Uji Heteroskedastisitas Predictors: Constant, CRR, LLR, LAR, LDR, IPR, QR b. Dependent Variable: CAR

84 Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2005. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson D-W test. Hasil perhitungan uji Durbin Watson yang ada akan dibandingkan dengan nilai tabel dari Durbin Watson. Dasar pengambilan keputusannya adalah Nugroho, 2005:60: a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi. Untuk penelitian ini, hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut : 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .977 a .955 .902 4.631255 2.566

a. Predictors: Constant, CRR, LLR, LAR, LDR, IPR, QR b. Dependent Variable: CAR

Sumber: Output SPSS, 20 data diolah Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam uji Durbin-Watson test adalah sebagai berikut: Hasil perhitungan uji Durbin Watson yang diperoleh adalah sebesar 2.566 yang terletak antara –4 dan +4. Dari hasil perhitungan diatas, dapat dinyatakan bahwa penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi.

4.3.4. Uji Heteroskedastisitas

Universitas Sumatera Utara 85 Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan model yang baik adalah yang sifatnya homokedastisitas. Pengujian untuk melihat ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residual SRESID. Jika titik –titik pada scatterplot tersebut membentuk pola tertentu yang teratur misalnya bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka dapat diindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas yang dilakukan terhadap penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber: Output SPSS, 20 data diolah Universitas Sumatera Utara 86 Berdasarkan scatterplot diatas terlihat bahwa titik –titik menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas. Selain dengan analsiis scatterplot diatas, pengujian juga dilakukan terhadap model regresi untuk mengetahui ada tidaknya masalah heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glesjer. Analisis secara statistik ini diperlukan karena dari analisis scatterplot memiliki kelemahan yaitu jumlah sampel yang diamati akan mempengaruhi hasil ploting. Uji Glesjer ini dilakukan dengan meregress nilai absolut residual terhadap variabel independen. Untuk analisis lebih lanjut maka dapat dilihat dari hasil uji Glesjer pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Glesjer Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.689 2.890 .931 .395 LDR .053 .027 .692 1.915 .114 QR .023 .030 .323 .752 .486 IPR -.011 .037 -.114 -.283 .789 LAR -.024 .030 -.284 -.805 .457 LLR -.037 .086 -.176 -.424 .689 CRR -.032 .024 -.451 -1.318 .245

a. Dependent Variable: absut