Pengujian Hipotesis Ketiga Investing Policy Ratio Pengujian Hipotesis Keempat Loan to Asset Ratio

94 Semakin besar Quick Ratio semakin tinggi likuiditas perbankan tersebut yang berarti Quick ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan mengalami kesulitan kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang Menurut Dendawijaya, 2006:74. Aktiva yang sangat likuid mudah dicairkan atau diuangkan dengan utang lancar”.

4.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga Investing Policy Ratio

Variabel Investing Policy Ratio menunjukkan nilai koefisien sebesar 6.084 dengan tingkat signifikan 0.002 yang lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Investing Policy Ratio berpengaruh signifikan terhadap capital adequacy Ratio atau dengan kata lain H3 diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sefri, 2010 yang menunjukkan bahwa Investing Policy Ratio berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio. Kenaikan Investing Policy Ratio menunjukkan naiknya jumlah surat-surat berharga lebih besar dari kenaikan dana pihak ketiga, mengakibatkan naiknya pendapatan bunga atas surat-surat berharga tersebut. Kenaikan pendapatan surat berharga dapat meningkatkan laba bank. Dengan naiknya IPR Likuiditas Universitas Sumatera Utara 95 perbankan mengalami kenaikan sehingga penggunaan IPR yang tinggi diakibatkan bahwa salah satu perusahaan perbankan tidak memiliki salah satu bagian dari total deposito yaitu tabungan yang mengakibatkan jumlah deposito yang rendah sehingga mengasilkan IPR yang cenderung tinggi, hal ini terlihat dari perhitungan IPR dan CAR.

4.5.4. Pengujian Hipotesis Keempat Loan to Asset Ratio

Variabel Loan to Asset Ratio menunjukkan nilai koefisien sebesar 1.499 dengan tingkat signifikan 0.194 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Loan to Asset Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap capital adequacy Ratio atau dengan kata lain H4 ditolak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani, 2012 yang menunjukkan bahwa Loan to Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio. Menurut Muljono 2002:13 semakin tinggi Loan to Asset Ratio berarti likuiditas perusahaan perbankan mengalami penurunan dimana semakin besar rasio menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit terhadap para deposannya, Semakin besar kredit yang disalurkan maka semakin rendah risiko kredit yang akan dihadapi oleh bank karena kredit yang disalurkan didanai dengan kredit yang disalurkan. Menurut Dendawijaya 2005:45 LAR merupakan perbandingan seberpa besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya total asset yang dimiliki bank.

4.5.5. Pengujian Hipotesis Kelima Liquidity Risk Ratio