19 bakudalam metode ini bergerak melewati lorong besi yang sangat panas dengan
suhu mendekati 70ºC [16].
2.7 BAHAN PEREKAT
Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat dua benda melalui ikatan permukaan. Beberapa istilah lain dari perekat
yang memiliki kekhususan meliputi
glue, mucilage, paste,
dan
cement. Glue
merupakan perekat yang terbuat dari protein hewani, seperti kulit, kuku, urat, otot dan tulang yang secara luas digunakan dalam industri pengerjaan kayu.
Mucilage
adalah perekat kertas.
Paste
merupakan perekat tapioka
strach
yang dibuat melalui pemanasan campuran tepung tapioka dan air yang dipertahankan
berbentuk pasta.
Cement
adalah istilah yang digunakan untuk perekat yang bahan dasarnya karet dan mengeras melalui pelepasan pelarut [8].
Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses pembuatan briket maka diperlukan zat pengikat sehingga dihasilkan briket yang
mengikat. Bahan perekat dapat dibedakan atas 3 tiga jenis, yaitu : 1.
Perekat anorganik Yang termasuk dalam jenis perekat anorganik adalah sodium silikat,
magnesium,
cement
dan
sulphite.
Kerugian dari penggunaan bahan perekat anorganik adalah sifatnya yang banyak meninggalkan abu sekam pada saat
pembakaran. 2.
Bahan perekat tumbuh-tumbuhan Bila dibandingkan dengan bahan perekat
hydrocarbon
, jumlah bahan perekat yang dibutuhkan untuk jenis perekat tumbuh-tumbuhan ini jauh lebih
sedikit
.
Kerugian yang dapat ditimbulkan adalah arang cetak yang dihasilkan kurang tahan terhadap kelembaban.
3.
Hydrocarbon
dengan berat molekul besar Bahan perekat jenis ini sering kali dipergunakan sebagai bahan perekat untuk
pembuatan arang cetak ataupun batubara cetak [8]. Dengan adanya penggunaan atau pemakaian bahan perekat maka ikatan
antar partikel akan semakin kuat, butir-butir arang akan saling mengikat dan menyebabkan air terikat dalam pori-pori arang, susunan partikel juga akan
Universitas Sumatera Utara
20 semakin baik, teratur dan lebih padat sehingga dalam proses pengempaan
keteguhan tekan dari briket akan semakin baik. Faktor ekonomi dan non ekonomi harus diperhatikan dalam penggunaan bahan perekat [8].
Beberapa jenis perekat yang dapat digunakan sebagai campuran briket memilki komposisis seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.6 berikut :
Tabel 2.6 Daftar Analisa Bahan Perekat [8] Jenis Tepung
Air Abu
Lemak Protein
Serat Kasar Karbon
Tepung Jagung Tepung Beras
Tepung Terigu Tepung Tapioka
Tepung Sagu 10,52
7,58 10,70
9,84 14,10
1,27 0,68
0,86 0,36
0,67 4,89
4,53 2,00
1,50 1,03
8,48 9,89
11,50 2,21
1,12 1,04
0,82 0,64
0,69 0,37
73,80 76,90
74,20 85,20
82,70
Setiap jenis pengikat mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing- masing.Syarat utama dari bahan pengikat adalah harus dapat ikut terbakar dan
dapat menambah nilai kalor.Berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan, jenis perekat terbaik yang yang pernah digunakan dalam pembuatan
berbagai jenis briket adalah tepung tapioka [14].
Gambar 2.4 Tepung Tapioka Bahan perekat yang terbuat dari tepung tapioka memiliki beberapa sifat
diantaranya : 1.
Daya serap terhadap air. 2.
Mempunyai kekuatan perekatan yang baik. 3.
Mudah didapat dan tidak mengganggu kesehatan. 4.
Mudah dicampur dengan bahan baku lainnya, dalam hal ini tepung arang [2].
Universitas Sumatera Utara
21 Dalam penggunaanya perekat tapioka menimbulkan asap yang relatif
lebih sedikit dibandingkan bahan perekat lainnya Komposisi kimia tapioka ditunjukan pada Tabel 2.7:
Tabel 2.7 Komposisi KimiaTapioka [19] Komposisi
Jumlah Air
Protein Lemak
Abu Serat kasar
8-9 0,3-1,0
0,1-0,4 0,1-0,8
81-89 Tepung tapioka merupakan bahan dengan kekentalan tinggi yang dalam
fasa cair baik jika digunakan sebagai bahan perekat dicampur dengan serbuk, sehingga partikel-partikel serbuk akan tarik menarik satu sama lain akibat adanya
gaya adesi dan kohesi. Gaya adesi terjadi pada daerah antara muka partikel- partikel sedangkan gaya kohesi hadir diantara partikel-partikel. Molekul air
H
2
O yang digunakan sebagai pelarut bahan perekat akan membentuk suatu lapis tipis pada permukaan partikel yang akan meningkatkan kontak permukaan
partikel-partikel. Penentuan rasio antara bahan perekat dan serbuk penting dilakukan karena akan memberikan pengaruh terhadap briket yang dihasilkan
terutama pada jumlah kalor [15]. Briket hasil fabikasi harus dikeringkan untuk mengurangi kandungan
bahan pencampur dan bahan mudah menguap. Proses pengeringan dengan menggunakan sinar matahari dapat menghilangkan kandungan bahan pencampur
sisa di dalam pori-pori. Adanya pori-pori didalam briket disatu sisi berpengaruh terhadap penurunan kerapatan, namun di sisi lain mampu meningkatkan sifat
difusi termal [15].
2.8 PENCAMPURAN