Analisis Regresi Linier Berganda

d. Pada pertanyaan 4, tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, yang menyatakan kurang setuju sebesar 4 responden, setuju sebesar 46 responden, dan sangat setuju sebesar 30 responden. e. Pada pertanyaan 5, tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden yang menyatakan tidak setuju, kurang setuju sebesar 6 responden, setuju sebesar 28 responden, dan sangat setuju sebesar 44 responden.

4.2.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode ini berfungsi untuk mengetahui pengaruhhubungan antara variabel independent komponen komunikasi dan gaya kepemimpinan dan variabel dependent Kinerja karyawan akan menggunakan multiple regression analysis. Seluruh variabel akan dimasukkan kedalam analisis untuk mengetahui apakah variabel dependent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang BLUE Best Linier Unbiased Estimation atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu : 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti derdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal karena terdapat nilai eksterm data yang diambil. Pada uji ini ada dua cara yang dapat digunakan, yaitua: Universitas Sumatera Utara a. Analisis Grafik Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : • Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. • Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut hasil analisis grafik P-Plot uji normalitas Gambar 4.1 : Uji Normal P-Plot Of Regression Standardized Residual Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 2011 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xp ec te d C um P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: hasil belajar Dependent Variable : Kinerja Karyawan Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. b Analisis Statistik Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Z, Z tabbel atau nilai asymp.sig 2-tailed Alpa maka data dinyatakan berdistribusi normal. Cara pengambilan keputusan : a Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. b Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Tabel 4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 80 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.02197255 Most Extreme Differences Absolute .097 Positive .076 Negative -.097 Kolmogorov-Smirnov Z .868 Asymp. Sig. 2-tailed .438 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data . Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa pada baris Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,438 atau probabilitas di atas 0,05 0,438 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaanperbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi karena terjadi perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah a Analisis Grafik dengan melihat pola pada grafik Scatterplot. Cara pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a. Jika grafik Scatterplot yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika grafik Scatterplot tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara c. Gambar 4.2 : Uji grafik Scatterplot Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 2011 Gambar 4.2 menunjukkan bahwa grafik Scatterplot tidak membentuk suatu pola atau acak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak mengalami gangguan heterokesdatisitas, sehingga model regresi layak dipakai. b Analisis Statistik Uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan Uji Glejser. Cara pengambilan keputusan : a Jika probabilitas 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. b Jika probabilitas 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Regression Studentized Residual 1 -1 -2 -3 R eg re ss io n S ta nd ar di ze d P re di ct ed V al ue 4 3 2 1 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: hasil belajar Dependent Variable : Kinerja Karyawan Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Uji Glejser Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Model B Std. Error Beta B Std. Error 1 Constant 3,787 2,247 1,685 ,104 Komunikasi ,041 ,137 ,055 ,299 ,767 Gaya Kepemimpinan -,091 ,055 -,331 -1,661 ,109 a Dependent Variable: Absut Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 2011 Tabel 4.11 memperlihatkan kolom Sig.Significance koefeisien regresi adalah 0,767 dan 0,109 atau probabilitas lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya terdapat korelasi linear sempurna atau pasti di antara dua atau lebih variabel independen. Artinya multikolinearitas menyebabkan standar deviasi masing-masing koefisien regresi akan sangat besar sehingga membuat bias tingkat signifikan pengaruh variabel dependen. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas VIF adalah 5, artinya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya disimpulkan terjadinya multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Komunikasi Gaya Kepemimpinan ,977 ,977 1,023 1,023 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 2011 Tabel 4.12 memperlihatkan semua nilai variabel independent memiliki nilai Tolerance 0,1 dan VIF 5. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.4 Uji Goodness of Fit R