87.56 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

77 Sumber: Output SPPS, 20 data diolah Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa: 1. Rata-rata Loan to Deposit Ratio LDR pada industri perbakan mengalami penurunan dan peningkatan dari tahun 2010-2014. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Bank CIMB NIAGA adalah sebesar 91.672, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk adalah sebesar 12.977. Peningkatan nilai LDR tersebut disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kredit yang diberikan lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah dana yang dihimpun, sehingga akan memnyebabkan likuiditas perbankan menurun. 2. Rata-rata Quick Ratio QR pada industri perbankan pada periode 2010- 2014 menunjukkan bahwa Quick Ratio QR mengalami penurunan dan peningkatan. Nilai QR tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Jawa Barat yaitu sebesar 100.462, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia AGRO NIAGA yaitu sebesar 24.828. Quick Ratio yang tinggi pada umumnya dianggap baik yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya terhadap para deposannya. Nilai rata-rata QR pada perusahaan perbankan tersebut menunjukkan bahwa LDR 12 12.977 91.672 45.57425 24.986596 QR 12 24.828 100.462 54.98442 26.912786 IPR 12 17.614 88.309 49.63125 20.546869 LAR 12 11.401 79.779 51.88833 22.623565 LLR 12 11.816 43.893 24.28267 9.140825 CRR 12

11.75 87.56

41.6699 27.05205 CAR 12 12.452 58.144 26.19108 14.787884 Valid N listwise 12 Universitas Sumatera Utara 78 perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya dengan baik terhadap para deposannya. 3. Rata-Rata Investing Policy Ratio IPR pada industri perbankan pada periode 2010-2014 mengalami fluktuasi dan meningkat. Nilai IPR tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia AGRO NIAGA, Tbk adalah sebesar 88.309, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara adalah sebesar 17.614. kenaikan IPR ini menunjukkan bahwa kenaikan jumlah surat berharga lebih besar dari kenaikan dana pihak ketiga yang mengakibatkan naiknya pendapatan bunga atas surat berharga tersebut. Dimana kenaikan pendapatan surat berharga ini dapat meningkatkan laba bank, sehingga modal bank akan meningkat dan CAR ikut mengalami peningkatan. Dimana dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebus mempunyai likuiditas yang baik dalam memenuhi setiap kewajibannya kepada para deposannya. 4. Rata-rata Loan to Asset Ratio LAR pada industri perbankan pada periode 2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai LAR tertinggi dimiliki oleh PT.Bank Tabungan Negara, Tbk adalah sebesar 79.779, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk adalah sebesar 11.401. Loan to Asset Ratio LAR digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perbankan. Dimana semakin tinggi LAR menunjukkan tingkat likuiditasnya semakin rendah karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. 5. Rata-rata liquidity risk ratio LLR pada industri perbankan periode 2010- 2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai LLR tertinggi dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara 79 PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk adalah sebesar 43.893, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank OCBC NISP, Tbk adalah sebesar 11.75. LLR yang tinggi menunjukkan bahwa kondisi perusahaan baik dimana ketika LLR tinggi maka pihak bank mampu memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo terhadap deposannya dan mengindikasikan bahwa bank cukup liquid untuk memenuhi kebutuhan operasional harian yaitu penarikan oleh nasabah. Rata-rata liquidity risk ratio pada industri perbankan dapat dikatakan cukup baik dimana bahwa nilai rata-rata tersebut mengalami peningkatan dan juga mengalami penurunan tetapi penurunan tersebut tidak terlalu rendah karena perusahaan masih mampu mengelola likuiditasnya dengan baik sehingga kewajiban-kewajibannya masih terpenuhi. 6. Rata-rata Credit Risk Ratio CRR pada industri perbankan pada periode 2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai tertinggi dimiliki oleh 75PT. Bank Negara Indonesia, Tbk adalah sebesar 87.56, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank OCBC NISP, Tbk adalah sebesar 11. Kenaikan nilai rata-rata pada CRR ini desebabkan bahwa perusahaan mengalami kredit bermasalah. Dimana resiko kredit terjadi bila nasabah debitur gagal mengembalikan sebagian atau seluruh kredit yang diterima dari bank, dan pada gilirannya akan digolongkan pada kredit bermasalah. Semakin besar nilai CRR maka semakin besar risiko yang akan dihadapi dan sebaliknya semakin kecil rasio ini maka semakin rendah risiko yang akan dihadapi bank tersebut. 7. Rata-rata Capital Adequacy Ratio CAR pada industri perbankan periode 2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai CAR tertinggi Universitas Sumatera Utara 80 dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia AGRO NIAGA, Tbk adalah sebesar 58.144, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank Jawa Barat, Tbk adalah sebesar 12.452. Perkembangan CAR pada perusahaan perbankan menunjukkan perkembangan yang baik dimana rata-rata CAR dari 12 perbankan selama 5 tahun 2010-2014 berada di atas 8 sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas