BRIKET YANG DIPEROLEH KADAR ABU

39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan briket dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Penyiapan dan karbonisasi bahan baku. 2. Pembuatan briket. 3. Analisis karakteristik kualitas briket. Dalam bab ini diperlihatkan briket yang diperoleh dari hasil penelitian dan dibahas karakteristik dari briket tersebut yang meliputi nilai kalor, kadar abu, kadar air, kadar zat volatil, kerapatan, laju pembakaran dan kuat tekan.

4.1 BRIKET YANG DIPEROLEH

Gambar 4 menunjukkan briket yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Butir-butir arang dari briket dengan menggunakan perekat tapioka 5 terlihat kurang menyatu sehingga briket lebih gampang pecah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.a. Briket dengan menggunakan perekat tapioka 10 butiran arangnya terlihat lebih menyatu, sedangkan dengan menggunakan perekat dengan kadar yang lebih tinggi yaitu 15 briket yang dihasilkan memiliki susunan partikel yang semakin baik dan lebih padat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.b. Komposisi perbandingan antara eceng gondok dan tempurung kelapa serta variasi kadar perekat dapat mempengaruhi karakteristik briket. Gambar 4.1.a. Briket dengan Perekat 5 Gambar 4.1.b. Briket dengan Perekat 10 dan 15 Gambar 4. 1 Briket Hasil Penelitian Universitas Sumatera Utara 40

4.2 KADAR ABU

Penentuan kadar abu bertujuan untuk mengetahui bagian yang tidak terbakar yang sudah tidak memiliki unsur karbon lagi setelah briket dibakar. Kadar abu berpengaruh terhadap kualitas briket. Semakin tinggi kadar abu, maka kualitas briket akan semakin rendah. Kadar abu briket pada berbagai variasi eceng gondok dan tempurung kelapa serta variasi kadar perekat dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Pengaruh Variasi Perbandingan Eceng Gondok dan Tempurung Kelapa Serta Variasi Perekat Tapioka Terhadap Kadar Abu Kadar abu yang dihasilkan dari penelitan ini adalah sebesar 8,2118 - 23,3267. Kadar abu tertinggi diperoleh pada briket dengan variasi eceng gondok dan tempurung kelapa 1:1 menggunakan perekat tapioka 15.Kadar abu terendah diperoleh pada variasi briket 1:4 dengan perekat tapioka 5. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar abu akan semakin meningkat dengan semakin sedikitnya tempurung kelapa dan banyaknya kadar perekat tapioka. Hal ini disebabkan kandungan abu pada eceng gondok lebih tinggi yaitu 12 [13] dan tempurung kelapa memiliki kandungan abu 0,60 [8], selain itu, semakin tingginya kadar perekat tapioka dapat menyebabkan kenaikan 5 10 15 20 25 5 10 15 Ka da r Abu Kadar Perekat 1 : 1 1 : 2 1 : 3 1 : 4 Universitas Sumatera Utara 41 kadar abu karena dipengaruhi oleh kandungan bahan anorganik pada tepung tapioka. Pada penelitian sebelumnya, briket dengan perbandingan tempurung kelapa dan sekam padi 80 : 20 menggunakan perekat tapioka sebanyak 20 dari bahan baku memiliki kadar abu sebesar 20. Pada perbandingan 60 : 30 diperoleh kadar abu sebesar 24,7. Pada perbandingan 50 : 50 kadar abu yang diperoleh yaitu 26,7 [2]. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya maka briket yang diperoleh pada penelitian ini memiliki kadar abu yang lebih rendah. Nilai kadar abu yang diperoleh dari briket pada variasi perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat tapioka 5 dan 10 telah memenuhi SNI yaitu kadar abu maksimal 10, standar Inggris 8-10 dan Amerika maksimal 16, sedangkan untuk standar briket buatan Jepang kadar abu yang dihasilkan belum terpenuhi yaitu maksimal 7. Briket pada perbandingan 1:3 dengan perekat tapioka 5 dan 10 hanya memenuhi standar Amerika.Briket dengan variasi lainnya tidak memenuhi standar mutu briket keempat negara tersebut. Meskipun bahan perekat memberikan peningkatan kadar abu padabriket, namun bahan perekat harus tetapdigunakan. Briket yang tidakmenggunakan bahan perekat memiliki kerapatan yang rendah sehingga briket akanmudah hancur serta sukar untuk dijadikansebagai bahan bakar. Kadar abu yangtinggi akan menimbulkan kerak serta dapat menurunkan kualitas briket yang dihasilkan [3].

4.3 KADAR AIR