77 Sumber: Output SPPS, 20 data diolah
Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa:
1. Rata-rata Loan to Deposit Ratio LDR pada industri perbakan mengalami
penurunan dan peningkatan dari tahun 2010-2014. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Bank CIMB NIAGA adalah sebesar 91.672, sedangkan nilai
terendah dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk adalah sebesar 12.977. Peningkatan nilai LDR tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
jumlah kredit yang diberikan lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah dana yang dihimpun, sehingga akan memnyebabkan likuiditas perbankan
menurun. 2.
Rata-rata Quick Ratio QR pada industri perbankan pada periode 2010- 2014 menunjukkan bahwa Quick Ratio QR mengalami penurunan dan
peningkatan. Nilai QR tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Jawa Barat yaitu sebesar 100.462, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia AGRO NIAGA yaitu sebesar 24.828. Quick Ratio yang tinggi pada umumnya dianggap baik yang menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut mampu memenuhi kewajibannya terhadap para deposannya. Nilai rata-rata QR pada perusahaan perbankan tersebut menunjukkan bahwa
LDR 12
12.977 91.672
45.57425 24.986596
QR 12
24.828 100.462
54.98442 26.912786
IPR 12
17.614 88.309
49.63125 20.546869
LAR 12
11.401 79.779
51.88833 22.623565
LLR 12
11.816 43.893
24.28267 9.140825
CRR 12
11.75 87.56
41.6699 27.05205
CAR 12
12.452 58.144
26.19108 14.787884
Valid N listwise 12
Universitas Sumatera Utara
78 perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya dengan baik terhadap
para deposannya. 3.
Rata-Rata Investing Policy Ratio IPR pada industri perbankan pada periode 2010-2014 mengalami fluktuasi dan meningkat. Nilai IPR tertinggi
dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia AGRO NIAGA, Tbk adalah sebesar 88.309, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Tabungan
Negara adalah sebesar 17.614. kenaikan IPR ini menunjukkan bahwa kenaikan jumlah surat berharga lebih besar dari kenaikan dana pihak ketiga
yang mengakibatkan naiknya pendapatan bunga atas surat berharga tersebut. Dimana kenaikan pendapatan surat berharga ini dapat meningkatkan laba
bank, sehingga modal bank akan meningkat dan CAR ikut mengalami peningkatan. Dimana dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebus
mempunyai likuiditas yang baik dalam memenuhi setiap kewajibannya kepada para deposannya.
4. Rata-rata Loan to Asset Ratio LAR pada industri perbankan pada periode
2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai LAR tertinggi dimiliki oleh PT.Bank Tabungan Negara, Tbk adalah sebesar 79.779,
sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk adalah sebesar 11.401. Loan to Asset Ratio LAR digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas perbankan. Dimana semakin tinggi LAR menunjukkan tingkat likuiditasnya semakin rendah karena jumlah asset yang
diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. 5.
Rata-rata liquidity risk ratio LLR pada industri perbankan periode 2010- 2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai LLR tertinggi dimiliki oleh
Universitas Sumatera Utara
79 PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk adalah sebesar 43.893, sedangkan nilai
terendah dimiliki oleh PT. Bank OCBC NISP, Tbk adalah sebesar 11.75. LLR yang tinggi menunjukkan bahwa kondisi perusahaan baik dimana
ketika LLR tinggi maka pihak bank mampu memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo terhadap deposannya dan mengindikasikan bahwa bank cukup
liquid untuk memenuhi kebutuhan operasional harian yaitu penarikan oleh nasabah. Rata-rata liquidity risk ratio pada industri perbankan dapat
dikatakan cukup baik dimana bahwa nilai rata-rata tersebut mengalami peningkatan dan juga mengalami penurunan tetapi penurunan tersebut tidak
terlalu rendah karena perusahaan masih mampu mengelola likuiditasnya dengan baik sehingga kewajiban-kewajibannya masih terpenuhi.
6. Rata-rata Credit Risk Ratio CRR pada industri perbankan pada periode
2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai tertinggi dimiliki oleh 75PT. Bank Negara Indonesia, Tbk adalah sebesar 87.56, sedangkan nilai
terendah dimiliki oleh PT. Bank OCBC NISP, Tbk adalah sebesar 11. Kenaikan nilai rata-rata pada CRR ini desebabkan bahwa perusahaan
mengalami kredit bermasalah. Dimana resiko kredit terjadi bila nasabah debitur gagal mengembalikan sebagian atau seluruh kredit yang diterima
dari bank, dan pada gilirannya akan digolongkan pada kredit bermasalah. Semakin besar nilai CRR maka semakin besar risiko yang akan dihadapi dan
sebaliknya semakin kecil rasio ini maka semakin rendah risiko yang akan dihadapi bank tersebut.
7. Rata-rata Capital Adequacy Ratio CAR pada industri perbankan periode
2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai CAR tertinggi
Universitas Sumatera Utara
80 dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia AGRO NIAGA, Tbk adalah
sebesar 58.144, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Jawa Barat, Tbk adalah sebesar 12.452. Perkembangan CAR pada perusahaan perbankan
menunjukkan perkembangan yang baik dimana rata-rata CAR dari 12 perbankan selama 5 tahun 2010-2014 berada di atas 8 sesuai dengan
syarat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas