LAJU PEMBAKARAN Pengaruh Variasi Perbandingan Eceng Gondok dan Tempurung Kelapa serta Variasi Kadar Perekat Tapioka Terhadap Karakteristik Briket

48 Kerapatan dipengaruhi oleh keseragaman campuranarang dengan perekat. Nilai kerapatan yang tinggi akanmempengaruhi nilai kalor pada briket. Namun, nilaikerapatan yang terlalu tinggi akan mengakibatkanbriket sulit terbakar, sedangkan briket yang mempunyai nilai kerapatan yang rendah akan lebihmudah terbakar karena rongga udaranya besar sehinggadapat dilalui oksigen dalam proses pembakaran. Briket dengan kerapatan yang rendah akan lebih cepathabis karena terlalu banyak rongga udara [18]. Peningkatan jumlah tempurung kelapa di dalam briket dapat memperluas ikatan antara partikel, sehingga dapat meningkatkan kerapatan briket karena ikatan antara serbuk arang menjadi lebih kompak [20]. Penambahan kadar perekat yang semakin tinggi akan menyebabkan briket mempunyai kerapatan yang semakin tinggi pula karena perekat akan masuk ke dalam pori-pori briket. Pada penelitian sebelumnya nilai kerapatan yang diperoleh pada briket dengan perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 10 : 90 menggunakan perekat tetes tebu yaitu sebesar 1,323 grcm 3 , pada perbandingan 30 : 70 nilai kerapatan yang diperoleh yaitu 1,299 grcm 3 dan untuk perbandingan 50 : 50 diperoleh nilai kerapatan sebesar 1,277grcm 3 [20]. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya maka briket yang diperoleh pada penelitian ini memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah. Dari hasil pengujian semua jenis briket yang diperoleh tidak memenuhi nilai kerapatan yang sesuai SNI 0,5-0,6 grcm 3 . Briket pada perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1 : 4 dengan perekat 15 telah memenuhi standar mutu kerapatan briket buatan Jepang dan Amerika 1,0-1,2 grcm 3 . Untuk standar mutu Inggris 0.46-0,85 grcm 3 semua briket tidak memenuhi standar.

4.7 LAJU PEMBAKARAN

Laju pembakaran pada briket dapat dipengaruhi oleh komposisi campuran bahan baku, kerapatan, dan nilai kalor dari briket. Laju pembakaran briket pada berbagai variasi eceng gondok dan tempurung kelapa serta variasi kadar perekat dapat dilihat pada Gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara 49 Gambar 4.7 Pengaruh Variasi Perbandingan Eceng Gondok dan Tempurung Kelapa Serta Variasi Perekat Tapioka Terhadap Laju Pembakaran Gambar 4.7 menunjukkan bahwa laju pembakaran briket yang dihasilkan antara 2,90x10 -3 – 4,00x10 -3 grdetik. Nilai laju pembakaran tertinggi dihasilkan pada briket dengan perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:1 dengan perekat 5.Nilai laju pembakaran terendah dihasilkan pada briket dengan perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat 15. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak tempurung kelapa dan kadar perekat tapioka di dalam briket maka akan semakin lama waktu pembakarannya sehingga laju pembakarannya semakin kecil. Hal ini disebabkan tempurung kelapa memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan eceng gondok.Semakin tinggi nilai kalor briket maka waktu pembakaran semakin lama. Selain itu, kadar perekat yang semakin tinggi meningkatkan nilai kerapatan. Semakin besar kerapatan dari briket maka semakin lama waktu pembakarannya, sebab semakin rapat briket maka rongga udara semakin kecil sehingga semakin sukar dilalui oksigen pada saat proses pembakaran. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian sebelumnya, nilai laju pembakaran briket yang terbuat dari eceng gondok dengan menggunakan perekat 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5 10 15 L aju P embaka ra n g rde ti k x 10 3 Kadar Perekat 1 : 1 1 : 2 1 : 3 1 : 4 Universitas Sumatera Utara 50 tapioka berkisar antara 61,8x10 -3 - 125,8x10 -3 grdetik [5]. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya maka briket yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan nilai laju pembakaran yang lebih rendah.Hal ini menunjukkan briket yang diperoleh pada peneltian ini lebih baik sebab waktu pembakarannya lebih lama dan nilai laju pembakrannya lebih rendah.

4.8 KUAT TEKAN