayar yaitu utang upah.
• Sumber Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang diperoleh di dalam usaha biasanya
terdiri dari: Pinjaman bank. Bank adalah sumber utama yang memberikan pinjaman
jangka pendek tanpa jaminan. Jenis-jenis pinjaman bank tanpa jaminan yaitu: Kredit berjangka, yaitu pinjaman jangka pendek yang dapat diperoleh dari
bank dan biasanya dibuat ketika peminjam memerlukan tambahan dana dalam jangka pendek. Jumlah pinjaman dibayarkan sekaligus dan
pembayaran pinjaman baik pokok maupun bunga juga dilakukan sekaligus sesuai perjanjian kredit. Pinjaman tersebut mempunyai nilai jatuh tempo
30 hari sampai dengan 9 bulan. Perjanjian kredit, yaitu perjanjian antara bank komersil dengan perusahaan
untuk menentukan jumlah kredit jangka pendek yang yang diberikan kepada perusahaan dalam periode waktu tertentu. Perjanjian kredit bukan
merupakan pinjaman yang pasti dapat diperoleh melainkan pinjaman dapat diberikan jika bank mempunyai dana yang mencukupi. Sewaktu kredit aan
digunakan, perusahaan harus memberitahukan kebutuhan dana kepada bank. Perusahaan harus menandatangani surat aksep setiap pencarian
kredit. Perjanjian pengakuan utang, yaitu pinajam yang dijamin bank bahwa akan
tersedia dana untuk periode tertentu dengan anggapan bank tidak menghadapi kelangkaan uang. Biasanya periode tidak lebih dari satu
tahun. Jika pinjaman tidak dipergunakan, peminjam tetap haus membayar
biaya komitmen. Warkat komersial. Warkat komersial adalah suatu bentuk pembiayaan jangka
pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan. Pada umumnya hanya perusahaan besar yang mempunyai kondisi keuangan dan reputasi yang baik,
yang dapat menerbitkan warkat komersial. • Pinjaman jangka pendek dengan jaminan. Suatu saat perusahaan akan kehabisan
sumber pembiayaan jangka pendek dengan jaminan maka perusahaan dapat memperoleh tambahan dari pembiayaan jangka pendek dengan jaminan. Jaminan
yang diajukan perusahaan biasanya berupa aktiva lancar seperti piutang atau persediaan barang dagang.
d. Kredit wesel Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan
utang promes yang berisi kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu, kepada pihak tertentu, dan pada saat tertentu. Surat tersebut dapat dijual atau
diuangkan ke bank setelah ditandatangani. Bagi pihak yang membeli, surat tersebut dinamakan wesel tagih notes receivables dan bagi pihak yang menjual, surat
tersebut dinamakan wesel bayar notes payables. 2. Modal AsingUtang Jangka Menengah Intermediate-term Debt
Modal asingutang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan membelenjai usaha dngan jenis kredit
ini karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di satu pihak dan sulit untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang di lain pihak. Bentuk-
bentuk utama kredit jangka menengah adalah: a. Term loan
Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu, misalnya pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan, setiap
kuartal atau setiap tahun. Term loan ini biasanya diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi, suppliers atau manufactures.
b. Leasing Apabila kita tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan kegunaan
dari aktiva tersebut, kita dapat memperoleh hak penggunaan atau suatu aktiva tanpa disertai dengan hak milik. Hal ini dinamakan leasing. Ada beberapa bentuk utama
lease oleh lessor, yaitu lease operasi, lease pembiayaan langsung, lease jenis penjualan, dan leverage lease Kieso et.all, 2002:249 .
3. Modal AsingUtang Jangka Panjang Long-term Debt Modal asingutang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari 10
tahun. Pada umumnya utang jangka panjang digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan ekspansi atau modernisasi perusahaan. Oleh karena itu, kebutuhan modal
untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun bentuk-bentuk utama utang jangka panjang antara lain:
a. Pinjaman obligasi bonds payable Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka panjang, di mana debitur
mengeluarkan surat pengakuan utang dengan nominal tertentu. Pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diangsur setiap tahunnya. Jika pembayaran dilakukan
sekaligus dinamakan sinking funds system. Sedangkan jika pembayaran dilakukan secara berangsur maka dinamakan amortization system. Beberapa bentuk obligasi,
yaitu obligasi biasa, obligasi konvertibel, obligasi berseri, obligasi sampah, dan lain
sebagainya. b. Pinjaman hipotik mortgage
Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi uang kreditur diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak. Apabila debitur tidak
memenuhi kewajibannya maka barang tersebut dapat dijual dan hasil penjualannya digunakan untuk menutup tagihannya.
Dyckman, Dukes, dan David 2001:139 membagi utang menjadi 2, yaitu utang jangka pendek atau kewajiban lancar dan utang jangka panjang atau kewajiban tidak lancar.
1. Utang Jangka PendekKewajiban Lancar Utang jangka pendekkewajiban lancar yaitu utang yang likuidasinya secara layak
diperkirakan akan memerlukan penggunaan sumber daya yang ada, yang secara tepat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau penciptaan utang lancar lain. Aktiva lancar
adalah aktiva yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam operasi normal selama siklus operasi perusahaan atau 1 tahun sejak tanggal neraca, mana
yang lebih lama. Dimensi waktu yang berlaku bagi aktiva lancar, umumnya juga berlaku bagi kewajiban lancar. Kewajiban lancar yang umum adalah:
a. Utang usaha. b. Wesel bayar jangka pendek.
c. Kas dan utang dividen properti. d. Kewajiban akrual yang berkaitan dengan beban.
e. Uang muka deposito yang dikembalikan. f. Pendapatan diterima di muka.
g. Jatuh tempo berjalan dari utang jangka panjang.
2. Utang Jangka PanjangKewajiban Tidak Lancar Utang jangka panjangkewajiban tidak lancar adalah utang dengan jangka waktu lebih
dari satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama. Terdapat tiga prinsip dasar yang digunakan untuk menilai utang jangka panjang Dyckman, Dukes,
dan David, 2001:218, yaitu: a. Nilai yang dicatat pada tanggal penerbitan adalah nilai sekarang dari semua arus kas
masa datang yang didiskonyokan pada suku bunga pasar berjalan untuk sekuritas utang dengan risiko yang ekuivalen.
b. Beban bunga adalah produk dari suku bunga pasar pada saat penerbitan dan saldo kewajiban pada awal periode pelaporan.
c. Nilai buku utang jangka panjang pada tanggal neraca adalah nilai sekarang dari semua pembayaran kas tersisa yang diwajibkan, dengan menggunakan suku bunga
pasar pada saat penerbitan. Terdapat 2 macam utang jangka panjang yaitu:
a. Obligasi Obligasi adalah sekuritas utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan lembaga
pemerintah untuk menjamin sejumlah besar modal atas dasar jangka panjang. Obligasi merupakan janji formal perusahaan penerbit untuk membayar pokok dan
bunga atas modal yang diinvestasikan berupa pengembalian. Klasifikasi obligasi menurut Dyckman, Dukes, dan David 2001:188 yaitu:
• Entitas penerbit: Obligasi industri, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta yang
mencari laba. Obligasi kotapraja, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.
• Jaminan Obligasi yang dijamin, yaitu obligasi yang didukung hak gadai atas aktiva
tertentu. Pemegang obligasi mempunyai klaim pertama atas hasil penjualan aktiva yang dijaminkan.
Obligasi tidak dijamin, yaitu obligasi yang hanya didukung oleh kredit penerbit. Apabila penerbit jatuh bangkrut, pemegang obligasi menjadi kreditur
umum untuk pembagian aktiva penerbit. • Tujuan penerbitan
Obligasi pembelian, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk pembayaran penuh atau sebagian atas properti.
Obligasi pendanaan kembali, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk menarik obligasi yang ada.
Obligasi konsolidasi, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk menggantikan beberapa terbitan yang ada.
• Pembayaran bunga Obligasi biasa berjangka, yaitu obligasi yang menyediakan bunga kas pada
suku bunga ditetapkan. Obligasi laba, yaitu obligasi yang bunganya tergantung pada laba penerbit.
Obligasi terdaftar. Penerbit membayar bunga hanya kepada orang yang namanya tercatat pada obligasi.
Obligasi tidak terdaftar. Bunga dan pokok dibayar kepada pemegang, transfer tidak memerlukan pengesahan endorsement.
Obligasi kupon. Penerbit membayar bunga setelah menerima kupon yang
dipisahkan dari obligasi. • Jatuh tempo
Obligsi biasa berjangka, yaitu obligasi yang jatuh tempo pada satu tanggal yang telah ditetapkan.
Obligasi serial, yaitu obligasi yang jatuh tempo pada beberapa tanggal cicilan. Obligasi yang dapat ditarik. Penerbit dapat menarik obligasi sebelum jatuh
tempo. Obligasi yang dapat ditebus. Pemegang obligasi dapat memaksakan
penebusan lebih cepat. Obligasi konvertibel. Pemegang dapat mengkonversi obligasi menjadi
sekuritas ekuitas penerbit. b. Wesel
Wesel adalah suatu dokumen formal yang menetapkan syarat-syarat utang. Wesel jangka panjang seringkali digunakan untuk akuisisi aktiva tertentu sedangkan obligasi
lebih tepat digunakan untuk menambah jumlah modal yang besar demi tujuan umum. Wesel biasanya mempunyai jatuh tempo yang lebih pendek daripada obligasi dan
tidak diperdagangkan pada bursa yang terorganisasi.
I. Kebijakan Utang
Kebijakan utang perusahaan diproxikan sebagai leverage ratio perusahaan. Menurut Kasmir dan Jakfar 2006:188-189, leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Seperti diketahui dalam mendanai usaha, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang
dapat diperoleh adalah dari sumber modal sendiri laba ditahan dan modal pinjaman utang.
Brigham et. al. 1999 dalam Fidyati 2003:20 mengemukakan bahwa penggunaan utang yang berbeban bunga mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungan penggunaan
utang bagi perusahaan yaitu: 1 biaya bunga mengurangi beban pajak, 2 kreditur hanya mendapat bunga yang relatif tetap sehingga kelebihan keuntungan merupakan klaim bagi
pemilik perusahaan, dan 3 kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemilik dapat mengendalikan perusahaan dengan dana yang lebih kecil. Selain menguntungkan bagi
perusahaan, penggunaan utang juga memiliki beberapa kelemahan yaitu bila bisnis perusahaan tidak bagus, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk menutup
biaya bunga sehingga kekayaan pemilik menjadi berkurang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
Keputusan untuk menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan dengan rasio-rasio. Keuntungan dengan mengetahui leverage ratio
adalah: 1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. 3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
Adapun rasio-rasio yang ada dalam leverage ratio adalah: 1. Debt to Assets Ratio Debt Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Rumus :
Debt to Assets Ratio =
Total Debt Total Asset
2. Debt to Equity Ratio DER, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui setiap Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Bagi bank, semakin besar rasio ini akan
semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi. Namun bagi perusahaan justru semakin besar rasio
maka akan semakin baik. Rumus :
DER =
Total Debt Equity
3. Longterm Debt to Equity Ratio LTDER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa bagian dari setiap
Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jankga panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh
perusahaan. Rumus :
LTDER =
Long Term Debt Equity
4. Tangible Asset Debt Coverage TADC merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara aktiva tetap berwujud dengan utang jangka panjang.
Artinya rasio ini menunjukkan setiap Rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang.
Rumus : TADC
= Fixed Assets
Long Term Debt 5. Current Liabilities to Net Worth CLNW merupakan rasio antara utang lancar dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Sifat rasio ini sama dengan Debt to Equity
Ratio DER.
Rumus : CLNW
= Current Liabilities
Equity
J. Undang-Undang Perpajakan
Secara umum, substansi Undang-undang Pajak Penghasilan tahun 2000 tidak berbeda
dengan Undang-undang Pajak Penghasilan tahun 1994. Salah satu perbedaannya yaitu mengenai UU PPh No.17 tahun 2000 yang merupakan reformasi dari UU PPh No.10 tahun
1994 tentang lapisan tarif pajak. Tarif pajak adalah angka atau persentase yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang. Tarif pajak penghasilan
yang berlaku di Indonesia dikelompokkan menjadi dua, yaitu tarif umum sesuai pasal 17 UU No.7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dalam UU No.17 Tahun 2000, dan tarif khusus.
Terdapat empat jenis tarif pajak yaitu tarif pajak tetap, tarif proporsional, tarif progresif, dan tarif degresif Siti Resmi, 2003:13-15.
1. Tarif Tetap Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapapun besarnya
pengenaan pajak. 2. Tarif Proporsional Sebanding
Tarif proporsional adalah tarif berupa persentase tertentu yang sifatnya tetap terhadap berapapun dasar pengenaan pajaknya.
3. Tarif Progresif Meningkat Tarif progresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin meningkat dasar
pengenaan tarifnya. Tarif progresif dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Tarif Progresif-Proporsional, merupakan tarif berupa persentase tertentu yang
semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak dan kenaikan persentase tersebut adalah tetap.
b. Tarif Progresif-Progresif, merupakan tarif berupa persentase tertentu yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak dan kenaikan persentase
tersebut juga semakin meningkat. c. Tarif Progresif-Degresif, merupakan tarif berupa persentase tertentu yang semakin
meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak tetapi kenaikan persentase tersebut semakin menurun.
4. Tarif Degresif Menurun Tarif degresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin menurun dengan
semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak. Sistem penerapan tarif pajak penghasilan sesuai dengan Pasal 17 UU PPh dibagi menjadi
dua, yaitu Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dan Wajib Pajak dalam negeri badan dan bentuk usaha tetap. Di bawah ini tabel mengenai lapisan tarif pajak menurut UU PPh No.17
Tahun 2000 dan menurut UU PPh No.10 Tahun 1994. 1. Lapisan tarif pajak penghasilan untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha
tetap BUT menurut UU PPh No.17 Tahun 2000 yaitu:
Tabel. 2.1. Tarif PPh Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan BUT
Menurut UU PPh No.17 Tahun 2000
Lapisan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 10
Di atas Rp 50.000.000,00 sd Rp 100.000.000,00 15
Di atas Rp 100.000.000,00 30
2. Lapisan tarif pajak penghasilan untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap BUT menurut UU PPh No.10 Tahun 1994 yaitu:
Tabel. 2.2. Tarif PPh Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan BUT
Menurut UU PPh No.10 Tahun 1994
Lapisan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 25.000.000,00 10
Di atas Rp 25.000.000,00 sd Rp 50.000.000,00 15
Di atas Rp 50.000.000,00 30
K. Indeks Sektor Manufaktur