24 13.
Penangas air 14.
Termometer 15.
Gegep 16.
Cawan Porselin 17.
Desikator 18.
Tensile test
3.3 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap RAL non faktorial. Perlakuan dilakukan dengan mengkombinasikan jenis bahan
pembuat briket eceng gondok dan tempurung kelapa dan melakukan variasi pada jumlah perekat yaitu dengan jumlah perekat tapioka 5, 10 dan 15 dari
berat total bahan baku dengan ukuran partikel mesh 60, yang bertujuan untuk mengamati pengaruh kombinasi komposisi bahan baku dan variasi perekat tapioka
terhadap mutu briket yang dihasilkan. Komposisi eceng gondok dinotasikan dengan simbol EG, dan komposisi tempurung kelapa dinotasikan dengan simbol
TK. Perpaduan komposisi bahan briket yaitu 35 gram.Perlakuan ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Variabel Percobaan
Kadar Perekat Rasio Komposisi
EG : TK 5
1 : 1 1 : 2
1 : 3 1 : 4
10 1 : 1
1 : 2 1 : 3
1 : 4
15 1 : 1
1 : 2 1 : 3
1 : 4
Universitas Sumatera Utara
25
3.4 PROSEDUR PERCOBAAN 3.4.1 Prosedur Pembuatan Arang [4, 13]
a. Bahan baku berupa eceng gondok dan tempurung kelapa dicacah kecil-
kecil ± 1 cm. b.
Eceng gondok dimasukkan ke dalam
furnace
dengan suhu 400
o
C selama 15 menit sedangkan tempurung kelapa dimasukkan ke dalam
furnace
pada suhu 400
o
C selama 1 jam untuk dijadikan bioarang.
3.4.2 Prosedur Pembuatan Briket Lab Bahan Konstruksi dan Korosi PTKI Medan serta SNI 01-6235-2000 [3]
a. Arang hasil pengarangan dari eceng gondok dan tempurung kelapa digiling
dengan menggunakan
hammer mill
untuk dijadikan serbuk arang. b.
Serbuk arang disaring dengan alat pengayak ukuran 60 mesh untuk mendapatkan material yang seragam.
c. Komposisi bahan baku divariasikan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Variasi perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa dalam penelitian ini adalah 1:1; 1:2; 1:3; 1:4 dengan berat eceng gondok 20 gram dalam
penelitian ini berat briket yang dicetak 35 gr untuk setiap penelitian. d.
Perekat dari tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan tepung tapioka dengan air kemudian dipanaskan pada suhu ± 70
o
C hingga menjadi adonan seperti bubur. Perbandingan antara tapioka dan air yaitu 1:4.
e. Adonan tepung tapioka dengan kadar 5, 10 dan 15 sebagai perekat
dicampurkan dengan serbuk arang dari hasil pengayakan sehingga menghasilkan adonan yang lengket.
f. Adonan diaduk hingga semua bahan tercampur rata.
g. Adonan briket dicetak menggunakan alat pencetak briket kemudian ditekan
dengan kekuatan tekan 1 toncm
2
.
Universitas Sumatera Utara
26 h.
Briket yang sudah dicetak kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 105
o
C selama satu jam agar diperoleh briket dengan kadar air yang rendah.
3.4.3 Prosedur Analisa Proximate 3.4.3.1 Pengujian Kadar Abu SNI 06-3730-1995 [3]
1. Cawan porselin dikeringkan di dalam
furnace
pada suhu 600
o
C selama 30 menit .
2. Kemudian cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu
ditimbang berat kosongnya. 3.
Ke dalam cawan kosong tersebut dimasukkan sampel sebanyak 1 gram. 4.
Cawan yang telah berisi sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam
furnace
dengan suhu 850
o
C selama 4 jam sampai sampel menjadi abu. 5.
Cawan diangkat dari dalam
furnace
dan didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang.
6. Kadar abu dihitung dengan persamaan berikut :
Kadar abu = AB x 100 A = berat abu gram
B = berat sampel gram
3.4.3.2 Pengujian Kadar Air SNI 06-3730-1995 [3]
1. Cawan porselin kosong ditimbang kemudian sampel briket dimasukkan ke
cawan sebanyak 5 gram.
2. Sampel diratakan dan dimasukkan ke dalam
oven
yang telah diatur suhunya sebesar 105
o
C selama 3 jam.
3. Cawan dikeluarkan dari
oven
dan didinginkan dalam desikator kemudian
ditimbang beratnya.
4. Kadar air dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
Universitas Sumatera Utara
27 Dimana :
W = berat cawan kosong + berat sampel sebelum pemanasan gram
W
1
= berat cawan kosong + berat sampel setelah pemanasan gram
3.4.3.3 Pengujian Kadar Zat Volatil SNI 06-3730-1995 [3]
1. Cawan kosong beserta tutupnya terlebih dahulu dipijarkan di dalam
furnace
selama 30 menit dan didinginkan di dalam desikator. 2.
Kemudian ditimbang dengan teliti sebanyak 1 gram sampel ke dalam cawan kosong tersebut.
3. Cawan selanjutnya ditutup dan dimasukkan ke dalam
furnace
dengan suhu 950 °C selama 7 menit.
4. Kadar zat volatil pada suhu 950 °C dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Dimana : W
= Berat sampel awal gram W
1
= Berat sampel setelah pemanasan gram
3.4.3.4 Pengujian Nilai Kalor Lab Instrument
1. Hidupkan
calorimeter
sampai mucul main menu. 2.
Pilih menu
calorimeter operation.
3. Hidupkan
heater pump.
4. Pilih
operation metode determination.
5. Hidupkan
cooler system.
6. Timbang sampel 1 gram dengan neraca analitik dan letakkan sampel pada
head bomb
. 7.
Ikatkan benang pada kawat diatas tempat sampel sampai benangnya menyentuh sampel.
8. Rangkaikan
head bomb
dengan
bomb silinder.
9. Pada
head bomb
ditutup keluaran udaranya
.
Universitas Sumatera Utara
28 10.
Pasang katub
oxygen
ke
bomb calorimeter
dan tekan O
2
fill
sampai terisi penuh
.
11. Isikan air dari
coolersystem
ke tabung
volumetric
2 liter sampai penuh. 12.
Tuangkan dari tabung
volumetric
ke
bucket
. 13.
Masukkan
bucket
kedalam
bomb calorimeter
, lalu perhatikan tanda pada bagian bawah
bucket
harus sama posisinya dengan yang ada didalam
calorimeter.
14. Masukkan bomb kedalam
bucket
, perhatikan jangan ada kebocoran dari
bomb.
15. Pasang kabel
ignition
ke terminal
bomb
dan tutup
calorimeter.
16. Tekan
start,
dan tunggu hasil analisa sampel.
3.4.4 Prosedur Pengujian Kerapatan [17]
1. Berat briket yang akan ditentukan kerapatannya ditimbang. 2. Tinggi dan jari-jari briket diukur
3. Kerapatan dihitung dengan menggunakan rumus : Kerapatan Briket :
Volume Briket :
Dimana : ρ
= kerapatan briket gcm
3
m = massa briket g
Vtot = volume total cm
3
r = jari-jari cm
t = tinggi briket cm
3.4.5 Prosedur Analisa Uji Eksperimental Untuk Laju Pembakaran [5]
a. Briket yang telah dihasilkan dengan variasi komposisi yang berbeda dan
massa yang sama ditimbang beratnya.
Universitas Sumatera Utara
29 b.
Briket kemudian dibakar dan diukur waktu pembakarannya kemudian berat briket setelah dibakar ditimbang.
Dimana : W
= Berat sampel awal gram W
1
= Berat sampel akhir gram t
= Waktu pemanasan detik
3.4. 6 Prosedur Uji Tekan [Lab BKK PTKI Medan]