Tindakan Pembelajaran Siklus I

Gambar 2 Proses pembelajran matematika pada penelitian pendahuluan Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas tersebut digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada siklus I nanti.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus 1 merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran tahap ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Pada tindakan pembelajaran siklus I sub pokok bahasan yang disampaikan yaitu menjelaskan pengertian, sifat-sifat serta menurunkan, menghitung rumus keliling dan luas bangun datar persegi panjang, persegi, jajargenjang dan belah ketupat. a. Tahap Perencanaan Tahap Perencanan ini peneliti berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru matematika untuk mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun sebelumnya untuk disesuaikan dengan kondisi kelas penelitian sehingga peneliti dapat melaksanakan setiap tindakan pembelajaran sesuai dengan sebagaimana mestinya. Sebelum proses pembelajaran disepakati bahwa guru matematika kelas bertindak sebagai kolaborator dan peneliti sebagai guru, peneliti menyusun dan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, membuat instrumen-instrumen penelitian atau lembar Ovservasi sikap positip siswa terhadap pelajaran matematika, alat dokumentasi, membuat jurnal harian untuk tiap pertemuan. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Semua persiapan ini peneliti lakukan sendiri agar dapat menerapak model pembelajaran Advance Organizer rencana pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di SMP N 3 Ciputat. Lembar Kerja Siswa LKS dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu proses pembelajaran agar model pembelajaran Advance Organizer bisa lebih terarah. Lembar observasi digunakan untuk mengukur sikap positip siswa terhadap pelajaran matematika selama proses pembelajaran berlangsung yang menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui apakah sikap siswa terhadap proses belajaran matematika meningkat atau sebaliknya. Lembaran observasi sikap positif siswa ini dilakukan pada setiap pertemuan yang diisi langsung oleh observator. Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer ini dapat meningkatkan sikap positif siswa dalam pelajaran matematika, target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mengalami peningkatan sikap positip siswa terhadap pelajaran matematika, dan siswa memiliki respon yang positif terhadap model pembelajaran Advance Organizer yang dilaksanakan di kelas VII -4. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam lima kali pertemuan yang terdiri dari empat kali pertemuan untuk memberikan materi dan satu kali pertemuan untuk tes siklus 1 dengan alokasi waktu 2x40 menit tiap pertemuannya, yang berlangsung tiap Rabu dan Kamis, mulai tgl 14 April sd 5 Mei 2010 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP siklus I dapat dilihat Terlampir halaman 106. 1 Pertemuan Pertama Rabu, 14 April 2010 Pertemuan pertama pokok bahasa yang akan dipelajari persegi panjang yang dibahas adalah tentang pengertian persegi panjang, sifat-sifat persegi panjang serta menurunkan rumus keliling dan luas persegi panjang. Pada pertemuan pertama ini, seluruh siswa hadir di kelas. Guru mata pelajaran hadir sebagai observer untuk mengamati dan mengisi lembaran observasi yang telah disediakan dan memberikan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung, kemudian diisi pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang sikap siswa terhadap proses pembelajaran serta perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Observer juga mengoreksi tugas rumah yang telah dikumpulkan oleh siswa yang sebelumnya sudah diberikan tugas. Kegiatan pembelajaran selanjutnya, peneliti memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penerapan model pembelajaran Advance Organizer dan memperagakan langkah-langkah yang terdapat pada pembelajaran tersebut serta menjelaskan bahwa model pembelajaran Advance Organizer ini, struktur pengajaranya atau model pengajaranya dibagi atas tiga tahap kegiatan yaitu, tahap pertama, penyajian materi awal, dimana guru memotivasi siswa untuk mempelajari kembali materi- materi pendukung serta contoh-contohnya yang ada kaitannya dengan materi utama. Pada saat proses pembelajaran ini masih banyak yang bingung karena model pembelajaran ini belum pernah diterpkan sebelumnya dan sebagian siswa masih banyak yang ribut. Proses pembelajaran selanjutnya, peneliti memberikan materi pembelajaran materi utama tentang persegi panjang. Pada penyajian materi utama, peneliti menjelaskan dan membimbing siswa memahami materi utama beserta contoh yang diiringi dengan siswa melakukan aktifitas memperhatikan, bertanya, membaca dan mengerjakan LKS 1 Terlampir halaman 122. Pada saat mengerjakan LKS 1 peneliti bersama observer berkeliling untuk memantau pekerjaan siswa. Sebagian siswa ada yang ribut ketika mengerjakan LKS 1. Namun, sebagian siswa ada yang terlihat antusias dan aktif bertanya kepada peneliti, apa saja yang mereka tidak mengerti walaupun kelas menjadi berisik. Observer berusaha menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas tersebut. Pada saat siswa bertanya kepada peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada siswa tersebut agar siswa menjadi paham. Beberapa siswa mulai terlihat sibuk mengerjakan soal pada lembar tugas tersebut. Namun sebagian siswa masih ada yang mencontoh ketemanya, ada juga beberapa siswa yang hanya mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, walaupun sudah ditegur berulang-ulang siswa hanya diam sejenak tetapi tetap mengulanginya. Akhirnya peneliti mendampingi siswa tersebut untuk mengerjakan tugasnya. Berikut ini kutipan dialog antara peneliti dengan siswa pada saat mengerjakan soal latihan. Peneliti : Dari beberapa soal latihan yang bapak berikan no berapakah yang sulit dikerjakan? Siswa : No lima pak Kebanyakan siswa menjawab no 5 tidak mengerti. Peneliti : Siapakah yang bisa mengerjakan no lima? Siswa : Saya bisa mengerjakan no lima bapak salah seorang siswa mengajukan diri. Peneliti : Silahkan mengerjakan didepan kelas soal tersebut dibahas secara bersama. Soalnya : Halaman sekolah berbentuk persegi panjang, jika panjang halaman dua kali lebarnya dan kelilingnya 48 m, hitunglah a. Berapakah panjang dan lebar halaman ? b. Berapakah luas halaman tersebut ? Jawabanya : Panjang dua kali lebar Misalnya lebar = l makanya panjangnya = 2l Keliling = 48m Maka K = 2 p + l = 48 2 2l + l = 48 2 3l = 48 6l =48 l = 48:6 = 8 m jadi lebar = 8 m panjang = 2 x 8 = 16 m luas = p x l = 6 x 16 =96m 2 Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti, dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari. Kemudian peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Peneliti juga memberi tugas untuk membaca materi tentang persegi. Terakhir peneliti memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil pengamatan 10 indikator yang di amati oleh observator pada pertemuan pertama terhadap 40 siswa. Persentase indikator yang paling sedikit adalah 50 siswa yang berani mengemukan pendapat, 55 siswa memusatkan perhatian dalam belajar matematika, 56,66 siswa mengerjakan pekerjaan rumah matematika yang diberikan oleh guru, 57,5 siswa mengikuti pelajaran matematika dari awal hingga akhir, 58,33 siswa tidak mengerti bertanya kepada Guru, 60 siswa antusias terhadap pelajaran matematika yang mudah dan berulang, 60 siswa mengerjakan tugaslatihan yang diberikan guru, 60,83 siswa mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran matematika yang sedang dipelajari. 62,5 siswa membuat catatan setiap belajar, 69,16 siswa mempunyai kesiapan mengikiti pelajaran matematika. 2. Pertemuan kedua Kamis, 15 April 2010 Peneliti mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa yang masuk dan siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa hadir. Pertemuan kedua ini pokok bahasa yang akan dipelajari persegi yang dibahas adalah tentang pengertian persegi, sifat-sifat persegi, serta menurunkan rumus keliling dan luas persegi. Guru mata pelajaran hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung, kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran selanjutnya, peneliti memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penerapan model pembelajaran Advance Organizer, dimana proses pembelajaranya sama dengan pembelajaran sebelumnya. Peneliti memotivasi siswa untuk mempelajari kembali materi-materi pendukung serta contoh-contohnya yang ada kaitannya dengan materi utama. Pada materi ini yang dibahas adalah tugas rumah yang sebetulnya ada kaitanya dengan materi utama. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa siapa yang berani mengerjakan di depan kelas, ternyata kebanyakan siswa masih malu-malu untuk mengerjakannya, peneliti akhirnya menyuruh salah satu siswa yang berani mengerjakan didepan kelas dan memberikan kata pujian kepada siswa tersebut. Kegiatan pembelajaran selanjutnya, peneliti menjelaskan dan membimbing siswa memaham materi utama beserta contoh yang diiringi dengan siswa melakukan aktifitas memperhatikan, bertanya, membaca dan mengerjakan LKS 2 Terlampir halaman 127. Pada saat mengerjakan LKS 2 peneliti bersama observer berkeliling untuk memantau pekerjaan siswa. Sebagian siswa masih saja ada yang ribut ketika mengerjakan LKS 2. Namun, sebagian siswa antusias dan aktif bertanya kepada peneliti apa saja yang mereka tidak mengerti walaupun kelas menjadi berisik. Observer berusaha menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas tersebut. Pada saat siswa bertanya kepada peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada siswa tersebut agar siswa menjadi paham. Beberapa siswa mulai terlihat sibuk mengerjakan soal pada lembar tugas tersebut. Namun sebagian siswa masih ada yang mencontek ketemanya, ada juga beberapa siswa yang hanya mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, walaupun sudah ditegur berulang-ulang, siswa hanya diam sejenak tetapi tetap mengulanginya. Akhirnya peneliti mendampingi siswa tersebut untuk mengerjakan tugasnya. Berikut ini kutipan dialog antara peneliti dengan siswa pada saat mengerjakan soal latihan. Siswa : Bapak. No empat susah banget, g ngerti pak? Peneliti : Siapakah yang bisa mengerjakan no empat? Siswa : G ada yang bisa mengerjakan no empat pak Peneliti :Kalau begitu kita kerjakan bersama-sama y, coba perhatikan soalnya baik-baik. Soalnya : Pada persegi ABCD panjang AB = 3x-5 cm dan CD = 2x+2 cm. hitunglah : a. Keliling ABCD b. Luas ABCD Jawabanya a. Dik panjang AB = 3x-5 cm dan CD = 2x+2 cm. 3x – 5 = 2x + 2 3x-2x = 2 + 5 x = 7 jadi AB = 3x 7-5= 16cm karna persegi jadi 2x7 + 2 = 16cm keliling ABCD = 4 x s = 4 x 16 = 64 cm luas ABCD = s 2 = 16 2 = 256m 2 Peneliti : Apakah semua sudah paham ? Siswa : Sudah pak Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti, dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari. Kemudian peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Peneliti juga memberi tugas, serta menyuruh siswa untuk membaca materi tentang jajargenjang. Terakhir peneliti memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa. Pada pertemuan kedua ini sikap siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah walaupun sudah ada peningkatan dari pertemuan pertama, bisa dilihat dari persentasi setiap indikator yang di amati oleh observator, persentase indikatornya adalah 63,33 siswa mempunyai kesiapan mengikuti pelajaran matematika. 58,33 siswa mengerjakan pekerjaan rumah matematika yang diberikan oleh guru. 63,33 siswa mengikuti pelajaran matematika dari awal hingga akhir. 65,83 siswa antusias terhadap pelajaran matematika yang mudah dan berulang. 66,66 siswa mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran matematika yang sedang dipelajari. 65 siswa mengerjakan tugaslatihan matematika yang diberikan guru. 64,16 siswa memusatkan perhatian dalam belajar matematika. 63,33 siswa membuat catatan setiap belajar matematika. 59,16 siswa tidak mengerti bertanya kepada guru. 63,33 siswa berani mengemukakan pendapat. 3. Pertemuan Ketiga Rabu 28 April 2010 Pada pertemuan ketiga ini terlebih dahulu peneliti mengabsen siswa ternyata sudah tiga kali pertemuan semua siswa hadir 100. Sebelum masuk penyajian materi pelajaran, terlebih peneliti mengharapkan untuk mengumpulkan PR serta menayakan kepada siswa siapa yang belajar di rumah tentang materi yang akan dipelajari tentang pengertian, sifat-sifat, serta keliling dan luas jajargenjang, dengan memberikan kata pujian bagi siswa yang belajar di rumah. Siswa sudah mulai mengerti tentang pembelajaran Advance Organizer, dimana peneliti memotivasi siswa untuk mempelajari kembali materi-materi pendukung atau materi sebelumya serta contoh- contoh yang ada kaitannya dengan materi utama. Pada bagian ini siswa melakukan aktifitas berupa mendengar, bertanya, dan mengerjakan latihan yang diberikan peneliti yang berkenan dengan materi sebelumnya atau materi telah dipelajari siswa sebelumnya. Kegiatan pembelajaran selanjutnya, peneliti menjelaskan dan membimbing siswa memaham materi jajargenjang beserta contoh yang diiringi dengan siswa melakukan aktifitas memperhatikan, bertanya, membaca dan mengerjakan LKS 3 Terlampir halaman 132. Pada saat mengerjakan LKS 3 peneliti bersama observer berkeliling untuk memantau pekerjaan siswa karena masih ada sebagian siswa yang tidak serius untuk mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Keadaan kelas pada saat itu tidak seribut pertemuan-pertemuan yang sebelumnya. Sebagian siswa ada yang antusias dan aktif bertanya kepada peneliti, apa saja yang mereka tidak mengerti walaupun kelas menjadi berisik. Observer tetap saja berusaha menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas tersebut. Pada saat siswa bertanya kepada peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada siswa tersebut agar siswa menjadi paham. Beberapa siswa mulai terlihat sibuk mengerjakan soal pada lembar tugas tersebut. Namun sebagian siswa masih ada yang mencontoh ketemanya dengan alasan yang bermacam-macam ada juga beberapa siswa yang hanya mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, walaupun sudah ditegur berulang-ulang, siswa hanya diam sejenak tetapi tetap mengulanginya. Peneliti mendampingi siswa yang kurang paham tentang tugas yang diberikan. Setelah itu peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang suka ribut untuk mempersentasikan tuganya di depan kelas. Peneliti : taufiq nama siswa kamu yang sering ribut serta menggu teman tolong kerjakan latihan no 1 Siswa : Bukan saya yang mulai duluan gangu andi pak, tapi andi duluan pak yang sering ganggu saya, jadi yang mengerjakan soal no 1 andi. Peneliti : Sekarang yang mengerjakn soal no 1 taufiq, karena taufiq sudah selesai, taufiq pasti bisa mengerjakanya. Siswa : Tulisan saya jelek pak, jadi malu. Peneliti : G usah malu, yang penting berani dan yakin pasti bisa mengerjakanya. karena taufig pintar. Siswa : Taufig tertawa karena dibilang pintar dan dia pun mengerjakan didepan kelas. Soalnya Gambar dibawah ini adalah jajargenjang PQRS. S R P Q Tentukan: a. 2 buah pasang sisi yang sama panjang ? b. 2 buah pasang sisi yang sejajar ? c. 2 buah garis yang merupakan diagonal jajargenjang PQRS? d. 2 pasang sudut-sudut yang berhadapan sama besar? e. 4 pasang sudut-sudut yang berdekatan saling berpelurus? jawab. a. Dua pasang sisi yang sama panjang PQ = SR SP = RQ b. 2 pasang sisi yang sejajar PQ.SR SP.RQ. c. 2 buah garis yang merupakan diagonal jajargenjang PQRS PR dan SQ d. 2 pasang sudut yang berhadapan sama besar u  P = u  R u  S. = u  Q e. 4 pasang sudut yang berdekatan saling berpelurus u  P + u  Q. = u  P. + u  S . = u  Q. + u  R. = u  R . + u  S. = 180. Peneliti : memberikan kata pujian kepada taufiq karna sudah berani mengerjakan tugas didepan kelas dengan benar. Siswa : benar kan pak, saya ternyata bisa mengerjakn dengan benar. Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti, dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari. Kemudian peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Peneliti juga memberi tugas, serta menyuruh siswa untuk membaca materi tentang belahketupat. Terakhir peneliti memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa. Pertemuan ketiga yang di amati oleh observator terhadap 40 siswa. Persentase indikatornya adalah 81,66 siswa mempunyai kesiapan mengikuti pelajaran matematika. 72,50 siswa mengerjakan pekerjaan rumah matematika yang diberikan oleh guru. 75,83 siswa mengikuti pelajaran matematika dari awal hingga akhir. 75,00 siswa antusias terhadap pelajaran matematika yang mudah dan berulang. 70,00 siswa mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran matematika yang sedang dipelajari. 67,50 siswa mengerjakan tugaslatihan matematika yang diberikan guru. 66,66 siswa memusatkan perhatian dalam belajar matematika. 66,66 siswa membuat catatan setiap belajar matematika. 63,33 siswa tidak mengerti bertanya kepada guru. 52,50 siswa berani mengemukakan pendapat. 4. Pertemuan Keempat Kamis 29 April 2010 Pada pertemuan keempat ini terlebih dahulu peneliti mengabsen siswa ternyata pertemuan keempat ini semua siswa hadir 100. Sebelum masuk penyajian materi pelajaran, terlebih dahulu guru menayakan kepada siswa siapa yang belajar di rumah tentang materi yang akan dipelajari dengan memberikan kata pujian bagi siswa yang belajar di rumah, serta yang mengumpulkan PR. Seperti biasa peneliti memberikan motivasi siswa untuk mempelajari kembali materi-materi pendukung atau materi sebelumnya, serta contoh-contoh yang ada kaitannya dengan materi utama. Siswa sudah begitu mengerti tentang model pembelajaran Advance Organizer sehingga peneliti tidak perlu banyak menjelaskan kepada siswa. Pada tahap ini siswa dimintak mengerjakan soal latihan tahap pertama, dimana soal tahap pertama ini mencakup materi yang telah dipelajarinya. Peneliti memberikan LKS 4 Terlampir halaman 136 kepada masing-masing siswa. Setiap siswa harus membaca dengan cermat LKS 4 tersebut, siswa terlihat sungguh-sungguh mengerjakan tugasnya sudah mulai terlihat. Ovservator juga juga mengamati siswa yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan. Disela-sela mengerjkan tugas timbul pertanyaan dari seorang siswa yang kurang paham dengaan soal yang terdapat pada LKS 4, berikut pertanyaannya: Siswa ; ”Pak, soal no lima g ngerti pak, caranya gimana?”. Soalnya: Bangun KLMN adalah belah ketupat dengan OM = 12 cm dan ON = 16 cm ,tentukanlah : Keliling dan Luas belah ketupat Peneliti : Pertama kita bikin skesta belah ketupat, kemudian untuk menentukan panjang salah satu sisi belah ketupat digunakan teorema pythagoras. Karena panjang setiap sisi belah ketupat merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku maka. . MN = 2 + 2 = 12 2 + 16 2 = 144 + 256 = 400 = 20 Keliling belah ketupat KLMN = 4 x MN Jadi, keliling belah ketupat = 4 x 20 =80 cm Peneliti : Kalau kita mencari luasnya sekarang tinggal masukin rumusnya, mengerti kan. Siswa : Jadi rumus luas belah ketupat 1 2 � � , y pak.? = 1 2 � 12 + 2 � 16 + 16 = 1 2 � 24 � 32 = 384 cm 2 Peneliti : Iya benar sekali Ternyata tidak hanya seorang siswa saja yang belum mengerti tentang soal yang terdapat pada LKS 4 no lima, siswa-siswa lainpun juga tidak paham. Tetapi setelah guru menjelaskan, siswa menjadi mengerti dan mulai melanjutkan aktivitasnya lagi. Sebagian Siswa mulai sibuk mengerjakan tugas yang belum selesai. Terlihat siswa tidak mengalami kesulitan lagi pada saat mengerjakan soal latihan yang lainya. Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari ini. Penelitipun memberitahukan kepada siswa bahwa hari Rabu, 05 Mai 2010 akan diadakan tes siklus 1. Siswa harus lebih giat belajar agar tes siklus 1 nanti mendapat nilai yang baik. Terakhir peneliti memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa. Pada pertemuan keempat persentase indikatornya adalah 81,66 siswa mempunyai kesiapan mengikiti pelajaran matematika. 72,50 siswa mengerjakan pekerjaan rumah matematika yang diberikan oleh guru. 75,83 siswa mengikuti pelajaran matematika dari awal hingga akhir. 75,00 siswa antusias terhadap pelajaran matematika yang mudah dan berulang. 70,00 siswa mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran matematika yang sedang dipelajari . 67,50 siswa mengerjakan tugaslatihan matematika yang diberikan guru. 66,66 siswa memusatkan perhatian dalam belajar matematika. 66,66 siswa membuat catatan setiap belajar matematika. 63,33 siswa tidak mengerti bertanya kepada guru. 52,50 siswa berani mengemukakan pendapat. 5. Pertemuan Kelima Rabu 5 Mei 2010 Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memeriksa absensi siswa, dan semua siswa hadir. Pertemuan kali ini akan dilaksanakan tes akhir siklus 1. Tes ini berbentuk soal essay yang telah di uji validitas isinya, soal berjumlah 6 yang terdiri dari mencari luas dan keliling persegi, persegi panjang, jajargenjang dan belah ketupat. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Sebelum dilaksanakan tes, 10 menit dilakukan review sekilas materi yang sudah diajarkan dan membahas kesulitan-kesulitan yang masih ada. Tes ini dilaksanakan selama 70 menit. Selama proses berlangsung, suasanapun menjadi sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang masih mencontoh dengan teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini ovservator tidak memberikan penilian pada lembaran pengamatan sikap siswa selama proses pembelajaran dan pada pertemuan ini siswa tidak diberikan lembar jurnal harian. c. Tahap Observasi dan analisis Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersama dengan pelaksanaan tindakan. Guru kelas observer melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan model pembelajaran Advance Organizer dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil pengamatan sikap siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel IV.I berikut: Tabel IV.1 Hasil Observasi Sikap Positif Siswa pada Siklus I No Indikator yang diamati Rata –rata setiap pertemuan Persentase 1 2 3 4 1 Siswa mempunyai kesiapan mengikuti pelajaran matematika. 69,17 63,33 81.67 89.17 75.83 2 Siswa mengerjakan pekerjaan rumah matematika yang diberikan oleh peneliti. 56.67 58.33 72.5 90 69,38 3 Siswa mengikuti pelajaran matematika dari awal hingga akhir. 57.5 63.33 75.83 90.83 71.88 4 Siswa antusias terhadap pelajaran matematika yang mudah dan berulang. 60 65.83 75 86.67 71.88 5 Siswa mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran matematika yang sedang dipelajari. 60,83 66.67 70 76,67 68.54 6 Siswa mengerjakan tugaslatihan matematika yang diberikan peneliti. 60 65 67.5 80 68.13 7 Siswa memusatkan perhatian dalam belajar matematika. 55 64.17 66.67 75.83 64.42 8 Siswa membuat catatan setiap belajar matematika. 62.5 63.33 66.67 70.83 65.83 9 Jika siswa tidak mengerti bertanya kepada peneliti. 58.33 59,17 63,33 59.17 60 10 Siswa berani mengemukakan pendapat. 50.83 63,33 52,5 50,83 54,38 Rata – rata total sikap positif siswa 67,12 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa sikap siswa terhadap proses pelajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1. Siswa mempunyai kesiapan mengikuti pelajaran matematika. Rata –rata siswa yang mempunyai kesiapan mengikuiti pelajaran matematika mencapai 75.83. hal ini membuktikan bahwa siswa sudah ada kesiapan untuk belajar matematika. Aspek ini sudah baik walaupun masih ada sebagian siswa yang tidak mempunyai kesiapan untuk belajar misalkan siswa tidak membawa buku paket pelajaran matematika. 2. Siswa mengerjakan pekerjaan rumah matematika yang diberikan oleh peneliti. Untuk siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah, rata-rata persentase baru mencapai 69,38. Hal ini membuktikan bahwa siswa belum begitu sungguh-sungguh untuk mengerjakan pekerjaan rumah matematika tersebut, masih belum tepat waktu dan masih asal-asalan kalau mengerjakan dan sering tidak tepat waktu saat mengumpulkan. Aspek ini masih kurang karna belum tercapai 75 dan perlu rencana perbaikan di siklus II. 3. Siswa mengikuti pelajaran matematika dari awal hingga akhir Rata- rata persentase siswa yang mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir sampai selesai pada siklus 1 ini mencapai 71,88. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir karena siswa tidak ada lagi yang bolos, walaupu masih ada sebagian siswa yang tidak mengikuti pelajaran ini dengan baik karena masih ada yang mintak izin keluar kelas pada proses pembelajaran berlangsung. Aspek ini sudah menunjukkan adanya keinginan siswa untuk belajar matematika. 4. Siswa antusias terhadap pelajaran matematika yang mudah dan berulang. Rata-rata persentase siswa yang mempunyai rasa antusias terhadap pelajaran yang mudah dan berulang-ulang mencapai 71.88. Aspek ini sudah menunjukkan kreteria baik karena pada proses pembelajaran berlangsung antusias siswa sudah meningkat. 5. Siswa mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran matematika yang sedang dipelajari. Rata-rata persentase siswa yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran yang sedang dipelajari mencapai . 68,54 masih kurang karena siswa tidak begitu semangat untuk belajar pelajaran yang agak sulit, serta belum mencapai ketercapai indikator maka perlu perbaikan di siklus II. 6. Siswa mengerjakan tugas latihan matematika yang diberikan peneliti. Rata-rata persentase siswa yang mengerjakan LKS pada siklus I ini hanya 68,13. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mengerjakan dan membaca LKS belum begitu banyak dan masih banyak yang cuek terhadap LKS yang peneliti berikan. Apabila LKS muda, baru siswa mau mengerjakan dan siswa cepat putus asa apa mengerjakan LKS yang sulit dan lebih mengadalkan jawaban dari guru. Aspek ini perlu berbaikan di siklus II. 7. Siswa memusatkan perhatian dalam belajar matematika. Rata- rata persentase siswa yang memperhatikan peneliti pada saat menjelaskan materi pada siklus 1 ini sebanyak 64.22. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memperhatikan peneliti pada saat menjelaskan materi masih kurang baik, karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi, karena masih banyak siswa yang bercanda sama teman sebangkunya. Aspek ini perlu perbaikan pada siklus II. 8. Siswa membuat catatan setiap belajar matematika. Rata-rata persentase siswa yang membuat catatan materi yang peneliti sampaikan hanya mencapai 65,83. Dalam membuat catatan siswa dinyatakan masih kurang dan perlu berbaiakan di siklus ke II. 9. Jika siswa tidak mengerti bertanya kepada peneliti. Rata-rata persentase siswa mengajukan pertanyaan ketika siswa tidak mengerti pada saat proses belajar berlangsung hanya mencapai 60. Persentase ini masih kurang baik karena siswa belum banyak yang berani bertanya kepada peneliti, masih terlihat ada siswa yang masih malu dalam bertanya kepada peneliti. Aspek ini perlu perbaikan di siklus II. 10. Siswa berani mengemukakan pendapat. Rata-rata siswa yang beranai mengemukakan pendapat hanya 54.38. Hal ini menunjukan bahwa pada saat proses pelajar siswa belum berani mengemukakan pendapatnya dan percaya diri akan pendapatnya. Aspek ini perlu peningkatan di siklus II. Berdasarkan hasil observasi sikap siswa pada saat pembelajaran siklus I rata-rata sikap positif siswa yang diperoleh sebesar 67,12 . Masih banyak yang kurang, yakni sebagian siswa masih terlihat main- main, tidak peduli dan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan kata lain siswa tidak sungguh-sungguh memusatkan perhatiannya pada pelajaran, hanya beberapa orang saja yang mempunyai catatan setiap belajar matematika. Siswa juga belum berani memberikan pendapat hanya beberapa orang saja yang mau bertanya tentang pelajaran yang dianggap sulit, antusia belajar bisa dikatakan masih kuran baik. Ada juga siswa yang masih mencontek ketemanya pada saat mengerjakan latihan. Pada siklus I ini ada beberapa soal latihan yang belum dapat diselesaikan oleh siswa. Hal ini perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena sikap positif siswa belum mencapai 75. Pada siklus I ini sikap siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah dan perlu perbaiakan di siklus II. Selain lembar observasi, peneliti menggunakan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Advance Organizer pada siklus I ini. Berdasarkan hasil perhitungan, siswa yang memberi respon positif 55,625 , siswa yang memberi respon negatif 23,75, siswa yang bersikap netral 15, dan siswa yang tidak berkomentar sebanyak 5,625. Beberapa respon siswa terhadap tindakan pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I yang diperoleh dari jurnal harian siswa dapat dilihat pada tabel IV.2 berikut: Tabel IV.2 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Siklus I No Kategori Respon Siswa 1 Positif - Pelajaran jadi lebih mudah dipahami. - Pembelajaran cukup menarik karena belum pernah diterapkan guru. - Menjadi berani tampil di depan kelas. - Belajar jadi lebih bersemangat. - Pembelajaran lebih menyenangkan. - Menjadi berani mengemukakan pendapat. - Belajar menjadi lebih santai dan tidak tegang. Mengingatkan kita pada pelajaran sebelumnya. 2 Netral - Biasa-biasa saja. - Soal LKS ada yang susah dan gampang. 3 Negatif - Tidak seru. - Membosankan. - Sulit dan berbelit-belit. - Sedikit membingungkan. 4 Tidak Berkomentar Rekapitulasi persentase respon siswa terhadap pembelajaran selama siklus I dapat dilihat pada tabel IV.3 berikut : Tabel IV. 3 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Advance Organizer Selama Siklus I Dilihat dari tabel di atas, bahwa rata-rata persentase respon positif siswa sebesar 55,625, pada pembelajaran siklus I lebih besar dibandingkan dengan rata-rata persentase respon yang negatif, netral No Kategori Persentase pada Pertemuan Ke- Rata-rata 1 2 3 4 1 Positif 45 50 60 67,5 55,625 2 Netral 17,5 15 15 12,5 15 3 Negatif 30 27,5 20 17,5 23,75 4 Tidak Berkomentar 7,5 7,5 5 2,5 5,625 maupun yang tidak berkomentar. Ini artinya bahwa sebagian besar siswa menyatakan respon yang positif terhadap model pembelajaran Advance Organizer. Pendapat-pendapat siswa tersebut baik yang positif, negatif, netral maupun yang tidak berkomentar akan dijadikan bahan refleksi untuk tindakan pembelajaran selanjutnya. Berikut ini adalah gambar proses pembelajaran matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer pada siklus I: Gambar 3 Siswa yang berani mengeluarkan pendapat Gambar 4 Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, sebagian besar siswa hanya diam dan menunduk Pada pertemuan kelima dilaksanakan tes siklus I. Hasil tes siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel IV.4 berikut. Tabel IV.4 Nilai Tes Akhir Siklus I Interval F f relatif f relatif kumulatif 35 – 45 3 7,5 100 46 – 56 3 7,5 92,5 57 – 67 9 22,5 85 68 – 78 15 37,5 62,5 79 – 89 4 10 25 90 – 100 6 15 15 Keterangan: Nilai tertinggi = 100 Jumlah siswa = 40 Nilai terendah = 35 Rata-rata = 69 Berdasarkan tabel IV.4 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 69,00. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini cukup baik, namun masih ada 15 siswa yang mendapat nilai di bawah 70. d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil lembaran observasi siswa, jurnal harian dan ulangan harian matematika siswa, serta wawancara sama guru matematika kelas pada siklus I. Adapun hasil refleksi siklus I dapat dilihat pada Tabel IV.5 sebagai berikut : Tabel IV. 5 Refleksi Rencana Perbaikan Kegiatan Tindakan Siklus I Refleksi Rencana Perbaikan 1. Pengaturan waktu kurang optimal pada saat proses pembelajaran materi awal dan materi utama dan mengerjakan LKS. 2. Soal dalam LKS dan tes siklus I sulit dipahami. 3. Pengelolaan kelas kurang maksimal, sehingga kelas menjadi ribut dan berisik. 4. Siswa masih malu dan belum perjaya diri dalam mengerjakan tugasnya di depan kelas. 5. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan masih sering mintak izin keluar kelas pada saat proses belajar berlangsung. 6. Beberapa siswa masih kurang lengkap dalam mencatat materi yang sudah dipelajari. 1. Peneliti harus lebih tegas dalam mengatur waktu dan mengerjakan LKS. Hal ini bertujuan agar siswa dapat bekerja sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. 2. Peneliti harus memperbaiki soal-soal dalam LKS dan tes siklus agar mudah dipahami siswa. Soal-soal yang dibuat harus jelas dan bervariasi, terdiri dari soal yang mudah sampai dengan soal yang sulit. 3. Peneliti harus lebih tegas lagi dalam mengelolah kelas dan membimbing siswa selama proses pembelajaran. Suasana kelas harus dibuat lebih santai lagi, agar siswa tidak tegang dan bosan dalam pembelajaran matematika. 4. Peneliti memberi motivasi agar siswa –siswi berani dan lebih perjaya diri untuk mengerjakan tugasnya didepan kelas. 5. Dalam bertanya, setiap siswa akan mendapat kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya. Selian itu siswa tidak akan dikasih izin keluar tanpa alasan yang jelas, karana siswa yang keluar dapat mengganggu proses belajar. 6. Peneliti harus memotivasi siswa dalam membuat catatan dari berbagai sumber. 7. Siswa tidak tepat waktu dalam menyelesaikan LKS sera PR. 8. Siswa tidak begitu antusias dalam belajar dan tidak sungguh-sungguh dalam proses belajar. 9. Siswa masih ada yang mencontoh dalam mengerjakan LKS. 7. Peneliti harus memotivasi siswa agar menyelesaikan LKS tepat waktu, yaitu dengan memberika nilai tamba bagi siswa yang menyelesaikan LKS tepat waktu, serta yang mengumpulkan PR tepat waktu. 8. Peneliti harus sering memotivasi siswa serta memberihkan arahan yang jelas pada saat proses belajar berlangsung. 9. Penelitih harus memberih arahan kepada siswa yang mencontoh Pada tabel diatas terlihat masih banyaknya kekurangan atau kendala pada siklus I ini. Sehingga dapat dinyatakan bahwa siklus I belum mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, peneliti akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 1 8

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 2 145

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Kemandirian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep (PTK Pembelajaran Matematika

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER Upaya Meningkatkan Kemandirian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep (PTK Pembel

0 0 14

Penggunaan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

1 5 58

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL ADVANCE ORGANIZER BERBASIS MATERI PRASYARAT TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA.

0 8 51

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Advance Organizer a. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

0 1 26