BIOARANG DAN BRIKET .1 Bioarang

13 2.5 BIOARANG DAN BRIKET 2.5.1 Bioarang Bioarang merupakan arang salah satu jenis bahan bakar yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun- daunan, rumput, jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi.Bioarang ini dapat diolah menjadi briket [8]. Arangmerupakan bahan padathasil dari pengarangan bahan yangmengandung karbon dan berpori. Sebagian besar pori-poriarang masih tertutup oleh hidrokarbon, tar, dansenyawa organik lain yang komponennyaterdiri dari karbon tertambat fixed carbon ,abu, air, nitrogen dan sulfur [13].

2.5.2 Briket

Briket adalah gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat dari bioarang bahan lunak. Bahan bakar ini dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang sederhana dengan panas nyala api yang dihasilkan cukup besar, lama, dan aman.Briket merupakan bahan bakar alternatif yang cukup berkualitas [2]. Briket merupakan suatu padatan yang dihasilkan melalui proses pemampatan danpemberian tekanan, yang jika dibakar akanmenghasilkan sedikit asap. Briket diolah dengansistem pengepresan dengan pemberian tekanan dan menggunakan bahanperekat, sehingga berbentuk briket yangdapat digunakan untuk keperluan sehari-hari [9]. Biaya penggunaan yang sangat murah merupakan salah satu keuntungan yang diperoleh dari penggunaan briket.Alat yang digunakan untuk pembuatan briket sangat sederhana dan bahan bakunya juga sangat murah, bahkan tidak perlu membeli karena pada umumnya berasal dari sampah yang sudah tidak berguna lagi. Bahan baku untuk pembuatan arang umumnya telah tersedia disekitar kita. Briket dalam penggunaanya menggunakan tungku yang relatif kecil dibandingkan dengan tungku yang lainnya [2]. Universitas Sumatera Utara 14 Beberapa tipebentuk briket yang umum dikenal, antara lain : bantal oval, silinder cylinder, dan lain-lain. Adapun keuntungan dari bentuk briket yang dicetak yaitu sebagai berikut : 1. Ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Untuk memudahkan pembakaran porositasnya dapat diatur. 3. Mudah dibakar sebagai bahan bakar [16]. Gambar 2.3 Briket Umumnya bahan bakar briket memiliki parameter energi yang cukup baik, densitas dan nilai kalor yang lebih tinggi serta kandungan air yang lebih rendah bila dibandingkan biomassa yang belum diolah.Briket dapat dibuat dari campuran bahan yang berbeda dari limbah pertanian atau biomassa [16]. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat briket arang adalah berat jenis bahan bakar atau berat jenis serbuk arang, kehalusan serbuk, suhu karbonisasi, dan tekanan pada saat dilakukan pencetakan.Selain itu, pencampuran formula dengan briket juga mempengaruhi sifat briket.Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi kriteria yang dibutuhkan konsumen antara lain: a. Mudah dinyalakan. b. Ukuran dan bentuk yang sesuai untuk penggunaannya. c. Tidak mengeluarkan asap. d. Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun dan bebas dari gas yang berbahaya. e. Kedap air dan tidak berjamur bila disimpan pada waktulama. Universitas Sumatera Utara 15 f. Sifat pembakaran yang sesuai dengan kebutuhan waktu, laju pembakaran, suhu pembakaran, kemudahan dibakar,efisiensi energi dan pembakaran yang stabil. Pembakaran briket dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Ukuran partikel Salah satu faktor yang berpengaruh pada proses pembakaran bahan bakar padat adalah ukuran partikel. Suatu bahan bakar padat akan lebih cepat terbakar apabila ukuran partikelnya lebih besar. 2.Kecepatan aliran udara Laju pembakaran briket akan naik dengan adanya kenaikan kecepatan aliran udara dan kenaikan temperatur. Apabila kecepatan aliran udara mengalami kenaikan maka akan diikuti dengan kenaikan temperatur dan laju dari pembakaran briket naik dalam satu rentang waktu. 3. Jenis bahan bakar Jenis bahan bakar akan menentukan karakteristik dari bahan bahan bakar tersebut. 4. Karakteristik bahan bakar padat Beberapa karakteristik briket yang akan mempengaruhi pemanfaatannya terdiri dari : 1 Kandungan air moisture Moisture yang dikandung dalam briket dapat dinyatakan dalam dua macam : a Free moisture uap air bebas Uap air bebas dapat hilang dengan penguapan misalnya dengan air- drying . Kandungan uap air bebas sangat penting dalam perencanaan dan preparation equipment . b Inherent moisture uap air terikat Kandungan uap air terikat dapat ditentukan dengan memanaskan briket antara temperatur 104 – 110 C selama satu jam. 2 Zat-zat yang mudah menguap Volatile matter Laju pembakaran briket paling cepat adalah pada komposisi biomassa yang memiliki banyak kandungan volatile matter zat-zat yang mudah menguap.Semakin banyak kandungan volatile matter suatu briket maka Universitas Sumatera Utara 16 semakin mudah briket tersebut terbakar, sehingga laju pembakaran semakin cepat. Zat yang mudah menguap terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti hidrogen, karbon monoksida CO, dan metana CH 4 tetapi kadang-kadang terdapat juga gas-gas yang tidak terbakar seperti CO dan H 2 O. Volatile matter merupakan bagian dari briket dimana akan berubah menjadi volatile matter produk bila briket tersebut dipanaskan tanpa udara pada suhu lebih kurang 950 C. Untuk kadar volatile matter ± 40 pada pembakaran akan diperoleh nyala yang panjang dan akan memberikan asap yang banyak. Sedangkan untuk kadar volatile matter rendah antara 15-25 asap yang dihasilkan sedikit sehingga dalam pemakaiannya lebih disenangi. 3 Kadar abu ash Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan jumlahnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara sempurna.Zat yang tinggal ini disebut abu. Briket dengan kandungan abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak. 4 Nilai kalori Nilai kalor dinyatakan sebagai heating value , merupakan suatu parameter yang penting dari suatu thermal coal.Gross calorific value diperoleh dengan membakar suatu sampel briket di dalam bomb calorimeter dengan mengembalikan sistem ke ambient temperatur. Net calorific value biasanya antara 93-97 dari gross value dan tergantung dari kandungan inherent moisture serta kandungan hidrogen dalam briket. 5. Kerapatan Semakin besar kerapatan bahan bakar maka laju pembakaran akan semakin lama. Dengan demikian briket yang mempunyai kerapatan yang besar memiliki laju pembakaran yang lebih lama dan nilai kalornya lebih tinggi dibandingkan dengan briket yang memiliki kerapatan lebih rendah, sehingga makin tinggi kerapatan briket semakin tinggi pula nilai kalornya [16] dan [17]. Universitas Sumatera Utara 17 Kualitas briket yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan standar mutu Jepang, Inggris, Amerika dan SNI yang ditunjukkan pada Tabel 2.5 berikut : Tabel 2.5 Nilai Standar Mutu Briket [18] No Sifat-sifat briket Jepang Inggris Amerika SNI 1 Kadar air Maks 8 Maks 4 Maks 6 Maks 8 2 Kadar zat volatil 15-30 Maks 16,4 19-28 Maks 15 3 Kadar abu Maks 7 Maks 10 Maks 16 Maks 10 4 Kerapatan grcm 3 1,0-1,2 0,46-0,84 1,0-1,2 0,5-0,6 5 Nilai kalor kalgr 5.000-6.000 Min 5.870 4.000-6.500 Min 5.600 6 Kuat tekan kgcm 2 Min 60 Min 12,7 Min 62 Min 50 Tujuan dari pembriketan adalah untuk meningkatkan kualitas bahan sebagai bahan bakar, mempermudah penanganan dan transportasi serta mengurangi kehilangan bahan dalam bentuk debu pada proses pengangkutan.

2.6 KARBONISASI